25
Kemanapun penderita ini pergi dia harus menggunakan kartu yang sama sehingga dapat melanjutkan pengobatan dan tidak sampai tercatat dua kali.
Prinsip DOTS adalah mendekatkan pelayanan pengobatan terhadap penderita agar secara langsung dapat mengawasi keteraturan menelan obat dan
melakukan pelacakan bila penderita tidak datang mengambil obat sesuai dengan yang ditetapkan, yaitu dua hari berturut-turut pada fase intensif atau seminggu
pada fase lanjutan Depkes RI, 2002; Aditama, 2002.
2.3. Penyuluhan TB Paru
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan dari
beberapa kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan Effendy, 1998. Tujuan penyuluhan kesehatan: pertama, tercapainya perubahan prilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat, dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Kedua, terbentuknya kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik
Universitas Sumatera Utara
26
fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat
istiadat, kepercayaan masyarakat, ketersediaan waktu di masyarakat, metode yang digunakan dalam penyuluhan seperti: ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi,
seminar dan sebagainya. Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus
melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan sebagai berikut: mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat,
menetapkan masalah kesehatan mayarakat, memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan, menyusun perencanaan
penyuluhan, menetapkan tujuan, penentuan sasaran, menyusun materi atau isi penyuluhan, memilih metode yang tepat, menentukan jenis alat peraga yang akan
digunakan, penentuan kriteria evaluasi, pelaksanaan penyuluhan, penilaian hasil penyuluhan dan tindak lanjut dari penyuluhan Effendy, 1998.
Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan adalah rangkaian kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan dimana individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan dapat hidup sehat dengan cara memelihara, melindungi dan meningkatkan
kesehatannya. Penyuluhan TB Paru perlu dilakukan karena masalah TB Paru banyak
berkaitan dengan masalah pengetahuan dan perilaku masyarakat. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
27
penyuluhan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penanggulangan TB Paru.
Penyuluhan TB Paru dapat dilaksanakan dengan menyampaikan pesan penting secara langsung ataupun menggunakan media. Penyuluhan langsung dapat
dilakukan dengan perorangan atau kelompok. Penyuluhan tidak langsung dengan menggunakan media seperti: bahan cetak seperti leaflet, poster atau spanduk,
sedangkan bentuk media massa dapat berupa koran, majalah, radio dan televisi Depkes RI, 2002.
Dalam program penanggulangan TB Paru, penyuluhan langsung perorangan sangat penting artinya untuk menentukan keberhasilan pengobatan
penderita. Penyuluhan langsung perorangan dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, para kader dan PMO. Pada kunjungan pertama ada beberapa informasi
penting tentang TB Paru yang dapat disampaikan pada penderita, antara lain: pengertian atau arti TB Paru, penyebab TB Paru, cara penularan TB Paru dan
resiko penularan TB Paru, riwayat pengobatan sebelumnya, cara pengobatan TB Paru, pentingnya pengawasan menelan obat. Sedangkan pada kunjungan
berikutnya informasi yang dapat disampaikan adalah cara menelan obat, jumlah obat dan frekuensi menelan obat, efek samping dari OAT, pentingnya jadwal
pemeriksaan ulang dahak, apa yang dapat terjadi bila pengobatan tidak teratur atau tidak lengkap. Penyuluhan ini selain ditujukan kepada penderita, tetapi juga
disampaikan kepada keluarganya. Tujuannya supaya penderita menjalani pengobatan secara teratur sampai sembuh dan bagi anggota keluarga yang sehat
dapat menjaga, melindungi dan meningkatkan kesehatannya, sehingga terhindar
Universitas Sumatera Utara
28
dari penularan TB Paru. Penyuluhan dengan menggunakan bahan cetak dan media massa dilakukan untuk dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, untuk
mengubah persepsi masyarakat tentang TB Paru sebagai suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan memalukan, menjadi suatu penyakit yang berbahaya tapi
dapat disembuhkan. Bila penyuluhan ini berhasil, akan meningkatkan penemuan penderita secara pasif Depkes RI, 2002.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Aek Kanopan Labuhanbatu Utara.
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat mengenai paru-paru manusia yang disebabkan oleh Micobacterium Tuberkulosis. TB Paru merupakan
penyakit kronis menahun yang telah lama dikenal oleh masyarakat luas dan ditakuti karena menular, salah satu penyebab utama kematian di Indonesia dan
negara-negara berkembang lainnya. Untuk menanggulangi kasus TB Paru tersebut maka dilaksanakan program penanggulangan TB Paru, diantaranya yaitu strategi
DOTS dan penyuluhan kesehatan tentang TB Paru Depkes RI, 2002. Strategi DOTS merupakan strategi pengobatan dalam penanggulangan
Tuberkulosis nasional yang telah direkomendasikan oleh WHO, mempunyai lima komponen yang diutamakan yaitu: komitmen politisi, penemuan penderita dengan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis, pengobatan dengan paduan OAT dengan pengawasan langsung oleh PMO, jaminan tersedianya OAT secara teratur,
menyeluruh dan tepat waktu dengan mutu terjamin serta sistem pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program
penanggulangan TB paru Depkes RI, 2002; Aditama, 2002.
29
Universitas Sumatera Utara