Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah

senam nifas tapi tidak tahu bagaimana gerakannya, klien mengatakan mau melakukan gerakan senam nifas namun merasa belum mampu karena masih merasa lemah dan sendi- sendinya terasa pegal, klien juga mengatakan masih takut bergerak atau melakukan tindakan lainnya karena takut jahitannya terbuka dan menyebabkan perdarahan, klien mengatakan masih merasakan nyeri pada perutnya, wajah klien tampak pucat, skala nyeri 5, nyeri seperti berdenyut-denyut di area luka bekas operasi, klien tampak melindungi area yang sakit, TTV TD:13070, RR:20xi, HR:80xi, T: 36,7 o c, TFU: 1 jari dibawah umbilicus, Lokhea: rubra. 5. Mengukur tanda-tanda vital klien 6. Menjelaskan tentang senam nifas yang akan mulai diajarkan besok jika klien bersedia dan kondisi klien memungkinkan - TTV: TD: 13080 mmhg, RR: 22xI, HR:80xI, T: 36,9 o c - TFU 1 jari dibawah umbilikus - Lokhea rubra, sesuai dengan hari nifas - Wajah klien meringis - Klien tampak melindungi area yang sakit - Klien pucat A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan - Ajarkan gerakan senam nifas hari pertama 11 Juli 2015 1. Menanyakan bagaimana keadaan klien S: - Klien mengatakan sudah merasa lebih baik hari ini 2. Menanyakan apakah ada tidak nyeri yang dirasakan klien 3. Mengkaji lokhea dan mengukur TFU klien 4. Mengukur tanda-tanda vital klien 5. Mengajarkan gerakan senam nifas hari pertama pada klien dan keluarga 6. Menanyakan klien apakah sudah memahami dan mampu melakukan secara mandiri gerakan senam hari pertama yang telah diajarkan 7. Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah melakukan gerakan senam nifas hari pertama 8. Menganjurkan keluarga membantu klien untuk melakukan senam nifas setiap pagi dan sore hari 9. Mengajarkan pada klien dan keluarga cara menghitung denyut nadi dan mengukur suhu tubuh 10. Memberitahukan pada klien dan keluarga bahwa tidak perlu memaksakan klien senam, jika tampak berat dan kelelahan, anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan

11. Menganjurkan klien untuk menghentikan melakukan

senam nifas untuk beberapa waktu jika terjadi kelelahan, pusing, kelemahan, nyeri, demam, sesak, atau perasaan tidak nyaman lainnya dan bersedia melaksanakan senam nifas - Klien mengatakan nyerinya hanya sedikit lagi - Klien mengatakan nyerinya semakin berkurang setelah melakukan gerakan senam nifas hari pertama - Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan rileks setelah melakukan senam nifas hari pertama - Klien mengatakan senang bisa melakukan senam nifas - Klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang senam nifas yang diajarkan - Klien dan keluarga mengatakan sudah tahu cara menghitung denyut nadi dan mengukur suhu tubuh O: - Ibu tampak mengerti dan mampu melakukan gerakan senam nifas hari pertama yang telah diajarkan, dengan benar - Lokhea rubra, sesuai dengan hari nifas - TFU 2 jari dibawah umbilikus - Klien tampak rileks - TTV: TD: 12080 mmhg,RR: 20xI, HR: 78xI,T: 36,5 o c - Ibu tampak senang dan rileks - Skala nyeri 2 - TFU 2 jari dibawah umbilikus A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan - Ajarkan gerakan senam nifas hari ke-2 12 Juli 2015 1. Menanyakan kabar klien dan perasaan klien 2. Menanyakan apakah ada tidak nyeri yang dirasakan S: - Klien mengatakan kondisinya baik hari ini - Klien mengatakan tidak merasa nyeri lagi klien 3. Mengkaji lokhea dan mengukur TFU klien 4. Mengukur tanda-tanda vital klien 5. Mengajarkan gerakan senam nifas hari ke-2 pada klien dan keluarga 6. Menanyakan klien apakah sudah memahami dan mampu melakukan secara mandiri gerakan senam hari ke-2 yang telah diajarkan 7. Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah melakukan gerakan senam nifas hari ini. 8. Menganjurkan klien untuk tetap melakukan senam nifas hari ke-2 pada pagi dan sore sebanyak 15 kali gerakan. 9. Memberikan reinforcement positif atas senam yang telah dilakukan klien - Klien mengatakan setelah melakukan gerakan nifas hari ke-2 pegal-pegal di tangan dan kakinya berkurang - Klien dan keluarga mengatakan paham tentang senam nifas yang diajarkan. O: - Klien terlihat kaku saat melakukan senam nifas yang diajarkan - Klien mampu melakukan gerakan senam nifas hari kedua dengan perlahan-lahan - Lokhea rubra, sesuai dengan hari nifas - Klien tampak rileks - TFU 2 jari dibawah umbilikus - Nyeri - - TTV: TD: 12070 mmhg, RR: 19xI, HR: 80xI, T: 36,6 o c A: Masalah teratasi sebagian P: Intervensi dilanjutkan - Ajarkan gerakan senam nifas hari ke-3 - Jelaskan gerakan-gerakan senam nifas hari-hari selanjutnya sebelum klien pulang ke rumah 13 Juli 2015 1. Menanyakan kabar klien dan menanyakan berapa kali klien melakukan senam nifas semalam 2. Menanyakan apakah ada tidak nyeri yang dirasakan klien 3. Mengkaji lokhea dan mengukur TFU klien 4. Mengukur tanda-tanda vital klien 5. Mengajarkan gerakan senam nifas hari ke-4 pada klien dan keluarga S: - Klien mengatakan hari ini dia senang karena sebentar lagi sudah pulang ke rumah dan merawat anaknya sendiri - Klien merasa sudah sehat dan kuat Klien dan keluarga mengatakan paham tentang senam nifas yang diajarkan, baik gerakan senam nifas hari ke-4 maupun gerakan- gerkan senam nifas hari-hari selanjutnya. - Klien mengatakan mampu melakukan gerakan senam nifas yang diajarkan secara mandiri - Klien mengatakan otot perutnya dan otot-otot 6. Menanyakan klien apakah sudah memahami dan mampu melakukan secara mandiri gerakan senam hari ke-4 yang telah diajarkan 7. Menanyakan apa yang dirasakan klien setelah melakukan gerakan senam nifas selama 4 hari ini. 8. Menjelaskan kepada klien dan keluarga gerakan senam nifas hari-hari selanjutnya untuk dilakukan dirumah 9. Menanyakan kepada klien dan keluarga apakah sudah memahami gerakan senam nifas hari-hari selanjutnya yang akan dilakukan dirumah 10. Mengingatkan kembali klien dan keluarga untuk tidak memaksa klien saat melakukan gerakan dan tetap memperhatikan kondisi serta kenyamanan klien 11. Menganjurkan keluarga membantu klien untuk melakukan senam nifas setiap pagi dan sore hari dirumah untuk mendapatkan manfaat yang maksimal disekitar kemaluannya terasa lebih kencang - Klien berterima kasih sudah diajarkan senam nifas O: - Klien tampak tersenyum senang - Klien tampak mengerti dan mampu melakukan gerakan senam nifas hari keempat yang telah diajarkan, dengan benar - Klien mampu menjawab pertanyaan perawat sehubungan dengan gerakan-gerakan senam nifas hari-hari selanjutnya dengan baik. - Lokhea rubra, sesuai dengan hari nifas - Klien tampak rileks dan tertarik melakukan senam nifas selanjutnya - TFU 3 jari dibawah umbilikus - TTV: TD: 11080 mmhg,RR: 20xI,HR: 75xI,T: 36,2 o c - Ibu tampak rileks - Tidak terjadi infeksi - Klien dapat melakuakn gerakan tanpa kesulitan terlebih karena klien memang sudah mampu mobilisasi ke kamar mandi tanpa bantuan A: Masalah teratasi P: Intervensi dihentikan.

3. Analisis Pembahasan

Pada sub bab ini penulis akan menganalisis hasil aplikasi senam nifas dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada tiga orang ibu nifas yakni NY. S, Ny. M, dan Ny. N. Pengaplikasian senam nifas ini dilaksanakan mulai tanggal 09 Juli sampai dengan 13 Juli 2015 di ruang tanjung II RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Sebelum dilakukan pengaplikasian senam nifas dilakukan pengkajian. Pengkajian keperawatan merupakan salah satu komponen dari proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan Mutaqqin, 2010. Penulis melakukan pengkajian secara head to toe mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah. Dari hasil pengkajian, diperoleh data bahwa ketiga klien kelolaan belum pernah melakukan senam nifas, Ny. M dan Ny. N memang karena ini adalah kelahiran anak pertamanya sedangkan Ny. S ini adalah kelahiran anak ketiganya namun juga belum pernah melakukan senam nifas. Pada kenyataannya banyak ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas karena ada tiga alasan. Pertama, karena tidak tahu bagaimana senam nifas Kedua, karena terlalu bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, karena alasan sakit Widianti, 2010. Dua dari tiga ibu nifas yang menjadi klien kelolaan penulis pada studi kasus ini mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas yakni Ny. S dan Ny. M, sedangkan Ny. N mengatakan klien pernah mendengar tentang senam nifas tetapi tidak tahu bagaimana gerakannya. Tidak ada komplikasi pasca persalinan yang dialami klien kelolaan, keadaan umum baik, TTV klien dalam batas normal, lochea dan TFU sesuai dengan hari nifas, dan klien mengatakan ingin melakukan senam nifas agar tubuhnya kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil secepat mungkin dan pulih secepat mungkin. Dari pengkajian maka dilakukan analisis masalah sehingga dapat dirumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya Potter Perry, 2005. Adapun diagnosis keperawatan yang diangkat pada studi kasus ini adalah defisit pengetahuan: senam nifas berhubungan dengan kurangnya sumber-sumber informasi tentang senam nifas. Menurut Wilkinson 2009 diagnosis defisit pengetahuan dapat diangkat sebagai diagnosis ketika klien kurang pengetahuan dalam hal tertentu, bukan karena fungsinya yang berubah sehingga tujuan dari diagnosis keperawatan defisit pengetahuan ini adalah klien akan mendapat pengetahuan mengenai hal yang akan diajarkan. Dalam hal ini adalah pengajaran tentang senam nifas. Senam nifas pada ibu nifas bertujuan untuk mengembalikan rahim pada posisi semula, memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur, meningkatkan gairah hidup, mencegah kesulitan buang air besar atau buang air kecil, memperlancar keluarnya ASI, memperlancar sirkulasi darah, mengembalikan kerampingan, dan mencegah varises Maryuni dan Sukaryati, 2011 dan juga memiliki manfaat yang sangat penting bagi ibu nifas yakni: membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar akibat kehamilan dan persalinan, mencegah pelemahan dan peregangan lebih lanjut, serta menambah kemampuan menghadapi stress sehingga mengurangi depresi masa nifas. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi ibu nifas untuk mengetahui tentang senam nifas. Dari diagnosis keperawatan akan disusun perencanaan keperawatan. Perencanaan adalah mengkomunikasikan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang klien diinginkan. Rasional untuk intervensi perlu logis dan dapat dikerjakan, dengan tujuan memberikan perawatan individual Doenges, 2001. Banyak intervensi yang dilakukan pada klien kelolaan dalam studi kasus ini. Yang pertama kaji keadaan umum klien dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum klien pasca bersalin. Jika kondisi klien tidak dalam kondisi yang baik, seperti kelelahan, demam, dan sesak maka tidak dapat dilakukan senam nifas. Duffett dan Smith 1995 mengatakan tidak perlu memaksakan klien senam, jika tampak berat dan kelelahan, anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan. Kedua kaji ada tidak komplikasi persalinan. Maryunani dan Sukaryati 2011 mengatakan bahwa ibu yang menderita anemia tidak diperbolehkan untuk melakukan senam nifas. Demikian juga ibu yang mempunyai kelainan seperti jantung dan paru-paru. Ketiga kaji ada tidak nyeri yang sedang dialami klien. Maryunani dan Sukaryati 2011 juga mengatakan anjurkan klien untuk menghentikan melakukan senam nifas untuk beberapa waktu jika terjadi kelelahan, pusing, kelemahan, nyeri, demam, sesak, atau perasaan tidak nyaman lainnya. Keempat kaji lochea dan TFU sesuai dengan hari nifas. Jenis lokhea klien sesuai dengan hari nifasnya. Dimana pada hari terakhir peengaplikasian senam nifas pada masing-masing klien kelolaan Ny. S NH5, jenis lokhea serosa. Ny. M NH4, lokhea rubra dan Ny. N NH3 lokhea rubra. Lokhea rubra merupakan cairan bercampur darah, sisa-sisa penebalan dinding rahim desidua, dan sisa-sisa penanaman plasenta selaput ketuban. Lokhea rubra berwarna kemerah-merahan dan keluar sampai hari ke-3 atau ke-4. Sedangkan lokhea serosa, lokhea ini mengandung cairan darah dengan jumlah darah yang lebih sedikit dan lebih banyak mengandung serum dan lekosit, serta robekan plasenta. Lokhea serosa berwarna kecoklatan atau kekuning-kuningan dan keluar dari hari ke-5 sampai ke- 9 Maryunani, 2009. Pengkajian TFU dilakukan pada dua klien yaitu Ny. M. dan Ny.N, sedangkan pada Ny. S tidak dilakukan pengukuran TFU karena jenis sayatan luka SC longitudinal linea mediana memanjang di garis tengah tubuh. TFU Ny.M dan Ny. N sesuai dengan hari nifasnya. Uterus berkontraksi dengan kuat setelah kelahiran bayi, ukurannya mengecil lebih dari setengahnya Stright, 2005. Segera setelah persalinan, TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari. Pada hari ke dua setelah persalinan TFU 1 cm dibawah pusat. Pada hari ke-3-4 TFU 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5-7 TFU setengah pusat simpisis. Pada hari ke-10 TFU tidak teraba Varney, 2004 Kelima ukur tanda-tanda vital klien. Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, dan suhu tubuh. Tanda vital mempunyai nilai sangat tinggi pada fungsi suhu tubuh. Adanya perubahan tanda vital misalnya suhu tubuh menunjukkan perubahan sistem kardivaskuler,