Disorganisasi Keluarga Adil UU No.1 Tahun 1974

pertama, bagaimana interaksi antara istri yang satu dengan keluarga istri yang lain, bagaimana interaksi orang tua ayah dan ibu dengan anak-anaknya.

4. Konflik Sosial

Yaitu terjadinya perselisihan dan pertengkaran di dalam sebuah keluarga karena adanya suatu masalah yang terjadi yang akan mempengaruhi interaksi sosial diantara anggota keluarga tersebut.

5. Konflik Ekonomi

Yaitu terjadinya perselisihan antara anggota-anggota keluarga yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ekonomi keluarga seperti kebutuhan pangan, sandang, papan, biaya pendidikan anak dan lain-lain.

6. Keluarga

Keluarga adalah lembaga terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak dan diikat oleh ikatan perkawinan yang syah oleh negara atau lembaga norma adat dan ada hubungan darah. Jadi keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga dalam hal pengertian keluarga inti sebagai kelompok sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

7. Disorganisasi Keluarga

Disorganisasi keluarga adalah pecahnya suatu unit keluarga atau terpecahnya suatu struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota gagal menjalankan peran dan kewajibannya masing-masing Goode, 1984:84. Universitas Sumatera Utara

8. Adil

Yaitu salah satu syarat poligami. Berlaku adil dalam penelitian ini meliputi semua aspek dari ekonomi, jatah giliran, kasih sayang, perlindungan dan yang terpenting para istri mempunyai hak yang sama.

9. UU No.1 Tahun 1974

Yaitu suatu Undang-Undang Perkawinan yang mengatur tentang masalah poligami. Ini dapat dilihat dari pasal 3 dari UU tersebut menyatakan bahwa pada prinsipnya asas perkawinan adalah monogami, yaitu seorang pria hanya mempunyai seorang istri dan seorang wanita hanya mempunyai seorang suami. Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristri lebih dari satu orang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Dan pasal 4 menyatakan bahwa pengadilan yang memutuskan boleh tidaknya seorang suami beristri lebih dari satu, apabila memenuhi syarat-syarat seperti istri tidak dapat memberikan keturunan, istri dalam keadaan sakit dan cacat tubuh. Pada pasal 5 juga dijelaskan bahwa poligami tidak dapat dilakukan oleh setiap orang dengan sekehendak hati tetapi harus ada persetujuan dari istri sebelumnya, yakni adanya jaminan bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup para istri dan anak mereka serta adanya jaminan bahwa suami akan dapat berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses Interaksi Sosial dalam Keluarga

Menurut Kimbal Young dan Reymond W.Mack dalam Soekanto 1990:60- 61, menyatakan bahwa interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Sedangkan menurut Gillin dan Gillin menyebutkan interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-orang perorangan dengan kelompok-kelompok manusia. Adapun ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis adalah : 1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih. 2. Adanya komunikasi antar para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol. 3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung. 4. Adanya suatu tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut Interaksi yang dilakukan oleh manusia mempunyai syarat-syarat agar interaksi terjadi dengan baik, yaitu kontak dan komunikasi. Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok agar mempunyai makna bagi pelakunya dan kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain. Penangkapan makna tersebut yang menjadi pangkal tolak untuk memberikan reaksi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Alvin dan Helen Gouldner dalam Taneko 1990:110, interaksi itu adalah suatu Universitas Sumatera Utara