Nirwana Dwi Surbakti : Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
5.2.3. Menentukan Severity Rate dan Probabilitas Head Event
Pencegahan kecelakaan dilakukan dengan cara mengurangi kemungkinan basic event yang ada pada masing – masing jenis operasi. Probabilitas basic event
dapat dikurangi dengan mengadakan suatu perbaikan sesuai dengan basic event yang muncul.
Data kecelakaan yang dikumpulkan dalam jangka waktu 29 bulan. Dengan
menggunakan jam kerja per bulan sebesar 210 jam kerja, maka jam kerja selama 29 bulan adalah 29 x 210 = 6.090 jam kerja. Jumlah karyawan pada bulan April
2008 sebanyak 167 karyawan. Dengan demikian jam kerja karyawan selama pengumpulan data adalah 6.090 x 167 = 1.017.030 jam kerja karyawan.
Untuk menentukan severity rate Brown, David ; 1987, dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Hari kerja hilang Frekuensi terjadinya kecelakaan
Severity rate =
Misalnya pada area Lantai Screw telah terjadi kecelakaan sebanyak 2 kali dengan jumlah hari kerja hilang sebanyak 3 hari. Maka severity rate = 3: 2 = 1,5
Misalkan x adalah jumlah trial yang dipakai, maka berdasarkan rumus skala unit waktu produksi dengan aturan : “ jika suatu unit produksi atau waktu
yang dipilih menyatakan satu trial, maka harus diskalakan sehingga kemungkinan head event antara 0 dan 0,1 “ Brown, David ; 1987. Sehingga dapat diperoleh :
20 X
atau 0,1
X :
2 ≥
≤
Nirwana Dwi Surbakti : Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah trial yang dipilih adalah 20 trial dalam jangka waktu 1.017.030 jam kerja karyawan, maka ukuran trial yang dipakai adalah 1.017.030 : 20 = 50.851,5 =
50,852 jam kerja karyawan. Berdasarkan jumlah trial yang dipakai, maka dapat ditentukan probabilitas
tiap head event dalam satu trial Brown, David ; 1987 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Frekuensi kecelakaan P =
Jumlah trial
Misalnya pada area Lantai Screw telah terjadi kecelakaan sebanyak 2 kali, maka probabilitasnya = 2 : 20 = 0,1.
Berdasarkan nilai severity rate dan probabilitas tiap head event, maka dapat ditentukan kekritisan awal jenis kecelakaan Brown, David ; 1987 dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : K =
x Probabilitas Severity
head event Misalnya pada area Lantai Screw memiliki nilai severity sebesar 1,5 dan
probabilitas sebesar 0,1. Maka kekritisan awal pada area Lantai Screw adalah 1,5 x 0,1 = 0,15.
Rekapitulasi perhitungan severity, probabilitas, dan kekritisan awal tiap head event dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6. Rekapitulasi Perhitungan Tiap Head Event
Area Frekuensi
Hari Kerja Hilang
Severity Rate
Probabilitas Kekritisan
Awal Lantai Screw
2 3
1,5 0,1
0,15 Daily Tank
2 6
3 0,1
0,3
Nirwana Dwi Surbakti : Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
Finish Good 2
3 1,5
0,1 0,15
Hasil kekritisan awal dikurangi kekritisan akhir setelah diperbaiki dinyatakan sebagai keefektifan. Dimana keefektifan merupakan besaran benefit
yang dihasilkan oleh suatu alternatif perbaikan tertentu.
5.2.4. Menentukan Probabilitas Basic Event Dalam menentukan probabilitas basic event banyak dipengaruhi oleh
subjektifitas karyawan, dimana pendapat ini tentunya berdasarkan pengalamannya dalam menangani langsung masalah keselamatan kerja dan kenal baik dengan
kondisi perusahaan. Pendekatan yang dilakukan dalam menentukan probabilitas basic event ini adalah pendekatan dari atas ke bawah. Nilai probabilitas dapat
dilihat pada Tabel 5.7, Tabel 5.8 dan Tabel 5.9.
Tabel 5.7. Probabilitas Basic Event pada Area Lantai Screw
Basic Event no Keterangan
Probabilitas 1
Tidak ada pagar 0,5
2 Tidak memperhatikan pressure gauge
0,5 3
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator 0,5
5 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
0,2 6
Peraturan kurang tegas 0,6
Tabel 5.8. Probabilitas Basic Event pada Area Daily Tank
Basic Event no Keterangan
Probabilitas 1
Kurang Komunikasi 0,5
2 Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator
0,2 3
Supervisor malas memperhatikan anggotanya 0,4
Nirwana Dwi Surbakti : Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
4 Peraturan kurang tegas
0,6
Tabel 5.9. Probabilitas Basic Event pada Area Finish Good
Basic Event no Keterangan
Probabilitas 1
Tidak ada pagar 0,5
2 Tidak memperhatikan rambu-rambu
0,5 3
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator 0,5
4 Supervisor malas memperhatikan anggotanya
0,2 5
Peraturan kurang tegas 0,6
5.2.5. Menghitung Ongkos Pencegahan Basic Event Ukuran trial yang dipakai adalah 50.852 jam kerja karyawan. Berdasarkan
ukuran trial tersebut, maka probabilitas basic event yang dapat dikurangi beserta ongkos pencegahannya adalah :
1. Membuat pembatas pagar pada area feedmill lantai screw Investasi yang dibutuhkan untuk membuat pagar selama 50,852 jam kerja
karyawan adalah :
K T
x H
Ht =
762 .
210 .
1 000
. 63
50.852 x
1.500.000 Ht
= =
2. Membuat pembatas pagar pada area finish goods Investasi yang dibutuhkan untuk membuat pagar selama 50,852 jam kerja
karyawan adalah :
Nirwana Dwi Surbakti : Penggunaan Metode Fault Tree Analysis Untuk Menentukan Penyebab Kecelakaan Kerja Dan Cost Benefit Ratio Sebagai Pemilihan Alternatif Optimal Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia, 2009. USU Repository © 2009
K T
x H
Ht =
746 .
071 .
8 000
. 63
50.852 x
10.000.000 Ht
= =
3. Tidak memperhatikan pressure gauge, tidak memperhatikan rambu- rambu,kurangnya pengetahuan dan kesadaran operator, Supervisor tidak
memperhatikan karyawannya serta kurangnya komunikasi. Biaya yang disediakan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan adalah Rp.
50.000.000 per tahun. Maka investasi yang dibutuhkan untuk pendidikan dan pelatihan karyawan selama satu trial 50,852 jam kerja karyawan atau sama
dengan 242 bulan adalah :
H x T Ht =
K 333
. 333
. 008
. 1
12 242
x 50.000.000
Ht =
=
5.2.6. Menentukan Alternatif Pencegahan Kecelakaan dan Ongkos yang Dibutuhkan