Pengendalian Internal Kerangka Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah suatu perencanaan organisasi dan semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan diperusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data aktiva, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang ditetapkan. Sawyer’s, 2009 Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian internal adalah untuk: a. Menjaga kekayaan organisasi. b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c. Mendorong efisiensi. d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Internal Akuntansi Preventive Controls dan Pengendalian Internal Administratif Feedback Controls . Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan 7 7 memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh: adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. Pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi Contoh: pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian internal atau internal kontrol didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan fraud dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud seperti mesin dan lahan maupun tidak berwujud seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian internal berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian internal merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu misal, memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan. 8 Pengendalian internal merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act FCPA tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian internal pada perusahaan- perusahaan publik Amerika Serikat. Elemen-elemen Pengendalian Internal Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission COSO memperkenalkan adanya lima komponen pengendalian intern yang meliputi Sawyer’s, 2009: a. Lingkungan pengendalian Control Environment b. Penaksiran risiko Manajemen Management Risk c. Aktivitas Pengendalian Control Activities d. Informasi dan Komunikasi Information and Communication e. Pemantauan Monitoring Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian internal dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian internal. Auditor internal juga sering melakukan penilaian 9 atas pengendalian internal sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan. Prosedur Pengendalian Prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai. Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari : a. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi. b. Pembagian tugas. c. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. d. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan. e. Pengecekan independen terhadap kinerja.

2. Keahlian Auditor

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pengaruh efektivitas penggunaan dan kepercayaan atas teknologi sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor internal : studi pada auditor di Jakarta

1 28 121

Pengaruh etika, Indenpendensi, pengalaman, dan keahlian auditor terhadap opini audit : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

3 14 155

Pengaruh peran dan tanggung jawab auditor internal terhadap peningkatan efektivitas sistem pengendalian internal

3 43 132

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Kontribusi pengendalian internal dan keahlian auditor terhadap pemeriksaan (fraud Auditing) : studi empiris pada auditor internal dan eksternal di jakarta dan bandung

1 10 90

Pengaruh peran dan kinerja auditor internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal : studi empiris perguruan tinggi badan layanan umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Banten

1 18 0

Penggunaan metode red flags untuk mendeteksi kecurangan dalam perusahaan : studi terhadap persepsi eksternal dan internal auditor di wilayah Jakarta dan sekitarnya

6 42 142

Pengaruh profesionalisme auditor internal dan objektivitas auditor internal terhadap lapoiran audit internal pada BUMN di Kota Bandung

0 2 1

Pengaruh independensi auditor internal dan komite audit terhadap pengendalian internal : (penelitian pada perbankan di Bandung yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 21 113