24 Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua
hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
3.3 Many to many
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika setiap kejadian pada sebuah entitas akan
mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lain. Baik dilihat dari sisi entitas yang
pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.
2.1.12 Kamus Data
Data Dictionary
Merupakan katalog suatu fakta tentang data dan kebutuh- an informasi dari suatu sistem informasi. Gambaran yang
menjelaskan secara tertulis mengenai data-data yang berada di dalam basis data.
Kamus data adalah daftar organisasi dari semua elemen data
yang ada
dalam sistem
secara lengkap.
Dengan mendefinisikan yang baku sehingga pengguna dan sistem analis
akan memiliki pengertian yang sama untuk masukan atau keluaran, komponen penyimpanan dan perhitungannya. Kamus data
dibutuhkan karena pada kebanyakan sitem yang nyata, data elemen yang ada cukup kompleks sehingga perlu diperjelas agar berbeda
dengan data elemen yang lainnya.
25
2.1.13 Normalisasi
Banyak definisi mengenai Normalisasi, salah satunya menyebutkan bahwa normalisasi merupakan suatu proses
pengelompokkan data ke dalam bentuk tabel atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud
tebentuk satu database yang mudah untuk dimodifikasi Ladjamudin, 2005. Langkah- langkah dalam pembuatan
normalisasi adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Tidak Normal Unnormalized Form
Bentuk ini merupakan kumpuulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, dapat
saja data tidak lengkap atau teduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput.
2. Bentuk Normal Kesatu First Normal Form1NF Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa
group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada suatu tabel dan
setiap atribut harus mempunyai nilai data atomic bersifat atomic value. Syarat normal kesatu adalah
1. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi record nilai field
berupa “atomic value”. 2. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
26 3. Telah ditentukannya primary key untuk tabel atau relasi
tersebut. 4. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
3. Bentuk Normal Kedua Second Normal Form 2NF Bentuk normal kedua didasari atas konsep full
functional dependency
ketergantungan fungsional
sepenuhnya yang dapat didefinisikan jika A dan B adalah atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional
dependency memliki ketergantungan sepenuhnya terhadap A, jika B tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara
tepat memliki ketergantungan fungsional dari subset himpunan bagian dari A. Syarat normal kedua adalah
1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. 2. Atribut bukan kunci, haruslah memiliki ketergantungan
fungsional sepenuhnya pada kunci utama primary key. 4. Bentuk Normal Ketiga
Walaupun relasi 2NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada 1NF, namun relasi tersebut masih mungkin
mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan update
27 terhadap relasi tersebut. Anomaly update ini disebabkan oleh
suatu ketergantunagn transitif. Syarat normal ketiga adalah 1. Bentuk data telah memenuhi criteria bentuk normal kedua.
2. Atribut bukan kunci non key, haruslah tidaklah memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya.
Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsionalitas terhadap primary key direlasi itu
saja.
2.1.14 Laporan Perkembangan Belajar Siswa