BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Formaldehid
2.1.1. Pengertian Formaldehid
Formaldehid adalah suatu senyawa kimia berbentuk gas dan baunya sangat menusuk. Formalin mengandung 37 persen formaldehid
dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet dan stabilisator
Mulono, H.J. 2005 . Formaldehid berbentuk
serbuk atau padatan disebut dengan paraformaldehid. Formalin dan paraformaldehid dapat melepaskan gas formaldehid Anonim, 2004.
Formaldehid dalam bentuk formalin biasanya digunakan untuk mengawetkan spesimen hayati. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh
hama desinfektan dan banyak digunakan dalam industri. Dir. Jen. POM, 2003 ; Norliana, S et al.
2009. Formaldehid sangat sesuai untuk
digunakan sebagai desinfektan hanya dalam situasi yang memang dapat mempertahankan tingkat keamanan terhadap bahan kimia. Hal ini
dikarnakan penggunaan formaldehid yang memang membutuhkan keamanan yang tinggi, sebab merupakan bahan yang berbahaya Fauziah,
2005 ; Norliana, S et al. 2009. Formaldehida awalnya disintesa oleh kimiawan Rusia Alexander
Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1868. Formaldehida ditemukan August Wilhelm von Hoffman pada tahun 1868
ketika ia mengalirkan uap methanol dan air di atas spiral platinum yang
panas. Namun, fungsinya sebagai disinfektan pembasmi kuman baru ditemukan pada tahun 1888. Anonim, 2006 ; Dir. Jen. POM, 2003
2.1.2. Sifat Fisikokimia Formaldehid
Rumus Molekul : CH
2
O Nama Kimia
: Formaldehyde Nama lain
: Formol , Morbicid , Methanal , Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene
aldehyde, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin,
Polyoxymethylene glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene,
Trioxane. Massa molar
: 30,03 gmol Titik Leleh
: - 92 C
Titik didih : - 21
C Kelarutan dalam air g100 ml: bercampur sempurna
Rumus stuktur :
Formaldehid gas pada suhu ambien mudah terbakar dan meledak jika dicampur dengan udara pada konsentrasi 7- 73 reaktif pada suhu
ambien, dapat berpolimerisasi pada suhu di bawah 80 C. Formalin adalah
larutan formaldehid 37. Ambang bau formaildehid 0,1—1 ppm Fauziah, 2005.
Formaldehid bergabung dengan protein dari jaringan sehingga membuatnya keras dan tidak larut dalam air. Keadaan ini mencegah
pembusukan dari spesimen Sihombing, 1996. Suhu tinggi mempercepat volatilisasi atau penguapan formaldehid
dan juga mempercepat pembentukan senyawa formaldehid. Sebenarnya formaldehid yang terdapat pada cumi kering juga terbentuk akibat proses
pemanasan dan pendidihan. Hal ini menunjukkan bahwa proses memasak dapat mempercepat produksi formaldehid. Dari hasil data penelitian
penentuan formaldehid pada cumi menggunakan metode HPLC menunjukan bahwa hasil dari metode HPLC dapat digunakan untuk
menentukan formaldehid dari cumi dan juga produk makanan lainnya dengan memberi hasil yang memuaskan Li, 2007.
2.1.3. Sifat Farmakologi