a. Batas deteksi Q
karena k = 3 atau 10 Simpangan baku Sb = Syx, maka
Q = 3. S
y
x
S
1
b. Batas kuantitasi Q
Q = 10. S
y
x
S
1
Harmita, 2006; Gandjar, 2009
2.7. Teknik Sampling
2.7.1. Pengertian Teknik
Sampling
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Sampel sendiri secara harfiah dapat diartikan sebagai ”contoh”.
Pengambilan sampel perlu dilakukan karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, lebih cepat dan lebih mudah, memberi informasi yang lebih
banyak dan dalam, dapat ditangani lebih teliti. Populasi penelitian terdiri dari populasi sampling dan populasi
sasaran. Populasi sampling adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan populasi sasaran adalah populasi yang benar-benar dijadikan
sumber data.Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif mewakili, yang
dapat menggambarkan populasinya.
2.7.2. Teknik pengambilan sampel dibagi atas 3 kelompok
1.Sampel Acak Random Sampling Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasinya mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan. Beda penaksiran
parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan. Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu sebagai berikut :
a. Sampel Random Sederhana Simple Random Sampling Proses
pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi
anggota sampel. Keuntungannya adalah prosedur mudah dan sederhana. Kerugiannya adalah membutuhkan daftar seluruh
anggota populasidan biaya transportasi besar. b. Sampel Random Sistematik Systematic Random Sampling
Proses pengambilan sampel, setiap urutan dari titik awal yang dipilih secara random. Keuntungannya adalah perencanaan dan
penggunaannya mudah, sampel tersebar di daerah populasi. Kerugiannya adalah membutuhkan daftar populasi.
c. Sampel Random Berstrata Stratified Random Sampling Populasi dibagi strata-strata sub populasi, kemudian pengambilan
sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara sampel random
sederhana, maupun secara sampel random sistematik. Keuntungannya adalah taksiran mengenai karakteristik populasi
lebih tepat. Kerugiannya adalah daftar populasi setiap strata diperlukan.
d. Sampel Random Berkelompok Cluster Random Sampling Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana
sampling unitnya terdiri dari satu kelompok cluster. Tiap item individu di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai
sampel. Keuntungannya adalah tidak memerlukan daftar populasi. Kerugiannya adalah prosedur sulit.
e. Sampel Bertingkat Multi Stage Sampling Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat
dua maupun lebih. Keuntungannya adalah biaya transportasi kurang. Kerugiannya adalah prosedur sulit dan prosedur
pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat. 2. Sampel Non Acak Non Probability Sample Selected Sample
Pemilihan sampel tidak secara random. Cara ini dipergunakan bila biaya sangat sedikit, hasil yang diminta segera dan tidak memerlukan
ketepatan yang tinggi.
Ada 3 cara yang dikenal : a. Sampel Pertimbangan Pusposive Sampling
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki
telah ada dalam anggota sampel yang diambil. b. Sampel Kebetulan Accidental Sampling
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasarkan
pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan
sementara saja. c. Sampel Kuota Quota Sampling
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.
3. Sampel Penyelidikan Investigatif Sampel Pemilihan sampel diambil secara acak dan dilihat dari nomor registrasi
yang berbeda untuk setiap sampel serta peminatan masyakarakat yang cukup tinggi terhadap produk tersebut.
Harmita, 2006 ; Isgiyanto, 2009.
BAB III KERANGKA KONSEP
ALUR PENELITIAN
Formaldehid merupakan zat pengawet yang
berbahaya dan penggunaannya dilarang
sebagai bahan pengawet makanan
Berdasarkan penelitian- penelitian sebelumnya, masih
banyak ditemukan formaldehid pada berbagai produk pangan
yang dijual dipasaran, termasuk produk tahu
Formalin merupakan bahan tambahan pangan BTP yang dilarang penggunaannya dalam
makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan Menkes Nomor 1168MenkesPERX1999.
Perlu dilakukan penelitian terhadap produk tahu yang beredar di sekitar
pasar Ciputat Formaldehid akan menimbulkan
efek yang sangat berbahaya pada kesehatan jika terakumulasi
dalam tubuh manusia dan terlihat setelah jangka waktu
yang lama dan berulang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling yaitu investigatif sampel
Penyiapan Alat dan Bahan
Pembuatan Larutan Uji dan Pereaksi
Uji Validasi
Penetapan Kadar dengan Sampel Uji
Uji Kuantitatif dengan Spektrosfotometer UV-Vis
Larutan Uji dari sampel tahu
Larutan baku kerja Formaldehid 100 – 300
ppm dari larutan induk
Pembuatan Tahu dengan kadar formaldehid 100 –
300 ppm Larutan Baku Induk
Formaldehid 6 mgml
Uji LOD dan LOQ Uji Presisi
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Uji Linearitas Uji Akurasi
Larutan Blanko