Komunitas Salihara, Jakarta, Indonesia

[ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 46  Teater Halaman Studio Pertunjukan Seni Dipersiapkan untuk pertunjukan seni eksperimen bagi seniman muda teater dan puisi, mempunyai kapasitas penonton yang fleksibel.  Plaza dan Halaman TIM mempunyai areal parkir yang cukup luas yang merupakan lahan serba guna dan dapat dipergunakan untuk berbagai pertunjukkan kesenian open air.

2.6.2 Komunitas Salihara, Jakarta, Indonesia

Nama : Komunitas Salihara Lokasi : Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan Arsitek : Adi Purnomo, Marco Kusumawijaya, Andra Matin Luas Tapak : 3.800 m 2 Komunitas Salihara adalah sebuah kantong budaya yang berkiprah sejak 08 Agustus 2008, dan pusat kesenian multidisiplin swasta pertama di Indonesia. Kompleks Komunitas Salihara terdiri atas tiga unit bangunan utama: Teater Salihara, Galeri Salihara, dan ruang perkantoran. Saat ini, Teater blackbox Salihara adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. Pada saat ini kompleks Komunitas Salihara sedang diperluas dengan tambahan fasilitas untuk studio latihan, wisma seni dan amfiteater. Komunitas Salihara dibentuk oleh sejumlah sastrawan, seniman, jurnalis, dan peminat seni. Sejak berdiri, Komunitas Salihara telah menampilkan berbagai macam acara seni dan pemikiran; sebagian datang dari mancanegara, dan berkelas dunia pula. Fasilitas Komunitas Salihara antara lain sebagai berikut : Gambar 2.18 Teater Halaman Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.19 Salihara Sumber : www.wikipedia.com Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 47  Teater Salihara Teater Salihara dapat menampung hingga 252 penonton. Inilah gedung teater black box pertama di Indonesia. Berdinding kedap suara, teater ini dilengkapi ruang rias berikut segala peralatan tata panggung, tata suara, dan tata cahaya modern. Bagian atap Teater Salihara juga dirancang sebagai teater terbuka, bernama Teater Atap Salihara.  Galeri Salihara Berbeda dengan bangunan galeri pada umumnya, Galeri Salihara berbentuk silinder dengan lingkar sedikit oval. Interior dengan dinding melingkar tanpa sudut memberi ruang pandang lebih luas. Sebuah ruang serbaguna dan kedai dengan pemandangan terbuka terletak di bawah bangunan ini.  Serambi Salihara Ruangan ini, yang terletak tepat di bawah Galeri Salihara, dapat digunakan untuk acara diskusi, kuliah umum, atau pemutaran film, dengan daya tampung sekitar 70 orang. Serambi Salihara juga berfungsi sebagai ruang tunggu yang menyediakan bahan bacaanbuku, majalah, dan katalog pameran.  Teater Atap Inilah ruang terbuka yang merupakan atap bangunan Teater Salihara. Atap ini juga berfungsi sebagai penyerap air hujan dengan lantai tanah berumput yang membuat ruangan Teater Salihara di bawahnya tetap sejuk. Sebagai ruang teater tebuka, Teater Gambar 2.20 Teater Salihara Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.21 Galeri Salihara Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.22 Serambi Salihara Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.23 Teater Atap Sumber : www.wikipedia.com Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 48 Atap telah dicoba untuk pergelaran wayang kulit, konser musik, pembacaan sastra, pemutaran film, dan pembukaan pameran seni rupa. Teater Atap juga dilengkapi dengan fasilitas bar mini yang menyediakan makanan dan minuman bagi penonton yang sedang menikmati pertunjukan di sana.  Kedai Kopitiam Oey-Salihara Sambil menunggu pertunjukan dimulai atau untuk menikmati suasana Komunitas Salihara, anda bisa mencoba menu spesial dari Kedai Kopi Tiam Oey yang terkenal.  Arsip Salihara Arsip Salihara berperan sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan seluruh data teks, foto, audio, video dan komunikasi visual program-program yang pernah diadakan di Komunitas Salihara. Di samping itu, ia juga mengoleksi pelbagai buku dari bidang sastra, seni, dan filsafat.  Gerai Salihara Gerai mungil ini mulai dikelola sejak April 2011 menggabungkan berbagai cindera mata merchandise karya seniman yang pernah berpameran di Galeri, tampil di teater atau bekerja sama dengan Salihara; mendekatkan anda dengan para seniman atau kelompok seni yang karya-karyanya anda minati. Gambar 2.24 Kedai Kopitiam Oey-Salihara Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.25 Arsip Salihara Sumber : www.wikipedia.com Gambar 2.26 Gerai Salihara Sumber : www.wikipedia.com Universitas Sumatera Utara [ REDEVELOPMENT TAMAN BUDAYA SUMATERA UTARA ] Tugas Akhir TKA-490 49

BAB III ELABORASI TEMA

3.1 Pengertian Tema

Regionalisme dalam arsitektur merupakan suatu gerakan dalam arsitektur yang menganjurkan penampilan bangunan yang merupakan hasil senyawa dari internasionalisme dengan pola kultural dan teknologi modern dengan akar, tata nilai dan nuansa tradisi yang masih di anut oleh masyarakat setempat. Saat kita mencari arti kata Regionalisme kita akan membuat asumsi dengan menyebut Region dan Isme, Region adalah Daerah dan Isme adalah paham. memang tidak salah, namun kurang tepat. Regionalisme bukan suatu wujud dari sikap kedaerahan namun muncul sebagai akibat dari koreksi terhadap maraknya penyeragaman wujud bangunan di seluruh dunia sehingga kita tidak lagi mengenal lagi mana budaya kita, dan mana budaya tetangga kita. artinya kita tidak mengenal lagi mana budaya asli daerah negara kita dengan daerah negara lain. Akibatnya banyak sekali salah kaprah dalam menentukan memutuskan segala sesuatu dalam membangun. seperti desain bangunan, bahan bangunan, pola – pola ruang, dsb. Mereka tinggal dalam kotak-kotak dari beton dengan atas nama modern, efisiensi,dll, dan akhirnya kembali mencoba mendefinisikan kembali arti makna ide ruang, bentuk, dsb yang kemudian mencoba melahirkan satu misi baru dalam berarsitektur, yakni yang disebut dengan arsitektur Regionalis regionalisme dalam arsitektur. 1 Adapun ciri – ciri daripada arsitektur regionalis adalah sebagai berikut :  Menggunakan bahan bangunan lokal dengan teknologi modern,  Tanggap dalam mengatasi pada kondisi iklim setempat,  Mengacu pada tradisi, warisan sejarah serta makna ruang dan tempat,  Mencari makna dan substansi kultural, bukan gaya style sebagai produk akhir. Kemunculannya juga bukan merupakan ledakan daripada sikap emosional sebagai respon dari ketidak berhasilan dari arsitektur modern dalam memenuhi keinginan masing-masing individu di dunia, akan tetapi lebih pada proses 1 http:prestylarasati.wordpress.com20090202regionalisme-dalam-arsitektur Universitas Sumatera Utara