Perhitungan Kadar Mineral dalam Sampel Penolakan Hasil Pengamatan Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel

23

3.5.6.5 Perhitungan Kadar Mineral dalam Sampel

Kadar kalium, kalsium, magnesium dan natrium dalam sampel dapat dihitung dengan cara berikut: Kadar logamµgg = Konsentrasiµgml x Volume ml x Faktor Pengenceran Berat Sampel g 3.5.7 Analisa Data Secara Statistik

3.5.7.1 Penolakan Hasil Pengamatan

Kadar kalium, kalsium, natrium, dan magnesium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis secara statistik. Menurut Sudjana 2005, standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: SD = 1 - n X - Xi 2 ∑ Keterangan: Xi = Kadar sampel X = Kadar rata-rata sampel n = Jumlah perlakuan Untuk mencari t hitung digunakan rumus: t hitung = n SD X Xi − dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99, dengan nilai α = 0.01, dk= n-1, dapat digunakan rumus: µ = X ± t α 2, dk x SD √n Keterangan: SD = standar deviasi µ = interval kepercayaan X = kadar rata-rata sampel t = harga t tabel sesuai dengan dk= n – 1 n = jumlah pengulangan � = tingkat kepercayaan dk = derajat kebebasan dk= n-1 Universitas Sumatera Utara 24

3.5.7.2 Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel

Menurut Sudjana 2005, sampel yang dibandingkan adalah independen dan jumlah pengamatan masing-masing lebih kecil dari 30 dan variansi � tidak diketahui sehingga dilakukan uji F untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama � 1 = � 2 atau berbeda � 1 ≠� 2 dengan menggunakan rumus: F o = 2 2 2 1 S S Keterangan: F o = Beda nilai yang dihitung S 1 = Standar deviasi sampel 1 S 2 = Standar deviasi sampel 2 Tabel distribusi F dapat dilihat pada Lampiran 29 halaman 85 Apabila dari hasilnya diperoleh F o tidak melewati nilai kritis F, maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus: t o = 2 1 2 1 1 1 X - X n n Sp + Keterangan: 1 X = kadar rata-rata sampel 1 2 X = kadar rata-rata sampel 2 Sp = simpangan baku n 1 = jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t dan sebaliknya jika F o melewati nilai kritis F, maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus : t o = 2 2 2 1 2 1 2 1 X - X n S n S + Universitas Sumatera Utara 25 Keterangan: 1 X = kadar rata-rata sampel 1 1 X = kadar rata-rata sampel 2 S 1 = Standar deviasi sampel 1 S 2 = Standar deviasi sampel 2 n 1 = jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya. 3.5.8 Uji Perolehan Kembali Recovery Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar Standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan baku dengan konsentrasi tertentu. Larutan baku yang ditambahkan yaitu, 3,5 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, 1 ml larutan baku kalsium konsentrasi 100µgml, 1 ml larutan baku natrium konsentrasi 100 µgml dan1 ml larutan baku magnesium konsentrasi 1000 µgml. Sampel yang telah dipotong kecil-kecil ditimbang secara seksama sebanyak 20 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 3,5 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml, 1 ml larutan baku kalsium konsentrasi 100 µgml, 1 ml larutan baku natrium konsentrasi 100 µgml dan 1 ml larutan baku magnesium konsentrasi 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 26 Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus berikut: Perolehan Kembali = C F - C A C A x 100 Keterangan: C A = kadar logam dalam sampel sebelum penambahan baku C F = kadar logam dalam sampel setelah penambahan baku C A = kadar larutan baku yang ditambahkan

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium Dan Natrium Pada Daun Kucai (Allium Schoenoprasum, L.) Segar Dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

9 90 107

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium Dan Magnesium Pada Buah Sawo (Manilkarazapota L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

13 100 111

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium pada Selada Air (Nasturtium officinale R.Br.) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

9 69 118

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium, dan Magnesium Pada Buah Pare Putih (Momordica charantia L.) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 14

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium, dan Magnesium Pada Buah Pare Putih (Momordica charantia L.) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 62

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium, dan Magnesium Pada Buah Pare Putih (Momordica charantia L.) Segar dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

1 6 12

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium Dan Natrium Pada Daun Kucai (Allium Schoenoprasum, L.) Segar Dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 50

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium Dan Natrium Pada Daun Kucai (Allium Schoenoprasum, L.) Segar Dan Direbus Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium Dan Magnesium Pada Buah Sawo (Manilkarazapota L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 1 54

Penetapan Kadar Kalium, Kalsium, Natrium Dan Magnesium Pada Buah Sawo (Manilkarazapota L.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 13