Efisiensi Volumetris Heat Loss pada Saluran buang Bahan Bakar Diesel

dioksida, neon, helium, metana, dan gas-gas lainnya. Pada pembakaran, oksigen merupakan komponen reaktif dari udara. Bahan bakar yang digunakan di dalam motor bakar merupakan campuran dari berbagai komponen hidrokarbon yang didapat melalui proses penyulingan minyak maupun minyak kasar. Bahan bakar ini didominasi oleh karbon dan hidrogen sekitar 86 karbon, dan 14 hidrogen walaupun demikian bahan bakar diesel bisa mengandung kadar sulfur hingga 1. Pada pengujian mesin, aliran massa udara dan aliran massa bahan bakar biasanya diukur. AFR merupakan rasio aliran massa udara dengan aliran massa bahan bakar yang terjadi di dalam ruang bakar. � = = ṁ ṁ ……….................................................................……………2.6 Dimana : ṁ = Laju aliran massa udara kgjam ṁ = Laju aliran masa bahan bakar kgjam Rentang AFR yang normal untuk mesin berpenyalaan kompresi mesin diesel dengan bahan bakar diesel adalah 18 ≤ AFR ≥ 70Pulkrabek, 1997 [5]

e. Efisiensi Thermal

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah enegi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis mechanical losses. Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimium yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga sebagai efisiensi termal brake thermal efficiency, η b . Jika daya keluaran P B dalam satuan KW, laju aliran bahan bakar m f dalam satuan kgjam, maka: η b = . 3600 .......................................................................................... 2.7

f. Efisiensi Volumetris

Efisiensi thermal efektif merupakan daya poros dibagi oleh hasil kali jumlah bahan bakar terpakai per satuan waktu dan nilai kalor bawah bahan bakar tersebut Arismunandar dan Koichi, 1979. Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah energi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis mechanical losses. Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimum yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga sebagai efisiensi termal brake. Jika daya keluaran PB dalam satuan kW, laju aliran bahan bakar mf dalam satuan kgjam, maka: ηb = 3600 x ηm.................................................................................................... 2.8

g. Heat Loss pada Saluran buang

Heat loss in exhaust atau dapat dikatakan sebagai besar kehilangan energi yang terjadi akibat adanya aliran gas panas buang dari exhaust manifold ke lingkungan. Gas buang ini berupa aliran gas panas. Besarnya Heat Loss dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.9 di bawah ini. Heat Loss = ma x mfx Te – Ta ………………………………………...2.9 dimana: Te = suhu gas keluar exhaust manifold Ta = Suhu lingkungan 27 o C Untuk mengetahui persentase heat loss, maka dilakukan perbandingan antara besarnya heat loss dengan energi yang dihasilkan dalam pembakaran bahan bakar.

2.2 Bahan Bakar Diesel

Bahan bakar diesel yang sering disebut solar light oil merupakan suatu campuran hidrokarbon yang diperoleh dari penyulingan minyak mentah pada temperatur 200 o C –340 o C.Minyak so lar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel Pertamina: 2005. Minyak solar ini digunkan untuk bahan bakar mesin “Compression Ignition ” udara yang dikompresi menimbulkan tekanan dan panas yang tinggi sehingga membakar solar yang disemprotkan oleh injektor . Indonesia menetapkan solar dalam peraturan Ditjen Migas No. 3675K24DJM2006. Minyak solar yang sering digunakan adalah hidrokarbon rantai lurus hetadecene C16H34 dan alpha-methilnapthalene Darmanto, 2006.

2.3 Karakteristik Bahan Bakar Solar