2.5.3 Sifat Kemagnetan Bahan
Sifat magnetik bahan dipengaruhi oleh elektron dalam atom. Momen magnetik dihasilkan karena lintasan mengelilingi inti memberikan sifat diamagnetik. Momen
magnetik karena putaran elektron pada sumbunya menyebabkan sifat paramagnetik dan feromagnetik. Seperti diketahui, semua elektron dalam atom bergerak mengelilingi inti
atom, dan karena tiap elektron berputar terus-menerus pada sumbunya, maka semua atom dapat diduga juga akan memperlihatkan sifat kemagnetan.
Sifat kemagnetan bahan bermacam-macam, ada yang lemah, sedang dan bahkan ada pula yang kuat. Sifat kemagnetan secara langsung dipengaruhi juga oleh arah spin
elektron yang dimiliki oleh atom-atom penyusun material tersebut. Sifat-sifat kemagnetan yang secara umum dikenal adalah :
1.
Diamagnetik. Bahan diamagnetik keseluruhan spin elektronnya saling berpasangan
sehingga keadaan akhir spinnya seimbang. Komponen diamagnetik akan mengalami penolakan secara lemah oleh magnet. Contohnya:
Bismuth, timbal, antimon, air raksa, emas, air, phosphor, dan tembaga.
2.
Paramagnetik. Bahan paramagnetik memiliki beberapa elektron yang spin-spinnya
tidak berpasangan. Komponen paramagnetik akan ditarik oleh magnet, namun tidak akan terlalu kuat.
Contoh: platina, magnesium, dan alumunium 3.
Ferromagnetik . Pada substansi dasar ferromagnet terdapat spin-spin elektron yang
tidak berpasangan dan tertahan dalam posisi sejajar oleh proses yang disebut kopling ferromagnetik ferromagnetic coupiing. Komponen Ferromagnetik seperti baja
secara kuat tertarik menuju magnet.
Contoh : nikel, baja, besi, dan kobalt.
2.5.4
Magnetic Flux Density
Magnetic Flux Density magnetic field strengh adalah jumlah fluks magnet yg keluar dari kutub magnet tiap satuan luas. Dapat dinyatakan dalam satuan Tesla atau
Gauss 1 T = 10 G. Kuat medan magnet ini menunjukkan energi magnet yang dapat diberikan oleh suatu sumber magnet. Dalam penggunaannya sebagai penghemat bahan
bakar, besar kuat medan magnet yang optimal sangatlah bervariasi, terutama sekali tergantung dari jenis bahan bakar yang digunakan, laju aliran bahan bakar, dan volume
silinder cc mesin yang menggunakannya. Magnetizer Inc. secara umum menyebutkan nilai gauss rata-rata antara 1000 - 3500 untuk kendaraan yang berbahan bakar bensin.
Ronald J. US Patent no. 5,829,420 menyarankan nilai 1500 - 1750 Gauss untuk bahan
bakar hidrokarbon umum. Sedangkan Peter Kulish merekomendasikan kekuatan gauss 4500 - 12000 untuk mengubah bentuk isomer dari parahidrogen menjadi orto.
2.6 Efek Magnetisasi Pada Bahan Bakar Solar