77
yang berkaitan tinggi rendahnya usia kawin pertama adalah rendahnya akses kepada pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan, keseluruhan informan menyatakan bahwa pendidikan itu penting untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan layak,
namun dikarenakan keterbatasan ekonomi menyebabkan informan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Tidak melanjutkan pendidikan
juga menjadi salah satu faktor penyebab remaja untuk menikah di usia dini. Pendapat yang sama terdapat pada penelitian Darmawan 2010 yang
menyatakan bahwa masyarakat yang tergolong menengah kebawah biasanya tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terkadang hanya
sampai bisa melanjutkan pendidikan menengah saja atau bahkan tidak menempuh pendidikan sama sekali, sehingga menikah seakan-akan menjadi solusi yang
mereka hadapi terutama bagi kaum hawa.
5.3 Pengetahuan Informan tentang Pernikahan Dini
Dari hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa sebagian besar informan memiliki pengetahuan yang belum bisa dikatakan baik mengenai
pernikahan dini serta dampak negative yang dapat timbulkan. Pengetahuan informan mengenai batas usia yang tepat untuk menikah dalam segi kesehatan
masih minim. Seperti yang disampaikan informan beikut :
“Apa yaa, nikah dini yang ku tau pernikahan yang dilakukan remaja yang seharusnya masih cocok untuk sekolah.
Bisa payah pas hamil kayaknya kak. Apalagi melahirkan nanti.”
Universitas Sumatera Utara
78
Ke 5 informan yang lain juga mengutarakan hal yang sama bahwa pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh remaja yang belum
dewasa :
“Kurang tau sih kak, paling nikah yang dilakukan sama anak-anak yang belum dewasa lah.
Kalo dampaknya sih yang ku rasain sering berantem gitu, namanya juga masih kecil yaa kan.”
Menurut Notoadmodjo, 2007 Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang .
Dari hasil jawaban informan pada pernyataan tersebut sejalan dengan banyaknya remaja yang melakukan pernikahan dini di Kecamatan Siantar
Martoba Kota Pematangsiantar. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan informan yang menikah dini terhadap pernikahan dini.
Hal ini sesuai dengan penelitian Darnita 2013 di Lhok Kaju Kecamatan Indrajaya Kabupaten Pidie bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan
pernikahan dini serta sejalan dengan teori Notoadmodjo 2010 yang menyatakan bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari gejala kejiwaan
seperti pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
79
5.4 Tingkat Ekonomi terhadap Pernikahan Dini
Dari hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa 4 informan mempunyai masalah ekonomi dalam keluarga mereka sebelum menikah dini.
Seperti yang diungkapkan informan berikut :
“Masalah ekonomi ? Bisa dibilang iya kak, setauku pun orangtuaku ada juga ngutang-ngutang gitu, mana lagi adek-adekku pada masih SD gitu,
jadi memang harus banyak duit lah. Iya kak, apalagi anak paling besar, jadi kerja lah sambil bantu-bantu
dikit. Iya kak, karna lepas satu tanggungan gitu jadi tinggal adek ajalah yang
di biayai. Kalau dibilang lebih baik lumayan lah kak. Nggak sampai ngutang juga
sana sini.”
Kemudian 4 informan menyatakan alasan menikah dini sebagai cara
informan mengurangi kebutuhan ekonomi keluarga. Seperti yang dikemukakan oleh Syafruddin dan Mariam 2010 bahwa pernikahan anak sering terjadi
dikalangan ekonomi lemah. Menurut Alfiah 2010 dalam Jannah 2011 pernikahan dini terjadi karena keadaan keluarga yang hidup dibawah garis
kemiskinan sehingga remaja menikah untuk anak perempuannya dengan orang- orang yang dianggap mampu untuk meringankan beban orang tua. Seperti yang
diutarakan informan berikut ini :
”Iya, nggak lumayan kerjaan orangtuaku soalnya. Iyalah, nggak orangtua lagi yang ngasih makan kan, ada suami.
Universitas Sumatera Utara
80
Kayaknya iya lah, soalnya lepas beban satu orang hahaha. Lebih baik kali nggak lah. Pas-pasan juga. Kerja suami pun nggaknya
bagus- bagus kali. Apalagi udah ada anak kan makin butuh duit.”
Dari hasil wawancara dengan informan mengenai apakah menikah dini dapat memperbaiki ekonomi, 3 informan menyatakan bahwa setelah menikah dini
kehidupan informan semakin memburuk. Hal ini dikarenakan pekerjaan informan yang tidak memadai dan juga pendidikan informan yang kurang.
“Nggak lah kak, kerjaan aja nggak ada, makanpun ditanggung.”
Menurut teori Noor, NN, 2008. Sosial ekonomi adalah pendapatan atau penghasilan keluarga perhari atau perbulan. Kebutuhan yang dibutuhkan sehari-
hari mencari uang untuk menghidupkan keluarga pada umumnya untuk memberi pelayanan kesehatan pada keluarga yang baik, didaerah perdesaan status ekonomi
termiskin. Kehidupan seseorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi
keluarga, sebuah keluarga yang berada digaris kemiskinan akan sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan dalam keluarga karena terdesak oleh kebutuhan ekonomi,
dengan kemampuan ekonomi yang lemah, apalagi di zaman sekarang kebutuhan terus meningkat, beban yang ditanggung pun terasa semakin berat .
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Williams 1990 pada masyarakat Jawa menggambarkan bahwa pendidikan orang tua yang lebih baik akan memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga ekonomi keluarga akan menjadi lebih baik. Keadaan orang tua tersebut akan berdampak
pada penundaan usia pernikahan anaknya. Latar belakang kehidupan keluarga
Universitas Sumatera Utara
81
sangat mempengaruhi pernikahan seseorang. Keluarga relatif miskin dengan pendapatan yang cukup minim dan pendidikan yang relatif rendah sangat
berpengaruh pada terjadinya pernikahan dini Nargis, 2006. Malhotra 1997 mengatakan bahwa orang tua di daerah Jawa terutama di
pedesaan memiliki status ekonomi yang rendah. Penduduknya mayoritas bekerja pada sektor pertanian dan berpendidikan rendah. Situasi seperti ini sangat
menentukan terjadinya pernikahan dini. Dijelaskan pula oleh Choe et al. 2001 bahwa pendidikan orang tua sangat mempengaruhi kondisi ekonomi keluarganya.
Orang tua yang memiliki pendidikan rendah akan memiliki status ekonomi yang rendah pula. Pada umumnya orang tua yang demikian akan menikahkan anaknya
pada usia dini. Hal ini sesuai dengan penelitian Darnita 2013 di Lhok Kaju Kabupaten
Pidie bahwa penyebab terjadinya pernikahan dini karena desakan ekonomi. Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa tingkat ekonomi orang tua
informan sebelum menikah tergolong lemah, sehingga orang tua menikahkan anaknya dengan segera untuk mengurangi beban hidup.
5.5 Sosial Budaya terhadap Pernikahan Dini