Prestasi Belajar Manfaat Aktifitas dalam Proses Belajar Mengajar

commit to user 38 guru dalam proses belajar mengajar. Yamamato membedakan keaktifan yang direncanakan secara sengaja intensional, keaktifan yang dilakukan sewaktu-waktu insedental dan sama sekali tidak ada keaktifan dari kedua belah pihak. Tabel 2.1. Diagram Intensi guru murid dalam kegiatan belajar mengajar Keaktifan belajar Keaktifan mengajar Ada Tidak ada Intensional Insidental A D A Intensional A. Belajar mengajar optimal B. Belajar mengajar kurang berhasil C.Belajar mengajar gagal Insidental D. Keberhasilan adalah siswa sadar B. Belajar mengajar acuh tak acuh F. Belajar tidak berhasil Tidak ada G. Murid belajar sendiri H. Reaksi tanpa niat belajar J. Kegiatan non instruksional

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar Belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan perilaku seseorang. Perubahan tersebut mencakup perubahan tingkah laku, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Menurut Slameto 2003: 2 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan limgkungannya. Sedangkan menurut Sardiman 2000 : 20 belajar dapat dilihat secara makro dan mikro. Secara makro belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko fisik menuju perkembangan pribadi commit to user 39 seutuhnya. Sedangkan secara mikro belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Mukminan 2004 : 10 mengatakan bahwa proses belajar mengajar adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu sebagai proses dan sebagai respons terhadap situasi. Proses belajar mengajar bukan hanya terbatas pada event-event yang dilakukan guru saja, tetapi mencakup semua event yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Proses belajar mengajar mencakup kejadian-kejadian yang diturunkan oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radion, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Dengan demikian, fungsi proses belajar mengajar bukan hanya fungsi guru pengajar, melainkan fungsi sumber-sumber belajar lain yang digunakan oleh pembelajar untuk belajar sendiri. Mulyasa 2004 : 100 mengemukakan bahwa proses proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik, dan sosialnya. Tugas guru yang paling commit to user 40 utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan tingkah laku dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Berkaitan dengan belajar, Thomas Clyton 1994 : 105, mengatakan bahwa ada lima prinsip proses belajar mengajar yang berguna, yaitu : 1 Learning is a process that involves behavior, sequences of events and outcomes. 2 Learning results from experiencing. The learner must in some way act upon or react to a situation that impinges upon him. 3 Learning depends upon what the learner does. This involves how he perceives, how he thinks, how he feels and how he acts. 4 The result of the learning process in some changes in the learner, demonstrable by a change in his behavior, potential or actual. 5 The change in the learner tends to be fixed in the consequences of his behavior in terms of his own motivational systems Bean ; 2006 : 142 Pendapat tersebut kurang lebih bernakna sebagai berikut : 1 Belajar adalah suatu proses yang melibatkan tingkah laku, rangkaian peristiwa dan juga hasil. 2 Belajar adalah hasil dari pengalaman. Pelajar dalam beberapa hal harus bertindak atau bereaksi terhadap situasi yang mengenainya. 3 Belajar sangat tergantung apa yang dilakukan pelajar, hal tersebut melibatkan bagaimana memahami, berpikir, merasakan, dan bagaimana bertindak. 4 Hasil akhir dari proses belajar adalah terjadinya beberapa perubahan dalam diri pelajar yang dapat ditunjukkan dengan perubahan perilaku, potensi, dan aktualisasi. 5 Perubahan dalam diri pelajar cenderung sebagai akibat dari perilakunya dalam system motivasi. Kelima prinsip proses belajar mengajar di atas menekankan bahwa commit to user 41 keaktivan belajar adalah bagaimana memahami, berpikir, merasakan, bertindak dan berkreasi terhadap situasi, sehingga menghasilkan perubahan potensi diri dan perubahan tingkah laku. Aktivitas belajar harus ada pada siswa bukan pada guru. Menurut Winkel 2003 : 136, prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai seseorang. Sedangkan menurut Suryabrata 1981:78 prestasi adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, atau pengalamam yang didukung oleh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar. Jadi prestasi adalah hasil yang dicapai seorang siswa dari latihan atau pengalamannya. Menurut Tirtonegoro 2004 : 43, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa-siswa sebagai hasil belajar, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh masing-masing anak dalam perilaku tertentu .Senada dengan pendapat di atas, Suryabrata 1995: 199, mendefinisikan prestasi belajar adalah hasil sesaat di dalam belajar yang berupa hasil penilaian dalam angka-angka atau simbol-simbol b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Ada banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satunya hal yang mendorong aktivitas belajar yang merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandnsen dalam Sumadi commit to user 42 Suryabrata 2005 : 236 mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut: 1 Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. 2 Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan yang selalu maju. 3 Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman. 4 Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompentensi. 5 Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai Pelajaran. 6 Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar. Menurut Purwanto 2007 : 67 di antara adalah: 1 Faktor dari dalam individu faktor individual, meliputi: faktor fisiologi fisik dan panca indra dan faktor psikologis bakat, minat, sikap, motivasi, dan intelegensi 2 faktor dari luar individu faktor sosial meliputi: faktor lingkungan keluarga, sosial dan keadaan alam dan faktor instrument atau alat-alat yang dipergunakan dalam belajar software dan hardware . Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Suryabrata 2005 :249 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1 faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar individu yang belajar, yang meliputi faktor sosial dan non social. 2 faktor intern, yaitu faktor yang berasal dari individu yang sedang belajar, yang meliputi faktor fisiologis commit to user 43 dan faktor psikologis. Prestasi belajar menjadi suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan, manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing Zainal Arifin, 2000 : 3. Prestasi belajar Matematika merupakan salah satu petunjuk tingkat penguasaan siswa dalam memahami materi pelajaran Matematika. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Matematika dapat berupa kalimat dan persamaan Matematika, diagram, grafik atau tabel DEPDIKNAS 2004 : 6. Prestasi belajar Matematika adalah suatu proses perubahan kemampuan yang berupa pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru yang diperoleh melalui interaksti dalam proses belajar mengajar Matematika antara peserta didik dengan lingkungannya dan dapat diukur langsung dengan tes.Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar Matematika dalam penelitian ini adalah skorangka yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan proses proses belajar mengajar Matematika yang diukur melalui tes. commit to user 44 c. Pengukuran Prestasi Belajar Pengukuran Measurement sering dipahami sama artinya dengan penilaian evaluation dan tes test . Tetapi sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda. Norman E. Groundlund dalam bukunya Measurement and Evalution in Teaching memberikan definisi pengukuran sebagai berikut : “ Evaluation : the systematic process of colecting, analysing and interpreting information to determine the exstent to which pupils achiefing intructional objectives” Groundlund, 1985 : 5. Sedangkan Anne Anastasi mengartikan sebagai berikut : “ A systematic process of determining the exstent to which instructional objectives are achieved by pupils” Chabib Toha, 2006 : 1 . Maksud penilaian disini adalah memberikan apresiasi nilai tentang kualitas tertentu, tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, melainkan lebih mengarah kepada jawaban bagaimana dan seberapa jauh suatu proses atau hasil yang diperoleh. Dengan demikian penilaian bukan sekedar aktivitas secara spontan dan insidental tetapi sebuah kegiatan yang terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas, dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran Chabib Toha, 2006 : 1-2. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang dalam hal ini siswa, hal atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas commit to user 45 Asmawi Zainal dan Noehi Nasoetion, 2001 : 5. Norman E Grounlund mengartikan : “ Measurement the process obtaining a numerical discriptions of the degree to wich an individual prosesses particular characteristic” Grounlund, 1985 : 5. Sedangkan Gillberet Sax 1980 mendefinisikan pengukuran sebagai “ the assigment of numbers to attributes of characteristics of persons, event or object according to explicit, formulation or rules ” dalam Asmawi Zainal Nasoetion, 2001 : 6. Dari beberapa pengertian di atas dapat diamati bahwa pengukuran mempunyai ciri khas utama, yaitu : 1. Menggunakan aturan atau formula tertentu, 2. Melibatkan angka-angka atau skala tertentu. Hasil suatu pengukuran belum banyak memiliki arti sebelum ditaksirkan dengan jalan membandingkan dengan standar atau patokan tertentu. Patokan itu dapat berupa batas minimal kompetensi materi pelajaran yang harus dikuasai atau rata-tara nilai yang diperoleh oleh kelompok. Jadi agar hasil pengukuran memiliki arti, haruslah memenuhi beberapa unsur pokok yang dijadikan acuan. Unsur-unsur pokok tersebut menurut Toha 1996: 3 adalah : 1. Adanya obyek yang diukur, 2 Adanya tujuan pengukuran, 3. Adanya alat ukur, 4. Adanya proses pengukuran. 5. adanya standar yang dijadikan pembanding, dan 6. Adanya hasil yang bersifat kuantitatif.

3. Pemberian Bonus Nilai Tugas

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 Analisis Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 16

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Sekolah Menengah Per

0 1 18

PENDAHULUAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Teras Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 8

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII Sekolah Menengah Per

0 1 14

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SD Negeri Blangu 2 Gesi Srage

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SD Negeri Blangu 2 Gesi Srage

0 1 12

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BAGI Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Problem Based Learning Bagi Siswa Kelas Vii B SMP Negeri 3 Sawit Boyolali Tahun Pe

1 4 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA GARIS SINGGUNG LINGKARAN MELALUI STRATEGI VISUALISASI BAGI SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PULUTAN TAHUN PELAJARAN

0 0 17

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP N 2 Sawit Boyolali).

0 1 16

Pengaruh kecerdasan emosional, motivasi belajar dan keaktifan siswaterhadap prestasi belajar matematika siswa sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Ternate Selatan tahun 2013/ 2014

0 0 8