29 Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara
konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r timbal sebesar 0,9995, kadmium 0,9999 dan tembaga 0,9990. Nilai r
≥ 0,95 menunjukkan korelasi yang erat yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan
Y absorbansi Shargel dan Yu, 1985. Kurva ini menunjukkan korelasi positif antara konsentrasi X dan absorbansi Y yang artinya peningkatan konsentrasi
sebanding dengan naiknya absorbansi Sudjana, 2005. Data hasil pengukuran serapan larutan baku timbal, kadmium dan tembaga
dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai dengan Lampiran 6 halaman 43 sampai halaman 48.
4.2 Penetapan Kadar Timbal, Kadmium, dan Tembaga
Penetapan kadar timbal, kadmium dan tembaga dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Sumber nyala yang dipakai untuk timbal dan
kadmium adalah sistem nyala api yang lebih dikenal dengan GFASS Grafite Furnace Atomic Absorbstion Spectrofotometri dengan suhu nyala 1500
o
C-3000
o
C yang memberikan kemudahan dalam pengoprasian alat dengan ketelitian dan kepekaan yang cukup tinggi tetapi tingginya harga operasional menyebabkan
pemilihan penetapan kadar timbal, kadmium dan tembaga dilakukan dengan Y = 0,006114X - 0,00010945
Gambar 4.3 Kurva Kalibrasi Tembaga Cu
μgml
Universitas Sumatera Utara
30 metode atomisasi yang lain yaitu atomisasi dengan nyala dimana sumber nyala
yang dipakai adalah udara-asetilen dengan suhu nyala 2200
o
C Gandjar dan Rohman, 2007. Pengukuran dilakukan pada masing-masing kurva kalibrasi ketiga
logam di atas sehingga menghasilkan absorbansi dan diperoleh konsentrasi larutan sampel berdasarkan persamaan regresi masing-masing kurva kalibrasi ketiga
logam di atas. Hasil perhitungan kadar dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 49.
Tabel 4.1 Hasil Penetapan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga dalam Sampel
Sampel Kadar mgL
Timbal Kadmium
Tembaga
Air Danau Lau Kawar
0,0741 ± 0,0017 0,0034 ± 0,0005
0,1406 ± 0,0147
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel mengandung timbal, kadmium dan tembaga dengan kadar yang berbeda-beda.
Batasan cemaran logam timbal untuk air bersih dan air minum adalah 0,05 mgL Permenkes, 1990.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan kadar timbal yang terdapat dalam air permukaan danau Lau Kawar, yaitu 0,0741 ± 0,0017 mgL. Jadi, kadar
timbal yang mencemari air permukaan danau Lau Kawar telah melebihi batas yang ditetapkan oleh Permenkes sehingga air permukaan danau Lau Kawar tidak
layak dan tidak aman dikonsumsi. Batasan cemaran logam kadmium untuk air bersih dan air minum yaitu
0,005 mgL Permenkes, 1990. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan kadar kadmium yang
terdapat dalam air permukaan danau Lau Kawar, yaitu 0,0034 ± 0,0005 mgL. Jadi, kadar kadmium yang mencemari air permukaan danau Lau Kawar tidak
melebihi batas yang ditetapkan oleh Permenkes.
Universitas Sumatera Utara
31 Batasan cemaran logam Tembaga untuk air bersih dan air minum yaitu 1,0
mgL Permenkes, 1990. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan kadar tembaga yang
terdapat dalam air danau Lau Kawar, yaitu 0, 1406 ± 0,0147 mgL. Jadi, kadar tembaga yang mencemari air permukaan danau Lau Kawar tidak mencapai jumlah
tembaga yang menyebabkan toksik. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 telah menetapkan klasifikasi
mutu air menjadi 4 kelas, yaitu : 1.
Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut 2.
Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Jadi, air dari danau Lau Kawar masih dapat memenuhi klasifikasi mutu air kelas dua, akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan air kelas satu masih harus
memenuhi berbagai pertimbangan.
Universitas Sumatera Utara
32
4.3 Analisis Data Secara Statistik