37 Golongan flavonoid memberikan hasil yang positif ditandai dengan
penambahan serbuk magnesium dengan HCl pekat menjadi warna kuning atau jingga. Uji identifikasi tanin menunjukkan hasil positif dengan penambahan
pereaksi FeCl
3
1 terjadi warna biru kehitaman Farnsworth, 1996. Adanya glikosida ditandai dengan terbentuknya cincin ungu dengan pereaksi Molish. Pada
uji identifikasi saponin memberikan hasil positif dengan terbentuknya busa setelah dikocok kuat-kuat selama 10 menit dan dengan penambahan 1 tetes HCl 2 N
buihbusa tidak hilang Depkes, RI., 1995. Steroidtriterpenoid memberikan hasil positif dengan terbentuknya warna hijau biru setelah ditambahkan pereaksi
Liebermann-Burchard Harbone, 1987.
4.4 Hasil Pengujian Efek Antiinflamasi
Tikus uji dikelompokkan dalam 5 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus yaitu kelompok kontrol yang diberikan suspensi
Na-CMC 0,5, kelompok uji dengan 3 variasi dosis perlakuan suspensi EEDS dosis 300 mgkg bb, suspensi EEDS dosis 400 mgkg bb, dan suspensi EEDS dosis
500 mgkg bb dan kelompok pembanding yang diberikan natrium diklofenak dosis
4,5 mgkg bb.
Tikus terlebih dahulu dipuasakan ±18 jam, kemudian tikus ditimbang diberi tanda pada bagian ekor dan pergelangan kaki kanan tikus. Sebelum masing-
masing kelompok diberikan ekstrak etanol daun sembukan, volume kaki tikusdiukur terlebih dahulu sebagai volume awal Vo. Setelah itu masing-masing
kelompok diberikan ekstrak etanol daun sembukan yaitu kelompok I diberikan suspensi Na-CMC 0,5, Kelompok II diberikan suspensi natrium diklofenak 4,5
Universitas Sumatera Utara
38 mgkg bb, III dan IV dan kelompok V masing-masing diberi suspensi EEDS dosis
300, 400, 500 mgkg bb secara oral. Satu jam kemudian, masing-masing telapak kaki tikus disuntikan secara intraplantar dengan 0,1 mL larutan λ-karagenan 1.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pletismometer dengn prinsip pengukuran berdasarkan hukum Archhimedes, Setelah 30 menit, pengukuran
dilakukan dengan cara mencelupkan kaki tikus ke dalam sel pletismometer yang berisi cairan khusus sampai larutan mencapai garis batas atas, dan pedal ditahan.
Dicatat angka pada monitor. Perubahan volume cairan yang terjadi dicatat sebagai volume telapak kaki tikus Vt. Pengukuran dilakukan setiap 30 menit selama 360
menit. Hasil pengukuran volume telapak kaki tikus dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 67 .
Perubahan volume kaki tikus, dapat dihitung persen radang pada kaki tikus. Selanjutnya, dibuat grafik perubahan persen radang rata- rata kaki tikus.
Kelompok persen radang pada kaki tikus yang lebih kecil dari kelompok kontrol menunjukkan bahwa bahan uji mampu menekan radang yang disebabkan oleh
karagenan. Hasil pengukuran persen radang yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 4.1
Universitas Sumatera Utara
39
Gambar 4 .1 Grafik persen radang rata-rata telapak kaki tikus tiap waktu
pengamatan Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa suspensi natrium diklofenak 4,5 mgkg bb
memiliki persen radang yang lebih kecil dari pada EEDS dosis 500, 400, dan 300 mgkg bb, dan EEDS dosis 500 mgkg bb mempunyai persen radang yang lebih
kecil daripada EEDS dosis 400 dan 300 mgkg bb. Data persen radang dapat dilihat pada Lampiran 16 halaman 69.
Pembentukan radang oleh karagenan menghasilkan peradangan akut, dan tidak menyebabkan kerusakan jaringan, meskipun radang dapat bertahan selama
360 menit dan berangsur-angsur berkurang selama satu hari.Karagenan sebagai penyebab radang dapat dipengaruhi oleh obat antiradang. Responnya terhadap obat
antiinflamasi lebih peka dibandingkan dengan iritan lainnya Juheini, dkk., 1990. Persentase radang kaki tikus yang lebih kecil dari kontrol menunjukkan
bahwa suspensi natrium diklofenak dan suspensi EEDS mampu menghambat
10 20
30 40
50 60
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
R ad
an g
Waktu Menit
Kontrol Negatif Kontrol Positif
EEDS 300 mgkgBB EEDS 400 mgkgBB
EEDS 500 mgkgBB
Universitas Sumatera Utara
40 peradangan pada kaki tikus yang disebabkan karagenan. Kemampuan untuk
menghambat peradangan ini yang disebut dengan inhibisi radang dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik persen inhibisi radang rata-rata telapak kaki tikus tiap waktu
pengamatan Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa EEDS 300 mgkg bb memiliki persen
hambatan radang yang lebih kecil dari EEDS 400, 500 mgkg bb dan dengan suspensi natrium diklofenak dosis 4,5 mgkg bb, EEDS 400 mgkg bb memiliki
persen hambatan radang yang lebih kecil dari EEDS 500 mgkg bb dan dengan suspensi natrium diklofenak 4,5 mgkg bb, dan EEDS 500 mgkg bb memiliki
persen hambatan radang yang lebih kecil dari suspensi natrium diklofenak dosis 4,5 mgkg bb.
Data perubahan efek antiinflamasi yang diperoleh diolah dengan ANOVA menggunakan Statistical Program Service Solution SPSS. Analisis ini dilakukan
terhadap hasil perubahan persen radang dari menit ke-30 hingga menit ke-360. Analisis variansi terhadap persentase radang digunakan untuk melihat ada tidaknya
perbedaan pengaruh obat uji yakni suspensi ekstrak daun sembukan terhadap
10 20
30 40
50 60
70 80
90
120 150
180 210
240 270
300 330
360
Inhi bi
si R
ad an
g
waktu menit
kontrol positif EEDS 300 mgkgbb
EEDS 400 mgkgbb EEDS 500 mgkg bb
Universitas Sumatera Utara
41 suspensi Na-CMC 0,5 sebagai pembanding negatif dan suspensi natrium
diklofenak sebagai pembanding positif. Analisis variansi secara SPPS pada menit ke-30 sampai menit ke-360 menujukkan nilai signifikan atau taraf kepercayaan
0,000. Nilai ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara perlakuan karena nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil dari uji
analisis variansi ANOVA persen radang dapat dilihat pada Lampiran 19 halaman 75.
Perhitungan selanjutnya yaitu dilakukan uji Duncan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Untuk melihat kelompok perlakuan mana yang memiliki
efek yang sama atau berbeda dan efek terkecil sampai efek yang terbesar antara satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh susunan kelompok yang berbeda
dilakukan uji Duncan. Pada uji Duncan ini, dilakukan untuk semua perlakuan dari menit ke-30 sampai menit ke-360. Uji beda rata-rata 0,05 menunjukkan bahwa
antara perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan dan sebaliknya bila uji beda rata-rata 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan untuk semua
perlakuan dari menit ke-30 sampai menit ke-360. Hasil analisis metode Duncan dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 79.
Analisis variansi terhadap perubahan volume radang digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh obat uji yakni suspensi ekstrak daun
sembukan terhadap suspensi CMC 0,5 sebagai pembanding negatif dan suspensi natrium diklofenak sebagai pembanding positif.
Berdasarkan hasil analisis variansi menunjukan perbedaan yang signifikan α 0,05 antar kelompok perlakuan pada menit ke-30 sampai menit ke-360
dengan harga F hitung F tabel. Hal ini bearti semua jenis perlakuan memberikan
Universitas Sumatera Utara
42 pengaruh yang berbeda nyata terhadap radang telapak kaki tikus yang disebabkan
oleh karagenan. Untuk melihat kelompok perlakuan mana yang memiliki efek yang sama
atau berbeda dan efek terkecil sampai dengan yang terbesar antara yang satu dengan yang lain sehingga diperoleh susunan kelompok yang berbeda dilakukan
dengan metode Duncan, uji beda rata-rata 0,05 menunjukan bahwa atar perlakuan tidak ada perbedaan yang bermakna dan sebaliknya bila uji beda rata-
rata 0,05 nenunjukan terdapat perbedaan yang bermakna untuk semua perlakuan dari menit ke-30 sampai menit ke-360.
Uji Duncan menit ke-30 menunjukan suspensi natrium diklofenak memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS 500 mgkg bb, tetapi memiliki
perbedaan yang signifikan dengan EEDS 300, 400 mgkg bb dan dengan kontrol. EEDS dosis 500 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS
dosis 300, 400 mgkg bb. EEDS 400 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS 300 mgkg bb dengan kontrol. EEDS 300 mgkg bb
memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol. Uji Duncan menit ke-60 menunjukan suspensi natrium diklofenak
menunjukan perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS 500 mgkg bb tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS 400, 300 mgkg bb. EEDS 500
mgkg bb memiliki perbedaan signifikan dengan EEDS 400 mgkg bb, 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS 400 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan
EEDS 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS 300 mgkg bb memiliki perbedaan signifikan dengan kontrol.
Universitas Sumatera Utara
43 Uji Duncan pada menit ke-90 sampai menit ke-210 menunjukan suspensi
natrium diklofenak memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS dosis 500, 400 mgkg bb. EEDS dosis 500 mgkg bb dan 400 mgkg bb memiliki
perbedaan yang signifikan dengan EEDS dosis 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS dosis 300 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol.
Uji Duncan pada menit ke-240 menunjukan suspensi natrium diklofenak memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS 500 mgkg bb, tetapi
memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS 400, 300 mgkg bb dan dengan kontrol. EEDS dosis 500 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan
EEDS dosis 400,300 mgkg bb. EEDS 400 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS 300 mgkg bb dengan kontrol. EEDS 300 mgkg bb
memiliki perbedaan yang signifikan dengan kontrol. Uji Duncan pada menit ke-270 menunjukkan suspensi natrium diklofenak
memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS dosis 400 mgkg bb, 500 mgkg bb. EEDS dosis 500 mgkg bb memiliki perbedaan yang tidak signifikan
dengan dosis 400 mgkg bb tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS dosis 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS dosis 400 mg kg bb memiiki
perbedaan signifikan dengan EEDS dosis 300 mg kg bb dan kontrol. EEDS dosis 300 mgkg bb memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan kontrol.
Uji Duncan pada menit ke-300 menunjukan suspensi natrium diklofenak memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS dosis 500 mgkg bb tetapi
memiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS dosiss 400, 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS dosis 500 mgkg bb memiliki perbedaan yang signifikan dengan
EEDS dosis 400 mgkg bb, 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS dosis 400 mgkg bb
Universitas Sumatera Utara
44 memimiliki perbedaan yang signifikan dengan EEDS dosis 300 mgkg bb, EEDS
dosis 300 mgkg bb memimiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan kontrol. Uji Duncan pada menit ke-330 sampai menit ke-360 menunjukan suspensi
natrium diklofenak menunjukan perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS 500 mgkg bb tetapi memiliki perbedaan yang bermakna dengan EEDS 400 mgkg
bb. EEDS 500 mgkg bb memiliki perbedaan tidak signifikan dengan EEDS 400 mgkg bb tetapi memiliki perbedaan yang signifikan dengan dosis 300 mgkg bb
dan kontrol. EEDS 400 mgkg bb memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan EEDS 300 mgkg bb dan kontrol. EEDS 300 mgkg bb memiliki perbedaan
yang signifikan dengan kontrol. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
EEDS dosis 500 mgkg bb memiliki efek antiinflamasi yang bagus dan mendekati obat pembanding natrium diklofenak 4,5 mgkg bb jika dibandingkan dosis lainnya
baik dilihat dari nilai persen radang dan persen inhibisi radang antara individu maupun secara kelompok. Terlepas pada dosis berapa EEDS yang memiliki efek
antiinflamasi, penelitian ini telah membuktikan secara farmakologis bahwa hewan ini memiliki efek antiinflamasi.
Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan bahwa daun sembukan mengandung metabolit sekunder yang dapat berkhasiat sebagai
antiinflamasi yaitu flavanoid dan saponin, kemudian dilakukan uji antiinflamasi pada telapak kaki tikus yang diinduksi karagenan. Hasil pengukuran yang
dilakukan diketahui bahwa ekstrak etanol daun sembukan mampu menghambat pembentukan radang yang diakibatkan oleh
λ-karagenan. Hal ini disebabkan flavonoid bekerja menghambat fase penting dalam biosintesis prostaglandin, yaitu
Universitas Sumatera Utara
45 pada lintasan siklooksigenase Robinson, 1995. Flavonoid sebagai antiinflamasi
terjadi melalui efek penghambatan jalur metabolisme asam arakidonat, jalur siklooksigenase, jalur lipooksigenase, pembentukan prostaglandin, pelepasan
histamin. Senyawa flavonoid yang dapat berfungsi sebagai antiinflamasi adalah toksifolin, biazilin, haemaktosilin, gosipin, prosianonidin, nepritin Carlo, dkk.,
1999, sedangkan aktivitas farmakologi saponin yang telah dilaporkan memiliki aktifitas sebagai antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus, hepatoprotektor
serta antiulcer Fitriyani, dkk., 2011, sehingga diduga flavonoid, dan saponin yang memberikan efek antiinflamasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun sembukan cukup efektif menghambat radang. Hal ini memberikan gambaran atas
potensi ekstrak etanol daun sembukan yang dapat dikembangkan menjadi produk yang bermanfaat sebagai obat antiinflamasi dari bahan alam.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Hasil karakteristik serbuk simplisia daun sembukan diperoleh kadar air 4,98,
kadar sari larut air 12,17, kadar sari larut etanol 38,81, kadar abu total 7,28, kadar abu tidak larut asam 0,32.
b. Hasil pemeriksaan golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
simplisia daun sembukan dan ekstrak etanol daun sembukan adalah flavonoid, glikosida, tanin, steroidtriterpenoid dan saponin.
c.
Ekstrak etanol daun sembukan dosis 300 mgkg bb, 400 mgkg bb memiliki efek antiinflamasi dan dosis 500 mgkg bb memiliki efek antiinflamasi yang
mirip dengan natrium diklofenak terhadap radang telapak kaki tikus yang
diinduksi dengan larutan λ-karagenan 1 secara intraplantar.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menguji efek antiinflamasi dengan menggunakan metode yang lain dari ekstrak etanol daun sembukan
Paederia foetida L dan selanjutnya dilakukan pengukuran leukosit.
Universitas Sumatera Utara