Penempatan Layar Monitor Spesifikasi Layar Monitor Penempatan Posisi Layar Monitor

Sehingga dari hasil perhitungan posisi penempatan layar monitor sebagai berikut: P 50 TDT – 4,69 cm atau P 50 TMD + 4,69 cm = 82,5 cm Maka diperoleh bahwa posisi penempatan layar monitor 82,5 cm di hitung dari posisi operator duduk dari bawah ke atas secara vertikal.

6.2.3.6 Penempatan Layar Monitor

Pada era CCTV yang masih tradisonal, operator CCTV biasanya melihat hasil dari kamera pantaunya di pusat monitoring CCTV dan operator tersebut akan melihat banyak layar monitor seperti halnya layar TV, dapat kita bayangkan kebutuhan ruangan dan kerumitannya jika hal ini masih digunakan. Oleh karena itu fungsi layar monitor dapat melihat hasil rekaman kamera wireless yang terpasang di luar crane yang akan direkomendasikan. Sehingga dapat mempermudah operator untuk melihat objek yang berada di luar visual penglihatan operator.

6.2.3.7 Spesifikasi Layar Monitor

Spesifikasi layar monitor yang direkomendasikan untuk crane dapat dilihat sebagai berikut: 1. 2.4 GHz modul penerima nirkabel built-in monitor 2. Brightness : 450 CDM 3. Contracst rasio : 500 : 1 4. Keystroke dan operasi remote Universitas Sumatera Utara 5. Sudut pandang : l-70 derajat 6. Daya pancar untuk 30-50 meter jarak yang tersedia 7. Konsumsi daya : 560ma 8. Suhu operasi : -10 o c, +65 o c 9. Suhu penyimpanan : -25 o c + 85 o c 10. Dimensi mm : 180 x 125 x 25 mm 11. Berat: 800 g

6.2.3.8 Penempatan Posisi Layar Monitor

Penempatan layar monitor berada di dalam crane yang telah disesuaikan dengan ukuran antrhopometri operator dapat dilihat pada sketsa gambar kondisi aktual dan setelah dilakukan penambahan layar monitor pada gambar di bawah: Gambar 6.10 Sketsa Kondisi Aktual Kabin Crane Universitas Sumatera Utara Gambar 6.11 Sketsa Penempatan Posisi Layar Monitor Gambar 6.12 Tampak Keseluruhan Penempatan Posisi Layar Monitor Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Rancangan awal kabin crane mengakibatkan kesalahan pengoperasian dikarenakan ketajaman penglihatan operator sehingga operator merasa tidak nyaman dalam bekerja dan desain kabin crane tidak memenuhi standar pengaturan desain eksterior kabin crane dan beberapa aspek teknis lainnya. Maka, perbaikan untuk kontrol pada ACC adalah penambahan fasilitas kerja seperti kamera wireless yang dipasangkan di anode wrench dan anode latch dan layar monitor yang di pasangkan di dalam kabin crane. 2. Penambahan fasilitas kerja usulan menunjukkan bahwa rancangan sudah cukup efektif dan memenuhi kaedah ergonomis. Hal ini dibuktikan dengan adanya fasilitas kerja usulan operator dapat mengurangi sudut kemiringan ketajaman operator dan mengurangi sudut rotasi leher operator saat melihat anoda. 3. Pendekatan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah desain eksterior kabin yang mengganggu kenyamanan operator dan yang tidak ergonomis yaitu pendekatan anthropometri. Alasan menggunakan pendekatan ini karena pendekatan ini menganalisis ukuran-ukuran segmen tubuh yang berkaitan dengan fasilitas kerja. Segmen tubuh yang berkaitan dengan penambahan Universitas Sumatera Utara