Kesimpulan Signifikansi Masjid Raya Al-Mashun Medan

118 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pelestarian pada hakekatnya adalah upaya mempertahankan agar suatu sumberdaya budaya tetap berada pada konteks sistem agar dapat berfungsi aktif dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Agar tetap bertahan, sumber daya budaya yang masih ada dalam konteks sistem mungkin saja harus dipakai ulang atau didaur ulang. Sementara itu, sumber daya budaya yang sudah berada pada konteks arkeologis akan dapat dilestarikan kalau sumberdaya itu dapat dimasukan kembali ke dalam konteks sistem melalui proses reklamasi maupun daur ulang. Proses reklamasi dan daur ulang sudah tentu mengandung makna perubahan, yaitu mengubah sumberdaya budaya yang sudah tidah lagi bermakna agar dapat kembali mempunyai makna atau arti penting bagi sistem budaya yang masih berlangsung. Ketiga kawasan yang masuk dalam wilayah Berikat Kota Medan pada saat ini sudah tidak memiliki koneksi dalam hal pengelolaan. Jika pada masa lampau kepemilikan dan kegiatan pengelolaan dikerjakan oleh keluarga Kesultanan, maka pada saat ini ketiga kawasan tersebut sudah terpecah dari segi kepemilikan. Terpisahnya kepengurusan tiga bangunan cagar budaya Istana Maimun, Masjid Raya dan Taman Sri Deli ternyata tidak memberi dampak yang lebih baik, melainkan memperburuk bangunan cagar budaya tersebut. Universitas Sumatera Utara 119 Istana Maimun yang dulunya merupakan Istana Kesultanan tempat Sultan dan keluarganya tinggal serta menjalankan pemerintahannya kini sudah berubah fungsi menjadi tempat wisata yang terbuka untuk umum. Semenjak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 Kesultanan Deli layaknya kerajaan-kerajaan lain di Indonesia memutuskan mengikuti sistem pemerintahan yang dianut oleh Negara Indonesia yaitu dengan Sistem Presidensial. Akhirnya fungsi Kesultanan Deli dalam hal ini diambil alih oleh sistem pemerintahan yang ada pada saat itu. Namun, sebagai bangunan yang merupakan cagar budaya di Kota Medan, sudah sepatutnya transparansi pengelolaan keuangan diberikan kepada masyarakat oleh pengurus Istana Maimun yang saat ini yakni Yayasan Sultan Ma’moen Al-Rasyid. Hal tersebut perlu dilakukan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat serta meningkatkan rasa memiliki terhadap bangunan cagar budaya tersebut. Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid, sebagai pihak yang mengelola Istana Maimun, menuturkan bahwa Istana Maimun pada awalnya dibuka untuk umum pada akhir tahun 70an. Dibukanya Istana Maimun untuk umum oleh Sultan adalah, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada masyarakat setelah Kesultanan Deli sudah tidak memegang kekuasaan lagi pasca kemerdekaan. Kesultanan Deli telah kehilangan fungsinya sebagai pihak yang dulunya menjalankan roda pemerintahan di Kota Medan, akan tetapi tetap menjalankan acara-acara Kesultanan seperti dahulu. Hal ini dilakukan untuk meneruskan tradisi-tradisi yang ada pada masa Kesultanan yang dahulu agar tetap lestari dan Kesultanan Deli tidak kehilangan ciri khasnya. Universitas Sumatera Utara 120 Taman Sri Deli saat ini telah menjadi milik Pemerintah Kota Medan. Taman Sri Deli dulunya sempat dilepas ke pihak swasta oleh Kesultanan Deli. Hal ini terjadi karena pihak kesultanan sudah tidak sanggup untuk membiayai pemeliharan Taman Sri Deli tersebut. Namun, oleh pihak swasta sendiri pun ternyata tidak bisa berbuat apa-apa . Pada saat itu ada suatu gerakan dari masyarakat Kota Medan untuk membeli kembali bangunan bersejarah milik Kota Medan tersebut. Maka pada saat itu masyarakat akhirnya membeli kembali bangunan tersebut lewat Pemko Medan. Taman Sri Deli dilepas oleh pihak Kesultanan Deli pada tahun 1989, kemudian dibeli kembali oleh Pemerintah Kota Medan pada tahun 2000an Moharsyah tidak mengingat pasti di zaman kepemimpinan Walikota Medan yang pada saat itu dijabat Bapak Abdilah. Pada saat ini Taman Sri Deli merupakan hak milik dari Pemko Medan dan dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Medan. Namun, sayangnya sampai saat ini Taman Sri Deli masih ditutup untuk umum. Peneliti dalam hal ini merasa prihatin melihat pengelolaan Taman Sri Deli tersebut. Hal ini karena dugaan awal bahwa dengan diambil alihnya pengelolaan cagar budaya Taman Sri Deli oleh Pemko Medan akan lebih baik, ternyata malah sebaliknya, taman yang seharusnya dapat dimasuki oleh masyarakat manapun, kini menjadi tertutup. Pengelola dalam hal ini Pemko Medan terkesan setengah- setengah dalam mengelola Taman Sri Deli tersebut. Taman Sri Deli yang merupakan bangunan cagar budaya milik masyarakat Kota Medan, kini menjadi bangunan cagar budaya pribadi milik Pemko Medan. Universitas Sumatera Utara 121 Seharusnya Pemko Medan, melakukan studi banding ke wilayah-wilayah yang sudah matang dalam pengelolaan pariwisata berbasis cagar budaya seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta yang mana studi banding akan menjadi referensi bagi Pemko Medan dan Pemprov Sumatera Utara agar seluruh pengelolaan pariwisata baik yang berbasis cagar budaya ataupun alam dapat berjalan maksimal. Karena sektor pariwisata adalah salah satu yang dapat meningkatkan PAD Pendapatan Asli Daerah sebuah kota atau provinsi untuk menunjang pembangunan wilayahnya. Sementara itu untuk pengelolaan Masjid Raya Al Mashuni dikelola oleh BKM Badan Kemakmuran Masjid. Dalam proses pengelolaannya sendiri BKM mengalami banyak kesulitan dalam proses perawatan Masjid. Biaya perawatan yang tidak sedikit dan juga banyaknya pengemis yang masuk ke komplek Masjid membuat ketidaknyamanan pengunjung. Keluarga Kesultanan juga masih ikut mengelola Masjid Raya dengan menjadi anggota pengurus BKM. Namun, untuk pendanaan oprasional Masjid BKM hanya mengandalkan uang infaq dan juga sumbangan dari Pemerintah. Pada akhirnya baik masyarakat umum atau pun pihak yang terlibat baik dari pengelola ataupun pihak pemerintah harus lebih bersinergi untuk meningkatkan potensi pariwisata Sumatera Utara khususnya kota Medan. Karena, Istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun adalah salah satu destinasi pariwisata di Sumatera Utara. Dalam hal ini, untuk mengembangkan dan menunjang ke 3 destinasi pariwisata itu agar lebih baik, harus dimulai dari mengembangkan SDM Sumber Daya Manusia sebagai penjamu para wisatawan dan tingkat keamanan Universitas Sumatera Utara 122 dan kenyamanan kota Medan yang harus ditingkatkan untuk kenyamanan para wisatawan yang akan berkunjung.

5.2. Saran