71
menandatangani sebuah sistem pengupahan baru bernama PP No.782015 sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat. PP No.78 Tahun
2015diyakini memiliki peranan ganda, pertama menjaga kenaikan upah buruh relatif stabil, kedua melemahkan secara sistematis gerakan buruh yang berjuang
atas perbaikan upahnya dengan menekankan pemerataan upah secara nasional dengan formulasi khusus. Salah satunya adalah digunakannya variabel angka
inflasi nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional sebagai variabel utama dalam perhitungan kenaikan upah minimum.
Terbitnya Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 akan diikuti tujuh Peraturan Menteri Ketenagakerjaan yang akan dikeluarkan pemerintah yakni:
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Formula Upah Minimum, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Penetapan UMPUMK, Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Tentang Penetapan UMS, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Struktur Skala Upah, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang THR,
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang Uang Service, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Tentang KHL.
2.2.2 Tinjauan Kebijakan dalam Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015
52
Dalam PP No.78 Tahun 2015 bab I ayati 1 dalam ketentuan umumnya yang dimaksud dengan upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas suatu pekerjaan danatau jasa yang telah atau
akan dilakukan. Sementara pihak yang terlibat dalam hubungan kerja adalah buruh sebagai tenaga kerja dan pengusaha sebagai majikan. PekerjaBuruh adalah
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
52
Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
Universitas Sumatera Utara
72
Pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;orang perseorangan, persekutuan,
atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya, atau orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada
di Indonesia mewakili perusahaan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia. Untuk melihat hubungan kerja antara pengusaha dan buruh maka wadah
tersebut adalah perusahaan. Dalam PP No.78 Tahun 2015 yang dimaksud dengan Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik
orang perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekerjakan pekerjaburuh dengan
membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sementara defenisi lain dari perusahaan dalam kebijakan ini adalah adalah usaha-usaha sosial dan usaha-usaha
lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Sementara itu upah buruh akan timbul ketika ada hubungan kerja antara buruhpekerja dengan pengusaha, dan berakhir ketika ada pemutusan hubungan
kerja. Timbulnya hubungan kerja adalah akibat perjanjian kerja bersama yang disepakati oleh serikat buruhpekerja yang terdaftar dalam instansi dengan
pengusaha yang membahas seputar hak dan kewajiban kedua belah pihak. Peran pemerintah dalam hal ini mentri adalah selaku penyelenggara pemerintahan di
bagian ketenagakerjaan. Sedangkan serikat PekerjaSerikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerjaburuh baik di perusahaan
maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan
kepentingan pekerjaburuh serta meningkatkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya yang didalamnya juga kan membahas seputar tingkat upah yang
diterima pekerja. Pada bab 2 pasal 3 dalam kebijakan ini dibahas mengenai kebijakan
pengupahan baru secara umum yang dijelaskan sesuai dengan kategori dari upah
Universitas Sumatera Utara
73
tersebut. Kebijakan pengupahan diarahkan untuk pencapaian penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi PekerjaBuruh. Kebijakan pengupahan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a.
Upah minimum. b.
Upah kerja lembur. c.
Upah tidak masuk kerja karena berhalangan. d.
Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya.
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
f. Bentuk dan cara pembayaran Upah.
g. Denda dan potongan Upah.
h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan Upah.
i. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional.
j. Upah untuk pembayaran pesangon; dan
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Kebijakan pengupahan dalam PP No.78 Tahun 2015 diarahkan untuk penghasilan yang layak. Dijelasskan dalam bab ini penghasilan yang layak
merupakan jumlah penerimaan atau pendapatan PekerjaBuruh dari hasil pekerjaannya sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup PekerjaBuruh dan
keluarganya secara wajar. Penghasilan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan dalam bentuk upah dan pendapatan non upah. Pada pasal 5
upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf a terdiri atas komponen: Upah tanpa tunjangan;
Upah pokok dan tunjangan tetap; atau Upah pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan tidak tetap.
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, besarnya upah pokok paling
sedikit 75 tujuh puluh lima persen dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap. Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok, tunjangan tetap, dan
Universitas Sumatera Utara
74
tunjangan tidak tetap sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c, besarnya upah pokok paling sedikit 75 tujuh puluh lima persen dari jumlah Upah
pokok dan tunjangan tetap. Pendapatan non upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2 huruf
b berupa tunjangan hari raya keagamaan. Selain tunjangan hari raya keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, Pengusaha dapat memberikan pendapatan
non upah yang terdapat pada pasal 7 berupa: bonus,uang pengganti fasilitas kerja; danatau uang servis pada usaha tertentu.
Sementara untuk Tunjangan hari raya keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 wajib diberikan oleh Pengusaha kepada PekerjaBuruh.
Tunjangan hari raya keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib dibayarkan paling lambat 7 tujuh hari sebelum hari raya keagamaan. Ketentuan
mengenai tunjangan hari raya keagamaan dan tata cara pembayarannya diatur dengan peraturan pelaksanayang diatur dalam peraturan Menteri. Untuk bonus,
perusahaan dapat memebrikannya kepada buruhpekerja sesuai keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang diatur pada pasal 8. Penetapan perolehan bonus
untuk masing-masing PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Selain bonus perusahaan dapat menyediakan fasilitas kerja bagi PekerjaBuruh dalam jabatanpekerjaan tertentu; atau seluruh PekerjaBuruh.
Dalam hal fasilitas kerja bagi PekerjaBuruh tidak tersedia atau tidak mencukupi, Perusahaan dapat memberikan uang pengganti fasilitas kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2. Penyediaan fasilitas kerja dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Sedangkan upah
yang termasuk non upah adalah uang servis. Uang servis pada usaha tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf c dikumpulkan dan dikelola
oleh Perusahaan. Uang servis pada usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib dibagikan kepada PekerjaBuruh setelah dikurangi risiko
kehilangan atau kerusakan dan pendayagunaan peningkatan kualitas sumber daya
Universitas Sumatera Utara
75
manusia. Ketentuan mengenai uang servis pada usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Menteri.
Setelah membahas tentang kebijakan pengupahan yang berkaitan dengan kategori upah beserta komponen-komponennya, dalam PP No.78 Tahun 2015
juga kan membahas tentang Perlindungan upah yang esensinya untuk memberikan jaminan dan proteksi terhadap upah buruhpekerja yang diatur pada Pada Bab ke
4. Dalam bab ini akan membahas tentang penetapan upah,cara pembayaran upah, peninjauan upah, upah untuk buruh yang tidak bekerja atau terpaksa tidak bekerja,
upah lembur,upah untuk pembayaran pesangon, upah untuk perhitungan pajak penghasilan, pembayaran dalam keadaan kepailitan, penutaan upah berdasarkan
perintah pengadilan, hak pekerjaburuh atas keterangan upah. Pada pasal 11 dikatakan bahwa Setiap PekerjaBuruh berhak memperoleh
Upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya. Sementara peneetapan upah dihitung berdasarkan satuan waktu danatau satuan hasil.
Satuan waktu artinya ditetapkan secara harian, mingguan, atau bulanan. Dalam hal Upah ditetapkan secara harian sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
perhitungan Upah sehari sebagai berikut: Bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 enam hari dalam
seminggu, Upah sebulan dibagi 25 dua puluh lima; atau Bagi Perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 lima hari dalam seminggu,
Upah sebulan dibagi 21 dua puluh satu. Penetapan besarnya Upah berdasarkan satuan waktu dilakukan dengan
berpedoman pada struktur dan skala Upah yang diatur pada pasal 14. Struktur dan skala Upah wajib disusun oleh Pengusaha dengan memperhatikan golongan,
jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. Struktur dan skala Upah wajib diberitahukan kepada seluruh pekerjaburuh. Struktur dan skala Upah harus
dilampirkan oleh Perusahaan pada saat permohonan: pengesahan dan pembaruan Peraturan Perusahaan; atau pendaftaran, perpanjangan, dan pembaruan Perjanjian
Universitas Sumatera Utara
76
Kerja Bersama. Ketentuan lebih lanjut mengenai struktur dan skala Upah diatur
dengan Peraturan Menteri.
Sementara upah berdasarkan satuan hasil ditetapkan sesuai dengan hasil pekerjaan yang telah disepakati diatur pada pasal 15 dan 16. Penetapan besarnya
Upah dilakukan oleh Pengusaha berdasarkan hasil kesepakatan antara PekerjaBuruh dengan Pengusaha. Kemudian penetapan Upah sebulan
berdasarkan satuan hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, untuk pemenuhan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan ditetapkan
berdasarkan Upah rata-rata 3 tiga bulan terakhir yang diterima oleh pekerjaburuh. Artinya rata-rata hasil yang didapatkan oleh buruh selama tiga
bulan menjadi tolak ukur dalam menetapkan upah. Pada pasal 17 dijelaskan upah wajib dibayarkan kepada pekerjaburuh
yang bersangkutan. pengusaha wajib memberikan bukti pembayaran upah yang memuat rincian upah yang diterima oleh pekerjaburuh pada saat upah dibayarkan.
Upah dapat dibayarkan kepada pihak ketiga dengan surat kuasa dari pekerjaburuh yang bersangkutan. Surat kuasa sebagaimana hanya berlaku untuk 1 satu kali
pembayaran Upah. Pengusaha wajib membayar Upah pada waktu yang telah diperjanjikan antara Pengusaha dengan PekerjaBuruh. Dalam hal hari atau
tanggal yang telah disepakati jatuh pada hari libur atau hari yang diliburkan, atau hari istirahat mingguan, pelaksanaan pembayaran Upah diatur dalam Perjanjian
Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama yang diatur pada pasal 18.
Pembayaran Upah oleh Pengusaha dilakukan dalam jangka waktu paling cepat seminggu 1 satu kali atau paling lambat sebulan 1 satu kali kecuali bila
Perjanjian Kerja untuk waktu kurang dari satu minggu. Pada pasal 20 Upah PekerjaBuruh harus dibayarkan seluruhnya pada setiap periode dan per tanggal
pembayaran Upah. Pembayaran Upah harus dilakukan dengan mata uang rupiah Negara Republik Indonesia. Pembayaran Upah sebagaimana dimaksud pada ayat
Universitas Sumatera Utara
77
1 dilakukan pada tempat yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Dalam hal tempat pembayaran upah
tidak diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, maka pembayaran upah dilakukan di tempat pekerjaburuh biasanya
bekerja. Upah dapat dibayarkan secara langsung atau melalui bank. Jika upah dibayarkan melalui bank, maka upah harus sudah dapat diuangkan oleh
PekerjaBuruh pada tanggal pembayaran Upah yang disepakati kedua belah pihak. Pada pasal 23 diakatakan Pengusaha melakukan peninjauan Upah secara
berkala untuk penyesuaian harga kebutuhan hidup danatau peningkatan produktivitas kerja dengan mempertimbangkan kemampuan Perusahaan.
Peninjauan Upah sebagaimana dimaksud pada ayat diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama.
Pasal 24 Menjelaskan upah tidak dibayar apabila pekerjaburuh tidak masuk kerja danatau tidak melakukan pekerjaan. PekerjaBuruh yang tidak
masuk kerja danatau tidak melakukan pekerjaan karena alasan berhalangan, melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; atau menjalankan hak waktu
istirahat kerjanya tetap dibayar Upahnya. Alasan pekerjaburuh tidak masuk kerja danatau tidak melakukan
pekerjaan karena berhalangan meliputi: a.
Pekerjaburuh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan dengan ketentuan untuk 4 empat bulan pertama, dibayar 100
seratus persen dari Upah, untuk 4 empat bulan kedua, dibayar 75 tujuh puluh lima persen dari Upah,untuk 4 empat
bulan ketiga, dibayar 50 lima puluh persen dari upah dan untuk bulan selanjutnya dibayar 25 dua puluh lima persen dari upah
sebelum Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan oleh pengusaha. b.
Pekerjaburuh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan Upah
Universitas Sumatera Utara
78
yang dibayarkan kepada PekerjaBuruh perempuan yang tidak masuk kerja danatau tidak melakukan pekerjaan karena sakit pada
hari pertama dan kedua masa haidnya disesuaikan dengan jumlah hari menjalani masa sakit haidnya, paling lama 2 dua hari.
c. Pekerjaburuh tidak masuk bekerja karena menikah dibayarkan
untuk selama 3 hari. d.
Pekerjaburuh menikahkan anaknya dibayarkan untuk selama 2 hari
e. Pekerjaburuh mengkhitankan anaknya dibayarkan untuk selama 2
hari. f.
Pekerjaburuh membaptiskan anaknya isteri melahirkan atau keguguran kandungan dibayarkan untuk selama 2 hari
g. Suami, isteri, orang tua, mertua, anak, danatau menantu dari
pekerjaburuh meninggal dunia dibayarkan untuk selama 2 hari h.
Anggota keluarga selain sebagaimana dimaksud poin sebelumnya yang tinggal dalam satu rumah meninggal dunia dibayarkan untuk
selama 1 hari. Alasan PekerjaBuruh tidak masuk kerja danatau tidak melakukan
pekerjaan karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b meliputi:
a. Menjalankan kewajiban terhadap negara dengan ketentuan tidak
lebih dari satu tahun, dan apabila penghasilan yang didapatkan pekerjaburuh tidak sesuai dengan upah yang biasa diterima
perusahaan wajib membayar kekurangannya. Sementara jika upah yang diterima sama atau lebih besar maka perusahaan tidak wajib
membayarnya. Buruh yang menjalankan kewajiban terhadap negara wajib melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada
pengusaha. b.
Menjalankan kewajiban ibadah yang diperintahkan agamanya dengan ketentuan hanya sekali selama pekerjaburuh bekerja
Universitas Sumatera Utara
79
dengan perusahaan bersangkutan dan upah yang diterima sebesar upah yang biasa diterima pekerjaburuh.
c. Melaksanakan tugas serikat pekerjaserikat buruh atas persetujuan
Pengusaha dan dapat dibuktikan dengan adanya pemberitahuan tertulis dan upah yang diterima sebesar upah yang biasa diterima
pekerjaburuh. d.
Melaksanakan tugas pendidikan dari Perusahaan dan upah yang diterima sebesar upah yang biasa diterima pekerjaburuh.
Alasan PekerjaBuruh tidak masuk kerja danatau tidak melakukan pekerjaan karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 huruf c apabila PekerjaBuruh melaksanakan: a.
hak istirahat mingguan. b.
cuti tahunan. c.
istirahat panjang d.
cuti sebelum dan sesudah melahirkan; atau e.
cuti keguguran kandungan. Upah yang diterima adalah sebesar upah yang biasa diterima oleh
pekerjaburuh. Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 sampai dengan Pasal 31 PP No.78 Tahun 2015 ditetapkan dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama. Pasal 34 menjelaskan komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang
pesangon terdiri atas: Upah pokok dan tunjangan tetap yang diberikan kepada PekerjaBuruh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang
diberikan kepada PekerjaBuruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar PekerjaBuruh dengan subsidi, maka sebagai Upah dianggap selisih antara
harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerjaburuh. Dalam hal Pengusaha memberikan Upah tanpa tunjangan, dasar perhitungan uang pesangon
dihitung dari besarnya Upah yang diterima pekerjaburuh. Sementara pasal 35 menjelaskan upah untuk pembayaran pesangon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat 1 dan ayat 2 diberikan dengan ketentuan:
Universitas Sumatera Utara
80
Dalam hal penghasilan PekerjaBuruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 tiga puluh kali
penghasilan sehari. Dalam hal Upah PekerjaBuruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan
hasil, potonganborongan atau komisi, penghasilan sehari adalah sama dengan pendapatan rata-rata per hari selama 12 dua belas bulan terakhir,
dengan ketentuan tidak boleh kurang dari ketentuan Upah minimum provinsi atau kabupatenkota; atau
Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan Upahnya didasarkan pada Upah borongan, maka perhitungan Upah sebulan dihitung
dari Upah rata-rata 12 dua belas bulan terakhir. Pada pasal 36 dijelaskan upah untuk perhitungan pajak penghasilan yang
dibayarkan untuk pajak penghasilan dihitung dari seluruh penghasilan yang diterima oleh PekerjaBuruh. Pajak penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat
1 dapat dibebankan kepada Pengusaha atau PekerjaBuruh yang diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Upah
untuk perhitungan pajak penghasilan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pada pasal 37 dijelaskan pengusaha yang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pernyataan pailit oleh pengadilan maka upah dan hak-hak lainnya dari
PekerjaBuruh merupakan hutang yang didahulukan pembayarannya. Upah PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didahulukan pembayarannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hak-hak lainnya dari pekerjaburuh sebagaimana dimaksud pada ayat 1 didahulukan pembayarannya
setelah pembayaran para kreditur pemegang hak jaminan kebendaan. Sementara apabila pekerjaburuh jatuh pailit, Upah dan segala pembayaran yang timbul dari
hubungan kerja tidak termasuk dalam kepailitan kecuali ditetapkan lain oleh hakim dengan ketentuan tidak melebihi 25 dua puluh lima persen dari upah
dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja yang harus dibayarkan.
Universitas Sumatera Utara
81
Pada pasal 39 apabila uang yang disediakan oleh Pengusaha untuk membayar Upah disita oleh juru sita berdasarkan perintah pengadilan maka
penyitaan tersebut tidak boleh melebihi 20 dua puluh persen dari jumlah Upah yang harus dibayarkan. Pada pasal 40 dijelaskan pekerjaburuh atau kuasa yang
ditunjuk secara sah berhak meminta keterangan mengenai Upah untuk dirinya dalam hal keterangan terkait Upah tersebut hanya dapat diperoleh melalui buku
Upah di Perusahaan. Apabila permintaan keterangan tidak berhasil maka pekerjaburuh atau kuasa yang ditunjuk berhak meminta bantuan kepada
pengawas ketenagakerjaan. Keterangan sebagaimana dimaksud diatas wajib dirahasiakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 diatur tentang cara menetapkan upah minimum baik upah minimum provinsi, upah minimum
kabupatenkota UMK, upah minimum sektoral provinsi USMP maupun upah sektoral kabupatenkota USMK. Dalam kebijakan ini dijelaskan bahwa yang
menetapkan UMP adalah gubernur. Pada pasal 41 ayat 1 dijelaskan bahwa upah minimum adalah sebagai jaring pengaman yang memiliki esensi yang sama
dengan UU No.13 Tahun 2013. Pada ayat 1 dikatakan upah minimum merupakan upah bulanan terendah yang terdiri atas upah tanpa tunjangan atau
upah pokok tanpa tunjangan tetap. Sementara upah minimum tersebut berlaku kepada pekerjaburuh dengan masa kerja kurang dari 1 satu tahun. Sedangkan
pekerjaburuh dengan masa kerja lebih dari satu tahun dirundingkan secara tripartit antara buruh dengan pengusaha dengan perusahaan yang bersangkutan.
Pada pasal 43 dijelaskan upah minimum dilakukan setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak KHL dengan memperhatikan produktivitas
dan pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan standar kebutuhan seorang pekerjaburuh lajang untuk dapat
hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 satu bulan. Komponen hidup layak terdiri atas beberapa komponen dan jenis kebutuhan hidup dan peninjauan atau
survei terhadap komponen hidup layak dilakukan sekali dalam 5 tahun.
Universitas Sumatera Utara
82
Peninjauan atas komponen dan jenis kebutuhan hidup dilakukan oleh mentri dengan mempertimbangkan kajian yang dilakukan oleh Dewan Pengupahan
Nasional dengan menggunakan data dan informasi dari lembaga yang berwenang di bidang statistik. Hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup
sebagaimana dimaksud pada Pasal 43 ayat 6 menjadi dasar perhitungan Upah minimum selanjutnya dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi. Sementara ketentuan lain yang bersifat spesifik mengenai kebutuhan hidup layak diatur dengan Peraturan Menteri.
Formulasi penetapan Upah Minimum dijelaskan pada pasal 44 ayat 2 yaitu sebagai berikut :
UMn = UMt + {UMt x Inflasit + ∆ PDBt} Upah minimum yang akan ditetapkan adalah upah minimum tahun
berjalan ditambah dengan perkalian upah minimum tahun berjalan dengan penjumlahan tingkat inflasi tahun berjalan dan tingkat domestik bruto tahun
berjalan.
Penetapan Upah minimum Provinsi danatau KabupatenKota
Pada pasal 45 ayat 1 dikatakan Gubernur wajib menetapkan Upah minimum provinsi. Pada ayat 2 Penetapan Upah minimum provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dihitung berdasarkan formula perhitungan Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 2. Selanjutnya pada ayat 3
dikatakan telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat 5, gubernur menetapkan Upah minimum provinsi
dengan memperhatikan rekomendasi dewan pengupahan provinsi. Kemudian rekomendasi dewan pengupahan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 3
didasarkan pada hasil peninjauan kebutuhan hidup layak yang komponen dan jenisnya ditetapkan oleh Menteri dan dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi pada ayat 6.
Universitas Sumatera Utara
83
Dalam menetapkan upah minimum Kabupatenkota dialkukan oleh gubernur yang dijelaskan pad pasal 46 ayat 1. Upah minimum kabupatenkota
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus lebih besar dari Upah minimum provinsi di provinsi yang bersangkutan. Kemudian pada pasal 47 ayat 1
dijelaskan Penetapan Upah minimum kabupatenkota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dihitung berdasarkan formula perhitungan Upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 2. Dalam hal telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat
5, gubernur menetapkan Upah minimum kabupatenkota dengan memperhatikan rekomendasi bupatiwalikota serta saran dan pertimbangan dewan pengupahan
provinsi. Rekomendasi bupatiwalikota sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berdasarkan saran dan pertimbangan dewan pengupahan kabupatenkota.
Rekomendasi bupatiwalikota serta saran dan pertimbangan dewan pengupahan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan saran dan pertimbangan dewan
pengupahan kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 3 didasarkan pada hasil peninjauan kebutuhan hidup layak yang komponen dan jenisnya ditetapkan
oleh Menteri dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Pasal 48 Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah minimum provinsi
danatau kabupatenkota diatur dengan Peraturan Menteri. Penetapan Upah Minimum Sektoral Provinsi danatau KabupatenKota
dilakukan oleh gubernur berdasarkan hasil kesepakatan asosiasi pengusaha dengan serikat pekerjaserikat buruh pada sektor yang bersangkutan. Pada pasal
49 ayat 2 dijelaskan penetapan Upah minimum sektoral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan setelah mendapat saran dan pertimbangan mengenai
sektor unggulan dari dewan pengupahan provinsi atau dewan pengupahan kabupatenkota sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Upah minimum sektoral
provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus lebih besar dari Upah minimum provinsi di provinsi yang bersangkutan. Upah minimum sektoral
kabupatenkota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus lebih besar dari Upah
Universitas Sumatera Utara
84
minimum kabupatenkota di kabupatenkota yang bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai Upah minimum sektoral provinsi danatau kabupatenkota diatur
dengan Peraturan Menteri. Pasal 51 ayat 1 menjelaskan hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan
Upah terdiri atas: denda,ganti rugi,pemotongan Upah untuk pihak ketiga,uang muka Upah,sewa rumah danatau sewa barang-barang milik Perusahaan yang
disewakan oleh Pengusaha kepada PekerjaBuruh,hutang atau cicilan hutang PekerjaBuruh kepada Pengusaha; danatau,kelebihan pembayaran Upah.
Ditambahkan pada ayat 2 hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan Upah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a, huruf b, dan huruf d, dilaksanakan
sesuai dengan Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Pasal 52 dijelaskan dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, hal-
hal yang dapat diperhitungkan dengan Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 yang menjadi kewajiban PekerjaBuruh yang belum dipenuhi danatau piutang
PekerjaBuruh yang menjadi hak PekerjaBuruh yang belum terpenuhi dapat diperhitungkan dengan semua hak yang diterima sebagai akibat Pemutusan
Hubungan Kerja. Pada bab VII Pasal 53 menjelaskan Pengusaha atau PekerjaBuruh yang
melanggar ketentuan dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama karena kesengajaan atau kelalaiannya dikenakan denda
apabila diatur secara tegas dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Ditambahkan pada Pasal 54 denda kepada Pengusaha
atau PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dipergunakan hanya untuk kepentingan PekerjaBuruh. Jenis-jenis pelanggaran yang dapat dikenakan
denda, besaran denda dan penggunaan uang denda diatur dalam Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian Kerja Bersama. Pada pasal 55 ayat 1
dijelaskan pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 yang terlambat membayar danatau tidak membayar Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat 4 dikenai denda, dengan ketentuan:
Universitas Sumatera Utara
85
mulai dari hari keempat sampai hari kedelapan terhitung tanggal seharusnya Upah dibayar, dikenakan denda sebesar 5 lima persen
untuk setiap hari keterlambatan dari Upah yang seharusnya dibayarkan; sesudah hari kedelapan, apabila Upah masih belum dibayar, dikenakan
denda keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a ditambah 1 satu persen untuk setiap hari keterlambatan dengan ketentuan 1 satu
bulan tidak boleh melebihi 50 lima puluh persen dari Upah yang seharusnya dibayarkan; dan
sesudah sebulan, apabila Upah masih belum dibayar, dikenakan denda keterlambatan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b ditambah
bunga sebesar suku bunga yang berlaku pada bank pemerintah. Pengenaan denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
menghilangkan kewajiban Pengusaha untuk tetap membayar Upah kepada PekerjaBuruh. Pengusaha yang terlambat membayar tunjangan hari raya
keagamaan kepada PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 2 dikenai denda sebesar 5 lima persen dari total tunjangan hari raya keagamaan
yang harus dibayar sejak berakhirnya batas waktu kewajiban Pengusaha untuk membayar. Pengenaan denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak
menghilangkan kewajiban Pengusaha untuk tetap membayar tunjangan hari raya
keagamaan kepada PekerjaBuruh.
Pasal 57 ayat 1 menjelaskan Pemotongan Upah oleh Pengusaha untuk: denda,ganti rugi uang muka Upah,dilakukan sesuai dengan Perjanjian Kerja,
Peraturan Perusahaan, atau Peraturan Kerja Bersama. Sementara pemotongan Upah oleh Pengusaha untuk pihak ketiga hanya dapat dilakukan apabila ada surat
kuasa dari PekerjaBuruh. Surat kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 setiap saat dapat ditarik kembali. Surat kuasa dari PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 dikecualikan untuk semua kewajiban pembayaran oleh PekerjaBuruh terhadap negara atau iuran sebagai peserta pada suatu dana yang
menyelenggarakan jaminan sosial yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
86
peraturan perundang-undangan. Pada ayat 4 dijelaskan juga Pemotongan Upah oleh Pengusaha dapat juga untuk: pembayaran hutang atau cicilan hutang
PekerjaBuruh,sewa rumah danatau sewa barang-barang milik Perusahaan yang disewakan oleh Pengusaha kepada PekerjaBuruh harus
dilakukan berdasarkan kesepakatan tertulis atau perjanjian tertulis. Pemotongan Upah oleh Pengusaha
untuk kelebihan pembayaran Upah kepada PekerjaBuruh dilakukan tanpa persetujuan PekerjaBuruh. Pada pasal 58 ditambahkan jumlah keseluruhan
pemotongan Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 paling banyak 50
lima puluh persen dari setiap pembayaran Upah yang diterima PekerjaBuruh.
Pasal 59 dijelaskan Sanksi administratif dikenakan kepada Pengusaha yang tidak membayar tunjangan hari raya keagamaan kepada PekerjaBuruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 dan ayat 2 yaitu : Tidak membagikan uang servis pada usaha tertentu kepada PekerjaBuruh
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat 2 Tidak menyusun struktur dan skala Upah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat 2 serta tidak memberitahukan kepada seluruh PekerjaBuruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 3
Tidak membayar Upah sampai melewati jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
Tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53; danatau
Melakukan pemotongan Upah lebih dari 50 lima puluh persen dari setiap pembayaran Upah yang diterima PekerjaBuruh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa: teguran
tertulis, pembatasan kegiatan usaha,penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi; dan pembekuan kegiatan usaha. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara pemberian sanksi administratif diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 60
Universitas Sumatera Utara
87
menjelaskan yang mempunyai kewenangan menegenakan sanksi administratif adalah Menteri, menteri terkait, gubernur, bupatiwalikota, atau pejabat yang
ditunjuk sesuai dengan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 kepada Pengusaha. Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
pasal 59 ayat 1 diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan yang berasal dari: pengaduan; danatau tindak lanjut
hasil pengawasan ketenagakerjaan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 61 ditambahkan pengusaha yang telah dikenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59
ayat 2 tidak menghilangkan kewajibannya untuk membayar hak PekerjaBuruh. Menteri terkait, gubernur, bupatiwalikota, atau pejabat yang ditunjuk
memberitahukan pelaksanaan pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 2 kepada Menteri.
Pada bab IX Pasal 63 menjelaskan pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku: upah minimum provinsi yang masih dibawah kebutuhan hidup layak,
gubernur wajib menyesuaikan Upah minimun provinsi sama dengan kebutuhan hidup layak secara bertahap paling lama 4 empat tahun sejak Peraturan
Pemerintah ini diundangkan; Pengusaha yang belum menyusun dan menerapkan struktur dan skala Upah, wajib menyusun dan menerapkan struktur dan skala
Upah berdasarkan Peraturan Pemerintah ini serta melampirkannya dalam permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat 4 paling lama 2 tahun
tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Pada pasal 64 dijelaskan Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku,
semua peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang mengatur mengenai pengupahan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan danatau belum diganti berdasarkan Peraturan
Pemerintah ini. Ditambahkan pada pasal 65 saat peraturan pemerintah ini mulai
Universitas Sumatera Utara
88
berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor.8 Tahun 1981 tentang perlindungan upah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3190 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah hukum perkembangan masyarakat, munculnya masyarakat Industri telah membuka lembar baru dalam hubungan dan corak produksi dalam
masyarakat. Hubungan produksi dalam masyarakat industri telah menggantikan posisi tuan tanah dan raja dengan tani hamba di masa Feodalisme
1
menjadi pemilik modal atau borjuasi
2
dengan buruh sebagai kelas pekerja atau proletar
3
. Karl Marx seorang tokoh ekonomi politik dari Jerman mengatakan kedua kelas
sosial ini berada dalam suatu hierarki dalam stratifikasi sosial di era Kapitalisme
4
. Kaum borjuis yang memiliki alat produksi memerlukan pekerja atau buruh untuk
dapat memproduksi komoditas menjadi barang baru yang lebih tinggi nilainya. Sementara buruh yang tidak memiliki alat produksi memerlukan upah yang
didapatkan dari pengusaha untuk memenuhi kebutuhannya sebagai ganti dari hasil kerjanya dalam perusahaan. Akan tetapi dalam perkembangannya era kapitalisme
tidak lagi menjadikan industri sebagai sebuah sistem modern untuk memenuhi kebutuhan manusia akan tetapi sudah berubah menjadi instrumen untuk akumulasi
kapital bagi borjuasi atau pengusaha. Akumulasi kapital yang dilakukan oleh pemilik modal pada hakikatnya
lahir dari penghisapan nilai lebih dari hasil kerja buruh yang telahmelahirkan nilai baru dari suatu komoditas. Nilai baru yang dimaksud adalah ketika suatu barang
yang nilainya bertambah menjadi barang baru yang nilainya lebih tinggi. Contohnya adalah kapas, pada awalnya nilai dari kapas adalah rendah karena nilai
1
Feodalisme adalah Sistem sosial yang memberikan kekuasaan pada segolongan besar bangsawan atau Raja yang disebut tuan tanah dengan bersandarkan pada penguasaan tanah Feod berasal dari bahasa Perancis
yang berarti tanah
2
Dalam perspektif kelas Marx mengatakan bahwa “Borjuasi” adalah kelas yang lahir di era Kapitalisme sebagai kelas yang memiliki alat produksi
3
Proletar adalah kelas yang tidak memiliki alat produksi, di era kapitalisme Buruh telah menjadi kelas yang tidak memiliki alat produksi.
4
Kapitalisme adalah sistem dan paham ekonomi yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kepemilikan pribadi yang didalamnya terdapat peranan penting dari kapital sebagai alat utama dalam
produksi
Universitas Sumatera Utara