117
legitimasi ,hanya sebagai upaya pemerintah dalam menghegemoni dengan seolah- olah melibatkan serikat buruh dan pengusaha dalam mendamaikan hubungan
industrial khususnya tentang upah. Sementara peran dewan Pengupahan berdasarkan PP No.78 Tshun 2015
3.2.1 Keterlibatan Serikat Buruh Dalam Dewan Pengupahan
Penentuan perwakilan serikat buruh diatur dalam Kepmenakertrans RI Nomor 201 Tahun 2001 Tentang Keterwakilan Dalam Kelembagaan Dalam
Hubungan Industrial, Dengan Memperhatikan: 1.
Permenakertrans No : Per-06Men2005 Tentang Verifikasi Keanggotaan Serikat PekerjaSerikat Buruh.
2. Kepmenakertrans No : Kep-16Men2001 Tentang Pencatatan Serikat
PekerjaSerikat Buruh. Kriteria serikat pekerjaserikat buruh yang dapat mencalonkan wakilnya untuk
duduk di kelembagaan hubungan industrial diatur dalam pasal 3, 4 dan 5 kep- 201men2001, dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.3 : Persyaratan SPSB untuk Duduk dalam Dewan Pengupahan
65
65
Keputusan Mentri No.201 tahun 2001 tentang keterwakilan dalam kelembagaan hubungan industrial
No Persyaratan
Kelembagaan Hubungan Industrial Nasional
Provinsi KabupatenKota
1 Unit Kerja
150 SPSB 30 SPSB
10 SP 2
Anggota SPSB 50.000 org
5.000 org 2500 org
3 Jumlah Kepengurusan
20 20
- SPSB dalam KabKota
4 Jumlah Kepengurusan
20 -
- SPSB dalam Provinsi
Universitas Sumatera Utara
118
Penetapan dan pembagian jumlah wakil serikat pekerjaserikat buruh yang duduk dalam kelembagaan hubungan industrial Nasional, Provinsi, dan
KabupatenKotaditentukan secara proporsional sesuai jumlah anggota serikat pekerjaserikat buruh berdasarkan hasil audit atau verifikasi keanggotaan serikat
pekerjaserikat buruh. Keanggotaan serikat pekerjaserikat buruh, yang melakukan rekapitulasi hasil pengecekan dan verifikasi keanggotaan serikat pekerjaserikat
buruh adalah instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan di KabupatenKota
66
.Verifikasi tersebut dilakukan setiap tahun, laporan hasil verifikasi disampaikan kepada BupatiWalikota untuk diteruskan kepada
Gubernur dan Mentri. Dalam pelaksanaanya serikat buruh dalam dewan pengupahan untuk
mempengaruhi besaran upah minimum pertahunnya. Karena yang pertama, dengan adanya keterlibatan serikat buruh dalam dewan pengupahan sehingga
dapat dikatakan kebijakan pengupahan melibatkan semua pihak dan terdapat unsur “Demokratis” didalamnya. Kedua, dewan pengupahan masih memberikan
ruang kepada buruhpekerja melaui serikat buruh dalam melakukan pendiskusian dan musyawarah terhadap survei KHL yang dilakukan oleh dewan pengupahan
provinsi maupun kabupatenkota. Dan hal ini nantinya akan mempengaruhi harga komponen hidup layak yang puncaknya akan mempengaruhi secara langsung
besaran upah minimumnya. Semakin objektif pembahasan terhadap KHL yang dilakukan oleh dewan pengupahan maka akan semakin objektif pula besaran upah
yang akan direkomendasikan kepada Gubernur, dan BupatiWalikota. Yang ketiga, ketika buruhpekerja terlibat dalam dewan pengupahan maka ruang
negosiasi langsung dengan gubernur dalam penetapan upah masih terbuka secara demokratis. Hal ini dapat menjadi ruang yang maksimal bagi serikat buruh dalam
menyampaikan aspirasinya terkait upah apabila upah yang direkomendasikan masih belum sesuai dengan kebutuhan hidup rill buruh.
66
Permenakertrans RI Nomor : PER.06MENIV2005 tentang Pedoman Verifikasi
Universitas Sumatera Utara
119
3.2.3 Keterlibatan Serikat Buruh Dalam Penetapan Upah