89 misalnya dia menulis dan menyumbangkan naskahnya dalam bidang ilmu
perpustakaan.
3. Gaya Penulisan
Kalau kita perhatikan gaya penulisan ensiklopedi umum, sebenarnya tidak ada ensiklopedi umum yang cocok untuk kelompok pemakai dengan tingkatan ilmuwan ahli atau expert.
Hal ini dapat dimengerti karena sesuai dengan nama nya yang bersifat umum sehingga informasinyapun disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca oleh masyarakat umum. Di
dalam penyusunan ensiklopedi biasanya penerbit meminta menulis artikel kepada penyumbang naskah atau kontributor dengan standard penulisan tertentu. Kemudian naskah
tersebut disunting oleh kelompok penyunting naskah dengan gaya penulisan yang disesuaikan dengan sasaran pembaca ensiklopedi tersebut. Sebagai contoh, kalau ensiklopedi
tersebut akan diterbitkan untuk kelompok usia anak-anak, maka gaya penulisannyapun akan disesuaikan sehingga dapat dimengerti oleh anak-anak. Oleh karena itu di dalam menilai
gaya penulisan suatu ensiklopedi sangat erat kaitannya dengan pengguna perpustakaan kita.
4. Kemutakhiran dan revisi
Dalam menilai kemutakhiran sebuah ensiklopedi yang kita lihat adalah kemutakhiran relatif, sebab biasanya jangka waktu revisi sebuah ensiklopedi sangat la ma. Sebagai contoh
edisi ke 14 Encyclopedia Britannica yang diterbitkan tahun 1929 baru direvisi sesudah lebih dari 40 tahun dan edisi berikutnya yaitu edisi ke 15 terbit pada tahun 1974. Oleh karena itu
kurang bijaksana kalau menjadikan tahun terbit sebuah ensiklopedi sebagai dasar penilaian kemuthakiran sebuah ensiklopedi. Untuk menjaga kemutakhiran isi dari sebuah ensiklopedi
biasanya penerbitnya menerbitkan buku tahunan ensiklopedi tersebut yang berisi informasi baru yang belum ada pada ensiklopedi tersebut.
Kita juga bisa mengetahui kemutakhiran ensiklopedi dengan memperhatikan informasi tentang subyek, tempat dan juga beberapa beberapa hal seperti tokoh dsb. Illustrasi juga
dapat dijadikan indikator tentang kemutakhiran isi ensiklopedi, misalnya rancang bangun mobil dan pesawat terbang, model baju, gaya potret dan sebagainya menunjukkan kemutak-
hiran suatu ensiklopedi.
5. Objektifitas
Objektifitas dari suatu ensiklopedi ini penting kita lihat dan nilai mengingat bahwa informasi yang diberikan oleh ensiklopedi ini adalah informasi yang bersifat dasar dan umum
mengenai suatu objek. Sebagai contoh kita bisa perhatikan misalnya bagaimana suatu ensiklopedi yang diterbitkan oleh negara kapitalis seperti Amerika dan Inggris menulis
tentang ideologi sosialis. Begitu juga pandangan mereka tentang negara- negara berkembang. Objektifitas ini menjadi sangat penting apabila dikaitkan dengan artikel
tentang negara kita sendiri, karena informasi yang tidak objektif tentang negara kita, terutama yang memojokkan dan menjelekkan negara kita akan merugikan dan meresahkan kita. Sebaik-
nya ensiklopedi yang demikian tidak kita pilih menjadi koleksi Bahan Referensi Umum perpustakaan kita.
6. Susunan Entri
Kamus dan ensiklopedi umumnya disusun menurut urutan abjad dan dilengkapi dengan acuan silang yang lengkap. Oleh karena itu sesuatu yang disusun menurut urutan abjad
90 dapat pula dikatakan sebagai susunan kamus atau susunan ensiklopedi. Hampir semua
ensiklopedi umum mengikuti tata susunan ini dan umumnya pengguna sangat terbiasa dengan susunan demikian.
7. Indeks
Susunan menurut abjad hanya dapat membantu pengguna mencari topik yang diperlukan apabila topik tersebut kebetulan menjadi kepala entri. Oleh karena itu walaupun suatu ensik-
lopedi umum disusun menurut abjad keberadaan indeks mutlak diperlukan terutama untuk memberikan informasi lokasi bagi topik yang ada di dalam suatu entri. Topik yang ada
dalam suatu entri tidak dapat didekati dari susunan ensiklopedi karena topik tersebut bukan sebagai kepala entri. Jadi keberadaan indeks ini sangat membantu pengguna untuk mencari
informasi lokasi topik terutama bagi topik yang sangat spesifik.
8. Format
Dalam menilai format ensiklopedi ini kita harus melihat ukuran ensiklopedi, mutu huruf, ilustrasi, penjilidan dan sebagainya. Ilustrasi seperti foto, diagram, peta dan gambar
biasanya sangat membantu kita dalam membaca suatu informasi. Oleh karena itu ensiklopedi dengan ilustrasi yang baik akan menjadi pertimbangan kita dalam memilih
koleksi ensiklopedi. Ilustrasi ini juga dapat membantu kita dalam menilai kemutakhiran informasi ensiklopedi.
Mutu pencetakan ilustrasi juga perlu diperhatikan. Jangan sampai adanya ilustrasi ini justru mengganggu karena jeleknya mutu pencetakan ilustrasi. Mutu pencetakan ini sangat erat
kaitannya dengan mutu kertas yang digunakan oleh ensiklopedi tersebut.
Ukuran volume ensiklopedi perlu dipertimbangkan. Misalnya apakah ukurannya terlalu besar dan tebal sehingga menyulitkan pengguna dalam mencari informasi di dalamnya. Karena
biasanya ensiklopedi umum berukuran tebal maka perlu juga diperhatikan apakah ensiklopedi tersebut mudah dibuka artinya apabila dibuka halaman ensiklopedi tersebut
dapat terlihat semua tanpa harus menekan bagian tengah halaman ensiklopedi tersebut.
Dari segi penjilidan ensiklopedi harus mampu dan kuat dengan kondisi penggunaan diperpustakaan dimana buku ini akan digunakan oleh banyak orang.
Selain itu mutu dan bentuk atau jenis huruf yang digunakan perlu mendapat perhatian. Ini sangat menentukan dalam menilai mutu readability dari ensiklopedi. Jarak antar huruf,
jarak antar baris dan jarak antar kolom juga perlu diperhatikan dalam menentukan mutu pencetakan.
C. PENILAIAN KATALOG, BIBLIOGRAFI, INDEKS DAN ABSTRAK