Daya Dukung Lingkungan dengan

adalah rasio total penerimaan terhadap total pengeluaran rumah tangga nelayan selama periode waktu tertentu. NTN dapat dirumuskan sebagai berikut : NTN = YtEt Yt = YFt + YNFt Et = EFt + EKt Dimana : Yt = Total Penerimaan Keluarga Nelayan Rp Et = Total Pengeluaran Keluarga Nelayan Rp YFt = Total Penerimaan Nelayan dari Usaha Perikanan Rp YNFt = Total Penerimaan Nelayan dari Non Perikanan Rp EFt = Total Pengeluaran Nelayan untuk Usaha Perikanan Rp EKt = Total Pengeluaran Nelayan untuk Konsumsi Keluarga Nelayan Rp t = Periode Waktu bulan, tahun, dll. Susandi et al 2008 menyatakan bahwa dampak perubahan iklim akibat pemanasan global menyebabkan naiknya permukaan air laut dan terjadi kerusakan infrastruktur, hilangnya lahan dan terganggunya aktivitas ekonomi sehingga masyarakat sekitar laut atau sungai mengalami kerugian secara ekonomi.

2.6. Daya Dukung Lingkungan dengan

Ecological Footprint Inglis et al 2000 menjelaskan empat tipe daya dukung lingkungan yang sesuai dengan kawasan pesisir. Daya dukung tersebut adalah 1 daya dukung fisik physical carrying capacity, 2 daya dukung produksi production carrying capacity , 3 daya dukung ekologi ecological carrying capacity, dan 4 daya dukung sosial social carrying capacity. Daya dukung suatu wilayah ditentukan oleh: 1. Kondisi biogeofisik wilayah dan 2, Permintaan manusia atas sumberdaya dan jasa lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Daya dukung wilayah pesisir dapat ditentukan dengan cara menganalisis: 1. Variabel kondisi biogeofisik yang menyusun kemampuan wilayah pesisir dalam memproduksi atau menyediakan sumberdaya alam dan jasa lingkungan. 2. Variabel sosial, ekonomi dan budaya yang menentukan kebutuhan manusia yang tinggal diwilayah pesisir tersebut atau yang tinggal diluar wilayah pesisir tetapi berpengaruh terhadap perubahan sumberdaya alam dan jasa lingkungan diwilayah tersebut. Konsep ecological footprint pertama kali diperkenalkan oleh Wackernagel dan Ress 1996 dalam bukunya yang berjudul: Our Ecological Footprint: Reducing Human Impact on The Earth. Setiap diri kita memerlukan lahan untuk konsumsi pangan dan papan Footprint Pangan dan Papan untuk bangunan jalan, tempat pembuangan akhir sampah degraded land Footprint dan perlu hutan dan juga lautan untuk mengabsorbsi kelebihan CO 2 pada saat membakar BBM Energi Footprint. Ecological Footprint Eco-Footprint diekpresikan dalam konteks satuan produktifitas global dunia. Jadi misalnya produktivitas sereal dunia adalah 2,5 tonhath maka jika seseorang mengkonsumsi 1 ton sereal per tahun berarti mempunyai “ Cereal Footprint “ sebesar 0,4 hacap. Namun Ferguson 2002 dalam PKSPL 2005 telah menunjukan bahwa menggunakan produktivitas global dapat mendistorsi hasil perhitungan dengan menggunakan produktivitas lokal. Secara konseptual maka Ecological Footprint tidak boleh melebihi biocapacity. Biocapacity dapat diartikan sebagai daya dukung biologis atau daya dukung saja. Ferguson 2002 dalam PKSPL 2005 menyatakan bahwa Ecological Footprint sebagai ukuran ketersediaan lahan produktif secara ekologis. Sementara daya dukung lingkungan dalam kaitan ini dapat disajikan dalam bentuk jumlah orang yang dapat hidup dilokasi tersebut yang dapat didukung oleh biocapacity yang ada. Daya dukung lingkungan Carrying Capacity adalah total biocapacity dibagi dengan total Ecological Footprint. Contoh Ecological Footprint dalam kaitannya dengan daya dukung lingkungan, menurut PKSPL 2005 adalah sebagai berikut. Misalnya di sebuah pulau setiap orang mengkonsumsi 2 ton jagung dan 0,2 ton pepaya per tahun. Diketahui ternyata wilayah ini telah menggunakan 20.000 ha lahan untuk menumbuhkan jagung dan 500 ha untuk menanam pepaya. Produktivitas lahan jagung adalah 10 ton ha th, sementara produktivitas lahan pepaya adalah 40 tonhath. Apabila kenyataan penduduk pulau ini kebutuhan akan pepaya dan jagung terpenuhi maka daya dukung yang dihitung dari produksi jagung dan daya dukung dihitung dari produksi pepaya harus sama. Dapat dilihat bahwa jika 20.000 ha menghasilkan jagung dengan produktivitas 10 ton ha th maka akan diproduksi jagung sebanyak 200.000 ton th. Kebutuhan setiap orang adalah 2 ton per tahun maka jumlah orang yang dapat dicukupi carrying capacity adalah 200.000 2 = 100.000 orang. Jika daya dukung ini dihitung dari produksi pepaya maka dapat dilihat bahwa produksi pepaya dalam satu tahun adalah 500 x 40 = 20.000 ton tahun. Konsumsi setiap orang adalah 0,2 ton pepaya per tahun maka daya lingkungan adalah 20.000 0,2 = 100.000 orang. Daya dukung harus sama walaupun dihitung dari jenis konsumsi yang berbeda. Daya dukung lingkungan dapat juga dihitung dari biocapacity dan Ecological Footprint. Pada contoh diatas maka Ecological Footprint dari jagung adalah konsumsi per capita produktivitas = 2 10 = 0,2 ha. Sementara itu Ecological Footprint dari pepaya adalah 0,2 40 = 0,005 ha dengan demikian Ecological Footprint adalah 0,205 ha. Ecological Footprint mewakili kebutuhan kapital alam yang sangat diperlukan dari suatu populasi dalam artian luasan lahan yang produktif secara ekologis. Luas lahan footprint tersebut tergantung pada besarnya populasi, standar hidup material, pemanfaatan teknologi dan produktifitas ekologis Wackernagel et al , 1998. Ecological Footprint telah digunakan untuk menghitung lahan yang diperlukan untuk kecukupan kebutuhan ekologis seseorang baik pada tingkat lokal, regional, negara bahkan dunia. Konsep ini digunakan sebagai indikator yang mengukur pasokan supply dan permintaan demand sumber daya alam yang dapat pulih renewable resources untuk menjamin keberlanjutan suistainable sistem manusia Holmberg, 1999.

2.7. Strategi Adaptasi dan Mitigasi