Uji Aktivitas Antibakteri Kloram

Gambar 6 Bakteri Staphylococcus aureus. Sumber: Dyer 2008 S. aureus dapat dijumpai pada kulit, selaput lendir, bisul-bisul dan luka- luka. Bakteri ini sering ditemukan pada produk pangan dengan bahaya sedang dan penyebarannya terbatas. Ciri-ciri khusus S. aureus penyebab adalah memproduksi enterotoksin yang stabil terhadap pemanasan hingga 100 o C selama beberapa menit, memproduksi toksin epidermolitik yang menyebabkan kulit melepuh dan menghasilkan Toxic Shock Syndrome Toxin TSST 1 yang menyebabkan kerusakan pada jaringan Greenwood et al. 1995. S. aureus menghasilkan koagulase, dijumpai pada selaput hidung, kulit, kantung rambut, dapat menyebabkan keracunan makanan serta komplikasi pada influenza. Keracunan makanan yang umum terjadi karena termakannya toksin yang dihasilkan oleh galur-galur toksigenik S. aureus yang tumbuh pada makanan tercemar. Jumlah enterotoksin yang termakan menentukan waktu timbulnya gejala serta parah tidaknya infeksi tersebut. Pada umumnya gejala-gejala mual, pusing, muntah dan diare muncul 2-6 jam setelah mengkonsumsi makanan tercemar tersebut Greenwood et al. 1995.

2.5. Uji Aktivitas Antibakteri

Senyawa antibakteri didefinisikan sebagai senyawa biologis atau kimia yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri. Berdasarkan aktivitasnya, zat antibakteri dapat bersifat bakterisidal membunuh bakteri dan bakteriostatik menghambat pertumbuhan bakteri. Mekanisme kerja zat antibakteri dalam menghambat pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pH lingkungan, komponen medium, stabilitas obat, takaran inokulum, lama inkubasi dan aktivitas metabolisme mikroorganisme Irianto 2006. Zat-zat yang digunakan sebagai antibakteri harus mempunyai beberapa kriteria ideal, antara lain ekonomis, efektif, stabil, tidak bersifat racun bagi manusia atau hewan lain, tidak bergabung dengan komponen organik lain, memiliki aktivitas pada suhu kamar atau suhu tubuh, tidak menimbulkan karat atau warna dan tidak mempengaruhi bau Irianto 2006. Salah satu metode uji aktivitas antibakteri yang banyak digunakan adalah metode uji aktivitas antibakteri Noer dan Nurhayati 2006 yang disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Tahapan uji aktivitas antibakteri Noer dan Nurhayati 2006. Kerusakan bakteri merupakan hasil interaksi antibakteri dengan bagian tertentu pada sel bakteri. Interaksi antibakteri tersebut dapat menyebabkan sejumlah perubahan pada sel bakteri yang berakhir pada kematian sel bakteri. Penuangan agar ke dalam cawan petri Penghomegenan Pendinginan selama 15 menit atau sampai agar membeku Pemberian 20 μl ekstrak pada paper disc dengan konsentrasi 2 Peletakkan paper disc ke dalam cawan yang telah berisi bakteri uji Inkubasi pada suhu 37 o C selama 18-20 jam dalam posisi terbalik Penginokulasian bakteri 20 μl dalam cawan petri steril Pengamatan dan pengukuran zona bening P p m e p k 2 b s i k m m a d m y o b Perubahan permeabilita matinya sel, enzim yang penghambat kerusakan to

2.6. Kloram

Kloram bakteriostati spektrum ya ini masih di karena harg maju telah m menyebabka aplastik Sya Cara k dengan men mengganggu yang efektif otak Syah e Kloram bakteriostati yang terjad as sel yang , perubahan akan menga tan sintesis otal Pelczar mfenikol mfenikol ya ik yang efe ang luas, bai igunakan se anya yang m melarang pe an efek neg ah et al. 200 kerja kloram nghambat a u pembentuk f menembus et al . 2005. mfenikol m ik yang tid di antara la akan meny molekul pr akibatkan ter asam nuk dan Chan 1 ang disebut fektif mengh ik bakteri gr ecara luas ol murah dan enggunaan k gatif pada k 05. mfenikol dal aktivitas pep kan ikatan p seluruh jari Gambar 8 m Gambar 8 S Sumber: merupakan dak membu ain kerusaka yebabkan ter rotein atau a rganggunya m kleat dan 988. juga chlor hambat per ram positif m leh negara-n aktivitasnya kloramfeniko kesehatan, y lam mengha ptidil transf peptida. K ingan dalam menunjukkan Struktur klor Wikipedia antibiotik unuh bakteri an pada di rhambatnya asam nuklea metabolisme protein se romycetin m rtumbuhan maupun bak negara deng a yang stabil ol sebagai a yaitu timbu ambat pertum ferase dari Kloramfeniko m tubuh, term n struktur kl ramfenikol. 2008a. aminoglikos i melainkan inding sel, pertumbuha at, penghamb e atau matiny ehingga me merupakan a mikroorgani kteri gram ne gan pendapa l, tetapi neg antibiotik ka lnya penyak mbuhan bak ribosom b ol merupaka masuk mata, loramfenikol sida, yaitu n hanya m perubahan an sel atau batan kerja ya sel serta enyebabkan antimikroba isme pada egatif. Zat atan rendah gara-negara arena dapat kit anemia kteri adalah bakteri dan an senyawa syaraf dan l. antibiotik menghambat sintesa protein yang sangat diperlukan dalam perbanyakan dan pembelahan sel bakteri. Kloramfenikol merupakan antibiotik yang paling stabil. Zat ini juga cepat dan hampir sempurna diabsorpsi oleh saluran pencernaan Fardiaz 1992. Darmowandowo dan Kaspan 2009 dalam artikelnya menyebutkan bahwa dosis kloramfenikol yang biasa digunakan adalah 50 mgkghari yang dibagi menjadi empat kali pemberian. Dosis yang biasa diberikan pada laki-laki dewasa ±750 mg yang terbagi menjadi tiga hingga empat kali dalam sehari, dosis tersebut akan menjadi dua kali lipat pada kondisi yang parah. Dosis yang diberikan pada anak-anak, bayi prematur atau bayi yang baru lahir adalah setengah dari dosis yang diberikan pada manusia dewasa, hal ini dikarenakan anak-anak, bayi prematur atau bayi yang baru lahir belum mampu mencerna obat-obatan dengan efektif.

3. METODOLOGI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

3 66 83

Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang Kerang Bulu (Anadara antiquata)

13 136 93

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

7 128 81

Pengaruh Perebusan Kerang Darah (Anadara granosa) Terhadap Penurunan Kadar Logam Kadmium Menggunakan Akuades dan Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

4 73 86

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) SEBAGAI BAHAN ABRASIF DALAM PASTA GIGI Utilization of Waste Shells of Blood (Anadara granosa) as Abrasive Ingredients in Toothpaste

0 1 11

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 6 20

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 1 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang Kerang Bulu (Anadara antiquata)

0 3 21

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 13