Uji pendahuluan aktivitas antibakteri

4.3. Uji Aktivitas Antibakteri

4.3.1. Uji pendahuluan aktivitas antibakteri

Ekstrak kerang darah yang telah diperoleh dari proses ekstraksi selanjutnya diuji aktivitasnya sebagai senyawa antibakteri terhadap dua jenis bakteri patogen yang mewakili bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, yaitu S. aureus OD = 0,723 dan E. coli OD = 0,788. Lalitha 2004 menjelaskan bahwa interval OD Optical Density bakteri yang digunakan pada uji antibakteri adalah 0,6-0,8. Davis dan Strout 1971 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa antibiotik dengan diameter zona hambat 20 mm atau lebih berarti sangat kuat, diameter zona hambat 10-20 mm berarti kuat, diameter zona hambat 5-10 mm berarti sedang dan diameter zona hambat 5 mm atau kurang berarti lemah. Hasil pengujian aktivitas antibakteri ekstrak kerang darah dengan konsentrasi ekstrak 2 disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Aktivitas antibakteri ekstrak kerang darah pada konsentrasi 2 Jenis bakteri Diameter zona hambat mm Ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat Ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol Kontrol kloramfenikol E. coli S. aureus 6 7 - - 23 28 Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat memiliki daya hambat sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dengan diameter zona hambat sebesar 6 mm dan bakteri S. aureus dengan diameter zona hambat sebesar 7 mm. Ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol tidak menunjukkan aktivitas penghambatan baik pada pertumbuhan E. coli maupun S. aureus, hal ini diduga karena komponen aktif kerang darah yang berpotensi sebagai senyawa antibakteri pada ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol lebih rendah apabila dibandingkan dengan ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat, selain itu diduga karena konsentrasi ekstrak yang digunakan terlalu rendah sehingga tidak menunjukkan aktivitas antibakteri. Pelarut etil asetat merupakan pelarut organik yang banyak digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi senyawa antimikroba, misalnya ekstraksi senyawa antimikroba dari daun ketimun dan babadotan Gunawan et al. 1999 dan ekstraksi senyawa antibakteri dari produk gambir Pambayun et al. 2007. Aktivitas antimikroba in vitro dipengaruhi beberapa hal, seperti pH lingkungan, komponen-komponen media, stabilitas obat, takaran inokulum, lama inkubasi serta aktivitas metabolisme mikroorganisme Irianto 2006. Uji aktivitas antibakteri tidak dilakukan pada ekstrak kerang darah dengan pelarut heksana karena rendemen ekstrak yang sedikit. Hasil positif uji antibakteri oleh ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat dan hasil negatif uji antibakteri oleh ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol pada konsentrasi 2 menunjukkan dugaan bahwa komponen aktif pada kerang darah yang berpotensi sebagai senyawa antibakteri bersifat semi polar karena terlarut pada pelarut etil asetat yang bersifat semi polar. Dugaan ini didukung oleh pustaka yang menyatakan bahwa senyawa polar lebih mudah larut dalam pelarut polar, senyawa semi polar mudah larut pada pelarut semi polar dan senyawa non polar lebih larut dalam pelarut non polar Sudarmadji et al. 2007. Kloramfenikol sebagai antibakteri kontrol mampu menghasilkan zona hambat dengan diameter sebesar 23 mm pada E. coli dan 28 mm pada S. aureus pada konsentrasi kloramfenikol sebesar 2. Berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan, kloramfenikol termasuk antibakteri dengan kemampuan penghambatan kuat. Hasil tersebut didukung oleh penjelasan pada penelitian Davis dan Strout 1971 yang menyatakan bahwa antibiotik dengan diameter zona hambat 10-20 mm termasuk antibiotik kuat. Zona hambat yang dihasilkan kloramfenikol jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan zona hambat yang dihasilkan ekstrak kerang darah dengan pelarut etil asetat dan ekstrak kerang darah dengan pelarut metanol. Hal tersebut dikarenakan kloramfenikol merupakan antibiotik yang memiliki spektrum luas dalam menghambat pertumbuhan bakteri baik gram positif maupun gram negatif Pelczar dan Chan 1988.

4.3.2. Uji aktivitas antibakteri dengan berbagai konsentrasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

3 66 83

Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang Kerang Bulu (Anadara antiquata)

13 136 93

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

7 128 81

Pengaruh Perebusan Kerang Darah (Anadara granosa) Terhadap Penurunan Kadar Logam Kadmium Menggunakan Akuades dan Larutan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

4 73 86

PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG DARAH (Anadara granosa) SEBAGAI BAHAN ABRASIF DALAM PASTA GIGI Utilization of Waste Shells of Blood (Anadara granosa) as Abrasive Ingredients in Toothpaste

0 1 11

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 0 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 6 20

Pengaruh Komposisi dan Ukuran Mikro Serbuk Kulit Kerang Darah (Anadora granosa) Terhadap Komposit Epoksi-PS/Serbuk Kulit Kerang Darah (SKKD)

0 1 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Sintesis dan Karakterisasi Hidroksiapatit dari Limbah Cangkang Kerang Bulu (Anadara antiquata)

0 3 21

Kandungan Logam Berat Pb pada Air, Sedimen, dan Kerang Darah (Anadara granosa) di Pantai Belawan, Provinsi Sumatera Utara

0 0 13