UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maka sel bakteri akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat terlihat langsung oleh mata sehingga bisa langsung dihitung Collin, et al., 2004.
4.2 Pertumbuhan Koloni Bakteri Sampel X, Y dan Z pada Medium MRSA
Pengamatan visual terhadap koloni bakteri yang terbentuk dari masing- masing sampel yaitu berbentuk bulat dengan tepi menyeluruh, halus, berwarna
putih keruh dan tidak menimbulkan aroma. Dari ketiga sampel terbentuk koloni yang hampir sama karena ketiga sampel ini berasal dari keluarga Lactobacillus
yang secara morfologi memiliki bentuk yang sama.
Keterangan : a. koloni sampel X kiri, b. koloni sampel Ytengah, c. koloni sampel Z kanan
Gambar 4.1 Koloni Sampel X, Y dan Z
4.3 Identifikasi Bakteri Sampel X, Y dan Z dengan Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram yang dilakukan menunjukkan bahwa ketiga sampel berbentuk batang dan merupakan kelompok bakteri Gram positif yang
menghasilkan warna ungu. Mekanisme pewarnaan Gram didasarkan pada perbedaan permeabilitas di antara kedua kelompok dinding sel bakteri. Dinding
sel bakteri Gram negatif mengandung peptidoglikan jauh lebih sedikit dan kurang ekstensif dibandingkan dinding sel bakteri Gram positif, sehingga pori-pori pada
peptidoglikan bakteri Gram negatif tetap cukup besar dan tidak dapat mempertahankan kompleks Ungu Kristal-Yodium UKY. Sedangkan pada
bakteri Gram positif, kompleks Ungu Kristal-Yodium terperangkap di dalam dinding sel dan menghasilkan warna ungu Pelczar dan Chan, 2008.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Keterangan : a. sampel X kiri, b. sampel Y tengah, c. sampel Z kanan
Gambar 4.2 Pewarnaan Gram Sampel X, Y dan Z
4.4 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel X pada
Penyimpanan Suhu 4
○
, 25
○
dan 44
○
C
Hasil uji viabilitas bakteri sampel X pada penyimpanan suhu 4
○
, 25
○
dan 44
○
C selama 4 minggu penyimpanan dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Jumlah Total Bakteri Sampel X Selama Periode Penyimpanan
Suhu Minggu 0
cfu Minggu 1
cfu Minggu 2
cfu Minggu 3
cfu Minggu 4
cfu
4
○
C 3,05 x 10
10
3,04 x 10
10
3,02 x 10
10
3,00 x 10
10
3,03 x 10
10
3,15 x 10
10
3,01 x 10
10
2,99 x 10
10
3,02 x 10
10
3,02 x 10
10
3,05 x 10
10
3,01 x 10
10
3,02 x 10
10
3,04 x 10
10
3,00 x 10
10
Rata-rata 3,08 x 10
10
3,02 x 10
10
3,01 x 10
10
3,02 x 10
10
3,01 x 10
10
25
○
C 3,05 x 10
10
3,04 x 10
10
3,01 x 10
10
3,04 x 10
10
3,01 x 10
10
3,15 x 10
10
2,99 x 10
10
3,01 x 10
10
3,02 x 10
10
2,99 x 10
10
3,05 x 10
10
3,06 x 10
10
3,04 x 10
10
3,01 x 10
10
3,02 x 10
10
Rata-rata 3,08 x 10
10
3,03 x 10
10
3,02 x 10
10
3,02 x 10
10
3,00 x 10
10
44
○
C 3,05 x 10
10
3,00 x 10
7
2,01 x 10
7
2,96 x 10
6
2,55 x 10
6
3,15 x 10
10
3,00 x 10
7
2,10 x 10
7
2,96 x 10
6
2,60 x 10
6
3,05 x 10
10
3,11 x 10
7
2,11 x 10
7
2,97 x 10
6
2,56 x 10
6
Rata-rata 3,08 x 10
10
3,03 x 10
7
2,07 x 10
7
2,96 x 10
6
2,57 x 10
6
Jumlah total bakteri sampel X dianalisis dengan One Way Repeated Measures Anova dengan membandingkan perbedaan penggunaan ketiga suhu
penyimpanan yang berpengaruh pada sampel X. Penyimpanan pada suhu 4
○
C dan 25
○
C tidak menunjukkan perubahan jumlah total bakteri yang signifikan p0,05, yang berarti penyimpanan pada suhu 4
○
C dan 25
○
C dapat mempertahankan jumlah total bakteri. Hasil yang berbeda secara signifikan tampak ketika
membandingkan antara penyimpanan suhu 44
○
C dengan suhu 4
○
C. Hal yang sama
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
juga ditemui ketika membandingkan penyimpanan suhu 44
○
C dengan suhu 25
○
C, menunjukkan hasil yang signifikan berbeda p0,05 di mana pada penyimpanan
suhu 44
○
C terjadi perubahan jumlah total bakteri selama periode 4 minggu penyimpanan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel X dengan Menggunakan
Metode Uji One Way Repeated Measures ANOVA
Pairwise Comparison
Measure: MEASURE_1
Keterangan: Signifikansi 0,05, viabilitas bakteri berbeda secara signifikan Signifikansi 0,05, viabilitas bakteri tidak berbeda secara signifikan
Stabilitas penyimpanan pada masing-masing suhu juga dianalisis dengan menggunakan
One Way
Repeated Measures
Anova, yaitu
dengan membandingkan antara jumlah total koloni dari awal pengujian yakni sebelum
penyimpanan sampai dengan 4 minggu periode penyimpanan. Hasil analisa penyimpanan sampel X pada suhu 4
○
C tidak mengalami perubahan jumlah total koloni dari awal pengujian sampai dengan akhir pengujian. Begitu pula yang
terjadi dengan penyimpanan pada suhu 25
○
C. Sedangkan stabilitas penyimpanan suhu 44
○
C mengalami penurunan jumlah total bakteri yang signifikan dari awal pengujian sampai dengan minggu ke empat, hal ini tampak pada Lampiran 16, 17
dan 18. ISuhu J Suhu
Mean Difference I-J
Std Error
Sig
b
95 confidence Interval for Difference
b
Lower Bound
Uppe Bound 4 25
44 25 4
44 44 4
25 -,084
4,010 ,084
4,094
-4,010 -4,094
,441 ,441
,441 ,441
,441 ,441
,856s ,000
,856 ,000
,000 ,000
-1,163 2931
-996 3,015
-5,090 -5,174
,996 5,090
1,163 5,174
-2,931 -3,015
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Grafik 4.3
Hubungan Antara Waktu Penyimpanan dengan Viabilitas Sampel X pada Penyimpanan Suhu 4
○
, 25
○
dan 44
○
C
4.5 Hasil Pengujian dan Analisa Data Viabilitas Bakteri Sampel Y pada