Reproduksi Kajian bioekologi dalam rangka menentukan arah pengelolaan ikan belida (Chitala lopis Bleeker 1851) di Sungai Kampar, Provinsi Riau

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Tangkapan Ikan Sampel  Hasil tangkapan total ikan belida selama penelitian Ikan belida total yang tertangkap selama penelitian, sebanyak 507 ekor. Semua ukuran ikan belida; ukuran kecil 401 – 610 mm, sedang 611 – 750 mm dan besar 750 – 950 mm ditemukan pada setiap stasiun pengambilan sampel. Analisis hasil tangkapan ikan belida berdasarkan waktu penelitian, dibedakan menurut musim kemarau April, Mei, Juni, Juli, peralihan Februari, Maret, Agustus, September dan musim hujan Oktober, November, Desember, Januari berdasarkan data debit stasiun. Hasil tangkapan ikan belida terbesar pada musim kemarau dan terkecil pada musim hujan, Gambar 12. Komposisi tangkapan ikan belida berdasarkan kelompok ukuran pada setiap musim terlihat pada Gambar 13. 30 60 90 120 150 180 210 240 270 Kemarau n=283 Peralihan n=150 Hujan n=74 Musim J um la h Ta ng k a pa n e k or Gambar 12. Jumlah tangkapan total ikan belida berdasarkan musim waktu pengambilan sampel ikan 40 26 19 111 46 25 132 78 30 20 40 60 80 100 120 140 Kemarau Peralihan Hujan Musim J u m la h T a n g k a p a n e k o r Bes a r Seda ng Keci l Gambar 13. Jumlah tangkapan total ikan belida berdasarkan kelompok ukuran dan musim Pada musim kemarau air sungai relatif surut sehingga aliran air dari badan sungai utama dengan anak-anak sungai sekitar terputus. Akibat adanya penyurutan hidrologi sungai tersebut, ikan belida cenderung akan tinggal di perairan sungai dan sebagian lagi di tempat-tempat terdalam yang masih tergenang air. Pada kondisi ini, memungkinkan ikan belida lebih mudah tertangkap dibandingkan musim lainnya. Menurut Tjahjo dkk. 2000 in Yuliani 2009, besarnya jumlah tangkapan ikan pada musim kemarau, diduga pada musim tersebut volume air lebih sedikit, arus lebih lambat dan ikan lebih banyak melakukan aktivitas sehingga peluang tertangkap lebih besar. Sebaliknya pada musim hujan, volume air meningkat sehingga aliran air dari badan sungai utama dengan anak- anak sungai kembali menyatu. Kondisi ini menyebabkan ikan belida tidak mudah ditangkap, karena ikan belida menyebar ke rawa-rawa dan anak sungai untuk memijah dan mencari makan. Keberadaan ikan di suatu perairan memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan makanannya Lagler 1972 dan ikan cenderung mencari makan pada daerah-daerah yang banyak akan sumberdaya makanan yang disukainya Nikolsky 1963.  Hasil tangkapan ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi Ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi, sebanyak 176 ekor, terlihat pada Gambar 14. Semua ukuran ikan belida, ukuran kecil 401 – 610 mm, sedang 611 – 750 mm dan besar 750 – 950 mm di temukan pada setiap stasiun pengambilan sampel, namun demikian komposisi tangkapan pada setiap stasiun didominasi oleh kelompok ikan belida berukuran kecil dengan persentase 54.05 – 79.49, Gambar 15. Hasil Tangkapan Ikan Belida 37 20 38 32 49 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Kutopanjang Teso Langgam Rantau Baru Kuala Tolam Stasiun Pengam bilan Sam pel J u m la h T a n g k a p a n e k o r Gambar 14. Jumlah ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi berdasarkan stasiun pengambilan sampel selama penelitian. 20 13 31 27 32 15 4 6 9 10 2 2 3 1 1 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 44 48 Kutopanjang n=37 Teso n=20 Langgam n=39 Rantau Baru n=37 Kuala Tolam n=43 Stasiun Pengambilan Sampel J u m la h T a n g k a p a n e k o r Besar Sedang Kecil Gambar 15. Jumlah ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi berdasarkan kelompok ukuran pada setiap stasiun pengambilan sampel. Seperti halnya dengan analisis hasil tangkapan total, sampel ikan belida untuk makanan dan reproduksi juga dianalisis berdasarkan waktu penelitian yang dibedakan menurut musim kemarau April, Mei, Juni, Juli, peralihan Februari, Maret, Agustus, September dan musim hujan Oktober, November, Desember, Januari berdasarkan data debit stasiun. Jumlah sampel ikan belida terbesar pada musim kemarau dan terkecil pada musim hujan, Gambar 16. 10 20 30 40 50 60 70 80 Kemarau n=75 Peralihan 71 Hujan 30 Musim J um la h Ta ng k a pa n e k or Gambar 16. Jumlah ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi berdasarkan musim waktu pengambilan sampel ikan Pada setiap musim dilakukan analisis pada semua ukuran ikan belida kecil, sedang dan besar. Komposisi sampel analisis terbesar adalah kelompok ikan belida berukuran kecil, Gambar 17. 2 4 3 13 16 7 50 43 15 10 20 30 40 50 60 Kemarau Peralihan Hujan Musim J u m la h T a n g k a p a n e k o r Bes a r Seda ng Keci l Gambar 17. Jumlah ikan belida yang dijadikan sampel untuk analisis makanan dan reproduksi berdasarkan kelompok ukuran dan musim b. Biologi Populasi b.1 Aspek Molekuler  Variasi sekuen dan distribusi haplotipe Sekuense nukleotide dari 51 spesimen ikan belida, memiliki panjang bervariasi dari 566 bp sampai 936 bp. Panjang sekuense yang berbeda disebabkan oleh jumlah segmen situs berulang number tandem repeat yang berbeda Tabel 5. Tabel 5. Jumlah situs berulang pada sebagian fragmen daerah kontrol mtDNA ikan belida Sampel Jumlah situs berulang 1 2 3 4 5 6 7 8 Kuto Panjang 9 1 Teso 11 Langgam 9 Rantau Baru 9 Kuala Tolam 1 1 6 1 Haplotipe spesiasi 1 1 1 Chitala lopis 1 Data jumlah situs berulang pada daerah kontrol mtDNA belida tidak mampu mendeteksi secara jelas adanya perpisahan populasi dan memunculkan banyak situs yang mengalami insersi-delesi, sehingga dalam analisis DNA keberadaan situs berulang dihilangkan. Analisis daerah kontrol mtDNA ikan belida Sungai Kampar menyisakan 560 basa, 104 basa diantaranya belum pernah dilaporkan sebelumnya di Gene Bank, yaitu pada posisi 16143 – 16247. Detail informasi data genetik dan lokasi sampling kode sampel, lokasi, ukuran sampel di sajikan pada Tabel 6. Hasil analisis dari 48 spesimen ikan belida sungai Kampar, mengungkapkan keberadaan 8 haplotipe yang terbentuk dari 10 situs yang bervariasi dan 3 haplotipe spesiasi haplotipe ikan belida Sungai Kampar yang sangat berbeda ditandai oleh 118 situs bervariasi teridentifikasi pada 3 spesimen ikan. Komposisi haplotipe dan posisi variasi basa ikan belida Sungai Kampar berdasarkan sebagian fragmen daerah kontrol mtDNA disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Berdasarkan analisis, terdapat 2 haplotipe haplotipe 2 dan haplotipe 8 yang ditemukan pada lokasi sampling yang berbeda shared, 1 haplotipe diantaranya ada pada semua populasi haplotipe 8. Lokasi sampling Kutopanjang memiliki 1 haplotipe spesifik lokasi, sementara Kuala Tolam memiliki 5 haplotipe spesifik. Haplotipe spesiasi ditemukan pada lokasi sampling Langgam, Rantau Baru dan Kuala Tolam. Peta distribusi haplotipe disajikan pada Gambar 18.