Kedalaman Turbidity Kondisi Lingkungan Kondisi Perairan di stasiun pengambilan sampel
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Ikan belida Sungai Kampar merupakan spesies Chitala lopis
2. Perbedaan kondisi habitat menyebabkan populasi ikan belida di Sungai Kampar telah terfragmentasi.
3. Keragaman genetik populasi ikan belida telah mengalami penurunan dan besaran tingkat keragaman genetik antar populasi berbeda.
4. Strategi pengelolaan ikan belida di Sungai Kampar spesifik untuk setiap lokasi dan berbeda antar populasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah: 1.
Mengkaji aspek bioekologi ikan belida struktur dan status kesehatan populasi ikan belida di tinjau dari aspek biologi populasi, aspek makanan, pertumbuhan,
reproduksi dan habitat. 2.
Merumuskan konsep dan strategi pengelolaan ikan belida.
Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk usaha pengelolaan dan domestikasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pada
ekosistem sungai, khususnya terhadap ikan belida di Sungai Kampar Provinsi Riau.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Belida Chitala lopis
Ikan belida tergolong ke dalam kelas Actinopterygii, Ordo Osteoglossiformes, famili Notopteridae, genus Chitala, spesies Chitala lopis Nelson 1976; Kottelat et al.
1993; 1997, memiliki sinonim Notopterus chitala dengan nama internasional giant featherback. Di Indonesia ikan belida dikenal dengan nama belido Sumatera atau pipih
Kalimantan. Ciri-ciri morfologi ikan belida, berdasarkan Weber dan deBeaufort 1913;
Kottelat et al. 1993; 1997, memiliki badan pipih dan memanjang dengan bagian punggung yang tampak membesar. Bagian perut berduri ganda dengan bagian ekor yang
juga memanjang. Ukuran sisik kecil, berbentuk sikloid, pada samping badan membentuk gurat sisi. Bukaan mulut lebar, dibatasi rahang atas depan dan rahang atas. Rahang atas
memanjang sampai bawah atau belakang mata. Sirip punggung kecil, terletak kira-kira direntang pertengahan sirip dubur yang bersatu dengan sirip ekor. Sirip perut yang bersatu
pada dasarnya kecil rudiment. Selaput insang gill membrane bersatu pada bagian dasarnya dan bebas dari isthmus dengan jari-jari selaput insang berjumlah 7-9. Saringan
insang tidak banyak, kuat, ada serangkaian tonjolan pada bagian dalam lengkung insang yang pertama, struktur morfologis ikan belida terlihat pada Gambar 3.
Pola warna terdiri dari 3 fase yaitu fase maculosus 150-270 mm, seluruh badan ditutupi bintik bulat kecil. Banyak garis miring berbintik-bintik pada sirip dubur dan
badan bagian belakang dan sebuah bintik hitam pada pangkal sirip badan fase borneensis, 300-600 mm, tidak ada tanda-tanda lain kecuali bintik hitam pada pangkal
sirip dada fase hypselonotus, 600 mm; beberapa spesimen tidak memiliki tanda-tanda pada badan fase lopis, kisaran ukuran tidak dikenal Kottelat et al. 1993.