Perancangan Percobaan dan Perlakuan

Wadah Penelitian Wadah penelitian berupa bak untuk pendederan udang galah berukuran 5x3x1,5 m 3 dan keramba untuk pembesaran ikan lele berukuran 1,5x1x1 m 3 . Bak terbuat dari beton dan dilengkapi dengan pipa pembuangan berdiameter 4 inchi. Keramba terbuat dari bilahan bambu dan ditopang dengan 4 buah kayu penyangga secara vertikal dan diberi kaki setinggi 0,2 m. Gambar 3 Wadah pemeliharaan ikan lele a dan udang galah b

3.3 Perancangan Percobaan dan Perlakuan

Penelitian terdiri dari 3 perlakuan, masing-masing diulang sebanyak tiga kali, menggunakan rancangan acak lengkap RAL dengan rasio jumlah ikan lele terhadap udang galah sebagai faktor. Penempatan wadah penelitian dilakukan secara acak. Perlakuan yang dicobakan adalah: A. Perbandingan ikan lele dan udang galah; 150:0 kontrol B. Perbandingan ikan lele dan udang galah; 150:300 C. Perbandingan ikan lele dan udang galah; 150:600 3.4 Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan Persiapan dan penebaran ikan uji Pada setiap kolam ditempatkan dua buah keramba dengan ketinggian sekitar 20 cm di atas dasar kolam pada bagian tepi kolam. Kolam dibersihkan dan diisi air yang a b telah diendapkan sebanyak 12 m 3 . Selanjutnya air didesinfeksi dengan kaporit sebanyak 30 g m 3 dan untuk menetralkan klorin dilakukan pengaerasian kuat selama satu minggu. Pemberian aerasi dilakukan pada 3 titik, 6 titik dan 8 titik berturut-turut untuk minggu ke: 1-2, 3-4 dan 5-7 yaitu di bagian ujung, tengah dan ujung kolam. Selama periode penelitian tidak dilakukan pergantian air baru. Sebelum ditebar, dilakukan pengukuran bobot ikan uji menggunakan timbangan digital dan panjang total menggunakan jangka sorong. Benih ikan lele ditebar dalam keramba dengan kepadatan 100 ikanm 3 75 ikankeramba pada semua perlakuan. Seminggu kemudian benih udang galah ditebar dalam kolam perlakuan B dengan kepadatan 20 udangm 2 300 udangkolam dan kolam perlakuan C dengan kepadatan 40 udangm 2 600 udangkolam. Pada saat penebaran, benih diaklimatisasi terlebih dahulu terhadap parameter kualitas air yang baru. Intensifikasi Bakteri Heterotrof Inokulum bakteri heterotrof diberikan pada semua perlakuan di awal masa pemeliharaan sebanyak 20 mlm 3 air, setara dengan kepadatan tebar awal bakteri 2000 selml. Pada bak perlakuan B dan C diberikan molase setiap hari sebanyak 72,5 jumlah pakan ikan lele penentuan dosis molase berdasarkan perhitungan pada Lampiran 1. Silikat diberikan sebanyak 1 g m 3 air pemeliharaan setiap hari selama satu minggu. Supaya bahan-bahan tersebut tercampur secara cepat dan homogen, dilakukan pelarutan dengan satu ember air dan disebar merata pada bak pemeliharaan. Pemberian pakan Pemeliharaan ikan lele dilakukan selama 49 hari. Pakan diberikan sebanyak 5- 3 dengan target FCR sekitar 0,82, mengikuti manajemen pemberian pakan seperti pada Lampiran 2. Program pemberian pakan dibuat berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan secara berulang dengan menggunakan pakan formula yang mengandung protein 32. Ukuran pakan ikan lele pada empat minggu pertama adalah 2 mm, dan minggu berikutnya sampai dengan akhir pemeliharaan adalah 3 mm. Jumlah pakan ikan lele yang diberikan berdasarkan hasil sampling bobot dan mortalitas ikan mingguan. Frekuensi pemberian pakan adalah 2 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 dan pukul 16.00. Tidak ada pemberian pakan buatan pada udang galah yang dipelihara di kolam. Parameter pengamatan Pengumpulan data bobot ikan lele dan udang galah dilakukan setiap minggu secara acak. Sedangkan kematian ikan diamati setiap hari. Hasil sampling bobot dan pengamatan kelangsungan hidup ikan lele akan menjadi dasar jumlah pakan yang akan diberikan setiap harinya. Pemeriksaan bakteri yang meliputi kelimpahan bakteri dari air pemeliharaan dan usus udang dilakukan setiap minggu dengan menggunakan metode cawan sebar pada media TSA. Media TSA dibuat dengan cara mendidihkan agar TSA 4 g dalam akuades 100 ml pada penangas air. Lalu di-autoclave dan setelah kondisi hangat disebar pada cawan petri. Setelah agar dingin posisi cawan dibalik dan dapat disimpan di lemari pendingin atau langsung digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Sampel air media pemeliharaan diambil dari kolom air dengan menggunakan botol sampel. Sedangkan pengambilan sampel dari usus dilakukan dengan cara mengambil sampel udang galah lalu dibedah, diambil ususnya dan ditimbang. Selanjutnya usus tersebut diletakkan dalam wadah steril, dihancurkan, ditambah larutan fisiologis dan di-vortex sehingga diperoleh larutan usus sebanyak 1 ml. Kemudian sampel air media pemeliharaan dan usus diencerkan melalui pengenceran berseri 10 -3 , 10 -4 , 10 -5 dan seterusnya, lalu di-plating pada media TSA, diinkubasi selama 24 jam dan dihitung jumlah koloni yang terbentuk. Pengukuran parameter kualitas air oksigen terlarut DO, pH dan suhu air dilakukan secara in situ dalam kolom air masing-masing dengan menggunakan alat DO meter, pH meter dan thermometer. Khusus untuk parameter DO dan suhu dilakukan setiap minggu secara diurnal setiap 2 jam. Pengambilan sampel air untuk pemeriksaan secara ex situ dilakukan setiap minggu dari kolom air sebelum pemberian sumber karbon. Parameter yang dianalisa meliputi ammonia nitrogen total TAN, nitrit NO 2 , nitrat NO 3 , alkalinitas dan karbondioksida menggunakan alat spektrofotometer; BOD menggunakan DO meter; serta volatile suspended solid VSS. VSS merupakan selisih total suspended solid dan fixed suspended solid yang diukur dengan dengan metoda gravimetrik. Pengukuran kadar protein ikan dan udang galah dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan yang meliputi tahapan oksidasi, destilasi dan titrasi. Perhitungan beberapa parameter pengamatan: 1. Laju pertumbuhan harian α Laju pertumbuhan harian rata-rata ikan dihitung dengan menggunakan rumus: α = { } 1 − t wo wt x 100 Keterangan: α = pertumbuhan harian rata-rata wo = bobot tubuh awal pemeliharaan g wt = bobot tubuh akhir pemeliharaan g t = waktu pemeliharaan t 2. Kelangsungan hidupsurvival level SR Tingkat kelangsungan hidup ikan dihitung dengan menggunakan rumus: SR = 100 Nt N × Keterangan: SR = kelangsungan hidup Nt = jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor N = jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor 3. Rasio konversi pakan FCR Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: FCR ikan lele = le BiomassaLe Pakan Δ Σ Keterangan: Pakan Σ = jumlah pakan ikan lele selama pemeliharaan g Biomassa Δ = selisih biomassa pada awal dan akhir pemeliharaan g FCR ikan lele + udang = udang le BiomassaLe Pakan + Δ Σ Keterangan: Pakan Σ = jumlah pakan ikan lele selama pemeliharaan g udang le BiomassaLe + Δ = jumlah dari selisih biomassa lele dan udang galah pada awal dan akhir pemeliharaan g Peningkatan FCR = 100 × + − + udang e FCRikanlel e FCRikanlel udang e FCRikanlel 4. Retensi nitrogen Retensi nitrogen dihitung dengan menggunakan rumus: Retensi nitrogen = 100 0 × − Np N Nt Keterangan: Nt = jumlah nitrogen ikan pada akhir pemeliharaan g N 0 = jumlah nitrogen ikan pada awal pemeliharaan g Np = jumlah nitogen pakan yang diberikan pada ikan g Nitrogen yang terbuang = 100 - nitrogen yang diretensi 5. Efisiensi nitrogen Efisiensi nitrogen dihitung dengan menggunakan rumus: Efisiensi nitrogen = 100 × + Npakan Nudang Nlele Keterangan: Nlele = jumlah nitrogen yang diretensi ikan lele g N udang = jumlah nitrogen yang diretensi udang galah g Npakan = jumlah nitogen pakan yang diberikan pada ikan g 6. Jumlah koloni bakteri Jumlah koloni bakteri dihitung dari sampel air dengan menggunakan rumus: Jumlah koloni bakteri CFUml = S fp N 1 1 × × Keterangan: N = jumlah bakteri dalam cawan petri koloni fp = faktor pengenceran S = jumlah sampel yang diambil dari suspensi bakteri ml Jumlah koloni bakteri dari sampel usus udang galah dihitung dengan menggunakan rumus: Jumlah koloni bakteri CFUg = B S fp N 1 1 1 × × × Keterangan: N = jumlah bakteri dalam cawan petri koloni fp = faktor pengenceran S = jumlah sampel yang diambil dari suspensi bakteri ml B = Bobot usus udang galah dalam 1 ml larutan fisiolofis gml 7. Biomassa bakteri Biomassa bakteri dalam air media pemeliharaan dihitung dengan menggunakan rumus: Biomassa g = A x V x B Keterangan: A = kelimpahan bakteri di bak selml V = volume wadah pemeliharaan ml B = bobot 1 sel bakteri 10 -12 gsel Biomassa bakteri dalam usus udang galah dihitung dengan menggunakan rumus: Biomassa g = A x U x B Keterangan: A = kelimpahan bakteri di usus selg U = bobot usus udang galah g B = bobot 1 sel bakteri 10 -12 gsel 8. Produksi Produksi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Produksi kotor kgm 2 MT = Bt : A Produksi bersih kgm 2 MT = Bt – B0 : A Produktivitas kotor kgm 2 tahun = Pk x MT Produktivitas bersih kgm 2 tahun = Pb x MT Keterangan: A = luas lahan m 2 Bt = jumlah biomassa ikanudang pada akhir pemeliharaan kg B0 = jumlah biomassa ikanudang pada awal pemeliharaan kg Pk = produksi kotor kgm 2 MT Pb = produksi bersih kgm 2 MT MT = jumlah musim tanam dalam setahun kali

3.5 Analisa Data