Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.
Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga,
keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat.
Untuk memiliki kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki guru adalah: 1 Pengetahuan tentang hubungan antar manusia
2 Memiliki keterampilan membina kelompok 3 Keterampilan bekerjasama dalam kelompok
4 Menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.
C.
Cara Mengembangkan Kompetensi Sosial Guru
Kemasan pengembangan kompetensi sosial untuk guru, calon guru, dan siswa tentu berbeda. Kemasan itu harus memperhatikan karakteristik masing-masing, baik
yang berkaitan dengan aspek psikologi maupun sistem yang mendukungnya. Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu tahu atau dimensi-
dimensi kompetensi ini. Beberapa dimensi ini misalnya dapat kita saring dari konsep life skills. Dari
35 life skills atau kecerdasan hidup itu, ada 15 yang dapt dimasukkan kedalam dimensi kompetensi sosial yaitu:
20
1Kerja tim, 2 Melihat peluang, 3 Peran dalam kegiatan kelompok, 4 Tanggung jawab sebagai warga, 5 Kepemimpinan, 6 Relawan sosial, 7 Kedewasaan dalam
berelasi, 8 Berbagi, 9 Berempati, 10 Kepedulian terhadap sesama, 11 Toleransi, 12 Solusi konflik, 13 Menerima perbedaan, 14 Kerjasama, 15 Komunikasi
Kelima belas kecerdasan hidup ini dapat dijadikan sebagai pengembang kompetensi sosial bagi pendidik dan calon pendidik. Topik-topik ini dapat
dikembangkan menjadi materi ajar yang dikaitkan dengan kasus-kasus yang aktual dan relevan atau kontekstual dengan kehidupan masyarakat.
20
Kompetensi Sosial Guru dalam www.gamadidaktika.com
Cara mengembangkan kecerdasan sosial di lingkungan sekolah antara lain: diskusi, berani menghadapi masalah, bermain peran, kunjungan langsung ke masyarakat dan
lingkungan sosial yang beragam. Kunci keberhasilan komunikasi antara mentor dan menti adalah saling
percaya, sejalan dengan substansi informasi yang dapat diandalka. Di lain pihak, perselisihan, disintegrasi dalam komunikasi, ketidakmampuan mentor dan menti
saling percaya ialah sumber utama kegagalan program induksi. Jika pada saat tertentu menti merasa curiga dengan mentornya, maka proses komunikasi tidak berjalan
dengan baik. Isi komunikasi diantara mereka diterima dalam keadaan tidak utuh. Kegagalan pada satu pihak berarti kegagalan bagi semuanya, karena komunikasi
merupakan proses yang dinamis.
21
Seorang guru harus mempunyai kemampuan dan kepandaian berkomunikasi. Adanya satu prinsip komunikasi dalam suatu kelas dapat dibedakan menjadi tiga
kategori diantaranya adalah:
22
Pertama, Sifat individu. Mempertinggi hubungan yang baik terhadap siswanya dengan membina sikap yang baik kepada semua siswa. Sikap yang baik dan
kepercayaan yang kaut merupakan hal yang penting jika guru dan siswa dapat menciptakan suatu komunikasi yang baik dalam situasi belajar. Sifat yang bijaksana
dari guru adalah mampu menjadi seorang pendengar yang aktif. Siswa akan merespon guru yang dapat mendengarkan dengan baik terhadap apa yang ingin disampaikan
siswa. Kedua, Penggunaan kepandaian berkomunikasi. Komunikasi akan lebih
efektif ketika guru menggunakan contoh yang berkaitan dengan kehidupan siswanya seperti cita-cita, pengalaman dan gaya hidup.
21
Ibid, h. 75.
22
Iif Khoiru Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: Prestasi Pustakaraya, Cet. I, 2011, h. 49.