Hasil Pengolahan Data kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor

tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang berkesan dan bermakna. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Sedangkan kompetensi sosial guru dianggap sebagai salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat dalam menghadapi masa yang akan datang. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka materi yang harus disampaikan kepada peserta didik akhirnya tidak jelas tersampaikan yang mengakibatkan peserta didik kebingungan dan tidak mengerti dengan penjelasan guru. Dari hasil penelitian melalui wawancara terhadap beberapa peserta didik menunjukkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea baik dalam berkomunikasi. Hal ini dikatakan oleh 2 dari 3 peserta didik. Vivin Sofianti siswa kelas XI – MIA 3 menjelaskan “Bahasa yang digunakan oleh guru PAI ketika mengajar di kelas sangat mudah difahami”. 3 Kemudian Refina Cahyani siswa kelas XII – MIA 3 juga mengatakan “ Saat mengajar guru PAI menggunakan bahasa yang mudah difahami ini terbukti ketika beliau mengajar jarang anak-anak yang bergurau ataupun ngobrol sendiri-sendiri dibandingkan ketika mata pel ajaran lain”. 4 Namun beda dengan Mediana siswa kelas XI – MIA 3 yang mengatakan bahwa “Tidak semua yang dijelaskan oleh guru PAI menggunakan bahasa yang mudah difahami, mungkin karena saya baru menjumpai materi tersebut sehingga butuh pemahaman yang sangat jelas”. 5 Selain dari siswa guru PAI Bapak Zaenal Musthafa sendiri ketika diwawancarai keduanya mengatakan bahwa peserta didik sangat antusias ketika 3 Wawancara dengan Vivin Sofianti di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18 Desember 2015. 4 Wawancara dengan Revina Cahyani di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18 Desember 2015. 5 Wawancara dengan Mediana di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18 Desember 2015. menerima pelajaran PAI ini disebabkan karena mereka berasal dari daerah serta mempunyai latar belakang agama yang sangat kental. 6 Bagi guru, kemampuan berkomunikasi merupakan syarat wajib yang harus dimiliki. Dengan berkomunikasi, maka akan terjadi pertukaran informasi timbal balik dengan orang tua untuk kepentingan anaknya. Guru harus menerima dengan lapang dada setiap kritikan orang tua siswa yang bersifat membangun dan mampu memberi teladan bagi masyarakat dan para siswa dalam menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi secara baik dan benar. Seorang guru harus memiliki keluwesan dalam bergaul, karena jika seorang guru tidak memiliki keluwesan bergaul maka pergaulannya akan menjadi kaku dan akan mnyebabkan orang yang bersangkutan kurang diterima oleh masyarakat. Jika di dalam lingkungan sekolah seorang guru diamati dan dinilai oleh peserta didik, maka di lingkungan masyarakat seorang guru akan diamati dan dinilai oleh anggota masyarakat itu sendiri. Tidak hanya di dalam kelas ketika mengajar, di luar kelas pun guru PAI menggunakan bahasa yang baik, hal ini disampaikan oleh Drs. Maryana. Seorang guru yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah bagian kurikulum, beliau mengatakan “ setiap guru dituntut untuk mempunyai kompetensi sosisal yang baik. Di SMA Negeri 1 Ciampea, semua guru saya nilai sudah memenuhi kompetensi sosial yang baik, terlebih guru PAI yang erat kaitannya dengan kompetensi sosial, Alhamdulillah sampai saat ini telah mem enuhi syarat kompetensi sosial”. 7 Begitu juga yang disampaikan oleh Ibu Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si, menurutnya “Guru PAI sudah baik dalam mensosialkan ilmu agama terhadap teman-teman guru, kepala sekolah terutama kepada anak didik bahkan kep ada karyawan pun juga demikian”. 8 kemudian ditegaskan kembali oleh Ibu Ina Diana yang bertugas sebagai koordinator 6 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 7 Wawancara dengan Drs. Maryana wakasek. Urs. kurikulum di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. 8 Wawancara dengan Sri Hartati Mulya, S.Pd. M.Si di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. Tata Usaha, dalam wawancaranya beliau menyampaikan “ saya sangat nyaman ketika ngobrol dengan guru PAI, bahkan saya sendiri sering bertanya masalah agama mengenai hukum yang sekiranya saya belum tahu, dan beliaupun menjawab menerangkan dengan sangat gamblang”. 9 Dari keterangan yang diperoleh dari beberapa informan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea sudah baik dalam berkomunikasi secara lisan. Namun tidak dalam komunikasi secara tulisan, hal ini terbukti dari beberapa informan yang peneliti wawancarai hanya kepala sekolah Bapak Drs. Arif Setiawan, MM. saja yang mengatakan bahwa “Guru PAI Bapak Nur Salim sudah pernah membuat karya ilmiyah, namun sampai saat ini belum di publikasikan”. 10 Selain dari kepala sekolah semua informan mengatakan guru PAI belum pernah membuat karya ilmiyah atau sejenisnya bahkan Bapak Drs. Zaenal Musthafa sendiri selaku guru PAI beliau mengatakan “sampai saat ini saya belum pernah membuat karya ilmiyah atau semisalnya”. 11

2. Menggunakan Tekonologi Komunikasi

Guru merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga dibutuhkan sosok guru yang inspiratif, kreatif, inovatif dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran bukan guru yang gagap terhadap teknologi gaptek. Perkembangan iptek yang cepat dan mendasar mendorong guru harus bisa menyesuaikan diri dengan responsive, arif, dan bijaksana. Responsif artinya guru harus bisa menguasai dengan baik produk iptek, terutama yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan multimedia. 9 Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21 Desember 2015. 10 Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada Rabu 23 Desember 2015. 11 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. Dalam menyampaikan materi kebanyakan guru hanya mengandalkan ilmu yang didapatkannya tanpa mengelaborasikan informasi dari sumber-sumber yang lain seperti buku yang relevan, internet, koran, majalah, TV dan lain-lain. Dengan kemampuan elaborasi tersebut guru mampu membuat materi pelajaran yang sulit menjadi mudah dipahami oleh siswanya, sehingga terciptalah suasana belajar yang nyaman, senang bagi siswa, dan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru mudah dipahami oleh siswanya dengan bantuan teknologi informasi. Guru dalam menyampaikan materi tidak lagi banyak ceramah atau mencatat materi pelajaran di papan tulis, tetapi dengan metodemedia yang menarik dan memanfaatkan teknologi informasi. Guru bisa memanfaatkan jejaring internet untuk browsing informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan dalam menyampaikan materi presentasi dengan microsoft powerpoint yang menarik, sehingga siswa merasa tidak bosan dan merasa senang serta menimbulkan rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh gurunya. Guru yang profesional adalah guru yang mampu menguasai materi dan mampu memanfaatkan sumber yang ada termasuk dalam hal ini guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Guru yang memiliki wawasan luas dan mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan materi pembelajaran lebih yakin di dalam merumuskan tujuan belajar mengajar di kelas. Selanjutnya guru yang menguasai materi dengan baik senantiasa mencoba metode dan media pembelajaran untuk diterapkan sesuai dengan materi dan perkembangan situasi di kelas. Guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik akan lebih kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. 12 Menurut hasil observasi, peneliti melihat guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton dengan menggunakan metode ceramah, namun sudah menggunakan berbagai metode diantaranya adalah 12 Riyan Hidayat, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru Sosiologi dalam Menyampaikan Materi Pembelajaran di Kelas, diakses 17 Juni 2015, www.compasiana.com power point, pada mata pelajaran fikih di kelas XI-MIA peneliti mengamati, guru PAI sudah baik dalam menggunakan metode power point dan terbukti peserta didik sangat antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut, kemudian di akhir pelajaran ketika guru PAI melakukan evaluasi 70 peserta didik bisa menjawab soal yang diberikan oleh guru. 13 Selain observasi ketika peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa informan rata-rata mereka menjawab guru PAI sudah baik dalam menggunakan metode power poin, diantaranya adalah Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd, beliau mengatakan “Guru PAI dalam menyampaiakan materi sudah baik dengan memanfaatkan berbagai media dan model pembelajaran sehingga peserta didik sangat antusias dalam kegiatan belajar mengajar, tidak hanya menggunakan metode ceramah namun juga sering menggunakan beberapa metode lain seperti diskusi, tanya jawab, power pont, permainan dll. 14 Terlepas dari itu semua SMA Negeri 1 Ciampea sudah didukung dengan adanya proyektor di setiap kelas, hal ini dinyatakan oleh kepala sekolah ketika peneliti menanyakan apakah sudah tersedia pryoktor di kelas, beliau menjawab “Alhamdulillah, di SMA Negeri 1 Ciampea sebagian besar tiap kelas sudah menggunakan proyektor, kurang lebih sekitar 75”. 15 Tidak hanya kepala sekolah guru PAI juga mengatakan demikian “Rata-rata kami menggunakan proyektor pada saat kegiatan belajar mengajar mungkin sekitar 80, apalagi di sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 sehingga kalau tidak menggunakan proyektor penyampaian materi kepada peserta didik agak sedikit terhambat ”. 16 Dari segi penggunaan TIK memerlukan perencanaan yang baik dan efisien agar pembelajaran dapat lebih maksimal kepada setiap siswa. TIK yang digunakan 13 Hasil observasi terhadap guru PAI di ruang kelas pada Selasa 12 Januari 2016 14 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 15 Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada Rabu 23 Desember 2015. 16 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. dalam pengajaran dapat membuat metode pembelajaran yang lebih efektif, menarik dan menyenangkan bagi siswa, selain itu integrasi pengajaran turut membawa dimensi baru dalam budaya mengajar dan budaya belajar di sekolah. Oleh karena itu seorang guru seharusnya melengkapi diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta terus menerus memperbaharuinya untuk memenuhi kebutuhan siswa dan lingkungannya saat ini, karena dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak menutup kemungkinan akan membuat siswa kita lebih mengenal dan telah menggunakan produk teknologi di luar jam sekolah, misalnya sekarang ini telah banyak siswa SD, SMP dan SMA yang telah bergabung di media sosial seperti facebook, twitter dan BBM dan sebaginya maka dibutuhkan pengawasan oleh guru. Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju merupakan tantangan bagi guru, khususnya guru agama islam, sama halnya dengan mata pelajaran lainnya pendidikan agama islam juga dapat mengintegrasikan TIK dalam subyek pembelajaran misal penggunaan TIK secara audio, visual dan audio visual. a. Bahan ajar pandang visual terdiri atas bahan bahan cetak printed seperti antara lain : handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, waltchart, fotogambar. b. Bahan ajar dengar audio seperti kaset, radio dan compack disk audio. c. Bahan ajar pandang dengar audio visual seperti video compact disk dan film d. Bahan ajar multimedia interaktif interactive teaching material seperti Bahan ajar berbasis web. Beberapa bentuk pemanfaatan ICT dalam pembelajaran PAI adalah : a. Penggunaan program power point dalam proses pembelajaran PAI di kelas, melalui program tersebut guru tinggal menulis poin-poin penting materi yang akan disampaikan. Dalam Microsoft Power Point juga dapat menyisipkan suara-suara dan animasi serta video pada presentase dalam pembelajaran. b. Menggunakan e – mail untuk mengumpulkan tugas dari peserta didik. c. Menggunakan web blog untuk pembelajaran di dalam atau di luar kelas, hubungan dengan pembelajaran guru dapat mengunggah up load semua materi pembelajaran PAI ke Website melalui media ini peserta didik dapat belajar tanpa dibatasi dengan ruang kelas. Apabila guru PAI menggunakan ketiga bentuk pemanfaatan TIK diatas, maka proses pembelajaran secara tidak langsung akan menjadi hidup dalam artian guru dan siswa akan berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena materi pembelajaran akan bersifat menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan sekedar upaya dalam membantu guru dalam mengajar, tetapi lebih dari itu sebagai usaha yang ditujukan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari dan memahami pengajaran agama, namun sekarang ini tidak sedikit guru PAI dalam pembelajaran dikelas masih monoton dan menggunakan metode tradisional yaitu ceramah mengajar di depan kelas. Peserta didik mau tidak mau harus mendengarkannya, sehingga berakibat peserta didik menjadi bosan. 17 Di SMA Negeri 1 Ciampea guru PAI juga menggunakan teknologi internet, disamping sekolah sudah menyediakan fasilitas hotspot guru juga sering memberikan tugas kepada peserta didik yang hasilnya dikirim melalui e-mail, baik itu tugas membuat makalah, artikel, dll. 18 Dalam hal lain juga demikian, seperti dalam kegiatan kepramukaan, OSIS, ROKHIS, dikatakan oleh beberapa peserta didik yang aktif dalam kegiatan tersebut, setiap informasi yang berkaitan dengan kegiatan biasanya dishare ke dalam grup WhatsApp atapun BBM, karena mayoritas peserta didik sudah menggunakan Handphone yang sudah memiliki aplikasi tersebut, kemudian dokumentasi yang berupa foto biasanya di up load ke dalam Facebook. 19 17 Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam, diakses 29 Juni 2015, www.disdikbud.sultengprov.go.id 18 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 19 Wawancara dengan Vivin Sofianti dkk. di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18 Desember 2015. Dalam menggunakan alat komunikasi ini, guru memberikan teladan yang baik. Artinya, komunikasi yang dibangun berisi hal-hal yang positif, menasehati, motivasi, arahan, dan sejenisnya, bukan hal-hal yang bermuatan negatif, seperti marah, mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, memfitnah, dan hal-hal yang dilarang agama dan membuat ketidakharmonisan sosial.

3. Bergaul Secara Efektif

Di sekolah hubungan dapat terjadi antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan guru serta guru dengan siswa. Hubungan guru dengan siswa lebih sering dilakukan dibandingkan dengan hubungan guru dengan guru atau hubungan guru dengan kepala sekolah. Setiap hari guru harus berhadapan dengan siswa yang jumlahnya cukup banyak yang terkadang sangat merepotkan tetapi bagi guru interaksi dengan siswa merupakan hal sangat menarik dan mengasyikkan apalagi dapat membantu siswa dalam menemukan cara mengatasi kesulitan belajar siswa. Seorang guru harus memiliki keluwesan dalam bergaul, karena jika seorang guru tidak memiliki keluwesan bergaul maka pergaulannya akan menjadi kaku dan akan menyebabkan orang yang bersangkutan kurang diterima oleh masyarakat. Jika di dalam lingkungan sekolah seorang guru diamati dan dinilai oleh peserta didik, maka di lingkungan masyarakat seorang guru diamati dan dinilai oleh anggota masyarakat itu sendiri. Bergaul secara efektif mencakup mengembangkan hubungan secara efektif dengan siswa yang memiliki ciri mengembangkan hubungan dengan prinsip saling menghormati, mengembangkan hubungan berasakan asah, asih, dan asuh. Sedangkan ciri bekerja sama dengan prinsip keterbukaan, saling memberi dan menerima. Jadi jelas bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru memang harus memperhatikan pergaulan yang efektif dengan siswa. Hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Guru di harapkan dapat menjadi tempat mengadu oleh teman sejawat dan orang tua peserta didik, dapat diajak berbicara mengenai berbagai kesulitan yang dihadapi guru lain atau orang tua berkenaan dengan anaknya, baik di bidang akademis ataupun sosial. Sebagai ilustrasi kehidupan di sekolah merupakan gambaran kehidupan di masyarakat yang penuh dinamika. Oleh karena itu, guru dan peserta didik yang ada di dalamnya memiliki sifat yang berbeda, ada yang pendiam, pemalu, pemarah, penakut, agresif dan sebagainya. Untuk itu terutama guru harus mampu menjalin hubungan yang harmonis di antara mereka sendiri dan tidak segan untuk saling berbagai pengalaman sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dalam membina pendidikan di sekolah. Sebagai contoh seorang guru yang sedang mengalami musibah akan merasa ringan dan terbantu karena rekan guru yang lain memperhatikan dan membantunya dalam mengatasi persoalan yang dihadapi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Drs. Zaenal Musthafa Guru PAI ketika wawancara yang berkaitan dengan hal ini beliau mengatakan ” ketika anak didik mempunyai masalah baik pribadi atau sesama teman biasanya tidak sungkan minta bantuan untuk pemecahan masalahnya baik lewat media online ataupun langsung bertemu dengan saya ”. 20 Begitu juga yang disampaikan oleh Bapak Drs. Nur Salim mengenai keefektifan menjalin hubungan baik kepada peserta didik, teman sejawat karyawan ataupun orang tua wali peserta didik, beliau menuturkan “salah satu kegiatan yang menunjang adanya hubungan yang efektif adalah kunjungan ke rumah home visit kepada siswa yang memiliki masalah, observasi siswa, perkenalan diri dengan sesama. Sedangkan untuk sesama guruteman sejawat adalah mengadakan arisan keluarga, family gathering, diskusi permasalahan siswa, dan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran”. 21 Mengingat peserta didik dan orang tuanya berasal dari latar belakang pendidikan dan sosial ekonomi keluarga yang berbeda, guru dituntut untuk mampu menghadapinya secara individual dan ramah. Ia diharapkan dapat menghayati perasaan peserta didik dan orang tua yang dihadapinya sehingga dapat berhubungan 20 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 21 Wawancara dengan Drs. Nur Salim guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. dengan mereka secara luwes. Mereka selalu siap memberikan bantuan kepada guru secara individual dengan kondisi sosial psikologis guru dan sesuai dengan latar belakang sosial ekonomi dan pendidikannya. Menurut hasil wawancara terhadap Bapak Ibnu Tri Cahyono, S.Pd, beliau menjelaskan “ketika ada permasalahan yang terjadi antara sesama guru, karyawan ataupun terhadap peserta didik, guru PAI selalu aktif dalam menyelesaikan masalah tersebut”. 22 Selain itu Bapak Drs. Maryana dalam wawancara mengatakan “semua guru selalu dilibatkan dalam penyelesaian masalah yang terjadi di sekolah ini, terlebih guru PAI yang ilmu agamanya lebih mumpuni dan tidak jarang beliau selalu menawarkan ide- ide solusi dalam pemecahan masalah tersebut”. 23 Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan mempengaruhi karakter dari siswa yang diajarkan oleh guru tersebut, sehingga mereka akan lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru sampaikan. Guru juga harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya. Dalam wawancara terhadap peserta didik Mediana siswi kelas XI-MIA 3 mengatakan guru PAI selain melakukan diskusi di akhir pelajaran, di awalpun sudah memulai diskusi, dan itu sangat menyenangkan. 24 Jadi ini salah satu dari bentuk adanya hubungan yang efektif antara guru PAI dengan peserta didik. 22 Wawancara dengan Ibnu Tri Cahyono, S.Pd. di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. 23 Wawancara dengan Drs. Maryana wakasek. Urs. kurikulum di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Sabtu 19 Desember 2015. 24 Wawancara dengan Mediana di ruang tamu SMA Negeri 1 Ciampea pada jum’at 18 Desember 2015. Selain dari hasil wawancara, ada juga hasil observasi yang peneliti temukan di lapangan, ketika itu peneliti sedang ngobrol santai dengan satpam bapak Irianto di ruangan kerjanya, tiba-tiba ada seorang perempuan datang menyerahkan kantong plastik kepada pak Irianto sambil mengatakan “mohon maaf bapak ini ada titipan dari Hilmida untuk bapak dan beberapa guru yang lain, sebelumnya saya ucapkan terima kasih”, kurang lebih seperti itu kalimat yang peneliti pahami, karena peneliti kurang menegerti bahasa sunda yang dikatakan perempuan tersebut. Setelah dibuka ternyata isinya undangan pernikahan, ada sekitar 10 buah undangan untuk beberapa guru dan karyawan termasuk di dalamnya adalah guru PAI bapak Nur Salim. Dan yang lebih mengejutkan lagi menurut bapak Irianto mempelai wanita tersebut adalah lulusan SMA Negeri 1 Ciampea sekitar 6 tahun yang lalu. 25 Ini bukti bahwa peserta didik walaupun sudah lulus dengan waktu yang relatif lama masih menganggap bahwa SMA Negeri 1 Ciampea adalah keluarga besarnya. Terbinanya hubungan dan komunikasi di dalam lingkungan sekolah memungkinkan guru dapat mengembangkan kreativitasnya sebab ada jalan untuk terjadinya interaksi dan ada respon balik dari komponen lain di sekolah atas kreativitas dan inovasi tersebut, hal ini menjadi motor penggerak bagi guru untuk terus meningkatkan daya inovasi dan kreativitasnya yang bukan saja inovasi dalam tugas utamanya tetapi bisa saja muncul inovasi dalam tugas yang lain yang diamanatkan sekolah. Ini berarti bahwa pembinaan hubungan dan komunikasi yang baik di antara komponen dalam sekolah menjadi suatu keharusan dalam menunjang peningkatan kinerja. Salah satu penunjang untuk mempererat hubungan antara guru dan peserta didik adalah melalui organisasi sekolah seperti OSIS, Pramuka, ROHIS dll. Disinilah peran guru PAI untuk memberikan contoh mengaplikasikan ilmu yang telah didapat, seperti yang dikatakan bapak Zaenal Musthafa sebagai pembina ROHIS, salah satu programnya adalah pada setiap hari jum’at seluruh siswa di wajibkan untuk 25 Hasil observasi di pos satpam pada Selasa 12 Januari 2016. mengikuti sholat Dhuha secara berjamaah dan mendengarkan ceramah. 26 Begitu pula dengan bapak Nur Salim yang menjabat sebagai pembina Pramuka, mungkin tidak asing lagi dalam fikiran kita bagaimana pendidikan yang diajarkan di pramuka seperti kedisiplinan, tolong-menolong, tanggung jawab dll. 27

4. Bergaul santun dengan masyarakat sekitar

Guru menyebarkan dan turut merumuskan program-program pendidikan kepada masyarakat sekitarnya sehingga sekolah tersebut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kebudayaan di tempat itu. Guru berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur pembaruan bagi kehidupan dan kemajuan daerahnya. Untuk lebih memahami dunia sekitarnya, guru turut bersama- sama masyarakat sekitarnya dalam berbagai aktivitas dan mengusahakan terciptanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara sekolah, orang tua dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antar pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat. Guru disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing di sekolah, mereka juga diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadat, mengerti aspirasinya, mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat, bisa berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka. Untuk mencapai hal itu diperlukan kompetensi dan perilaku dari guru yang cocok dengan struktur sosial masyarakat setempat, sebab ketika kompetensi dan perilaku guru tidak cocok dengan struktur sosial dalam masyarakat maka akan terjadi benturan. Sesibuk apapun guru ketika ada masyarakat yang membutuhkan pertolongan maka harus meluangkan waktunya untuk membantu masyarakat, hal ini membantu 26 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 27 Wawancara dengan Drs. Nur Salim guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. guru dalam menyampaikan visi misinya yaitu digugu lan ditiru, karena bagaimanapun juga ketika masyarakat sudah percaya terhadap guru maka akan mudah guru menyampaikan ilmunya atau dalam artian nasihat yang disampaikan oleh guru akan mudah diterima oleh masyarakat, Alhamdulillah, dari kedua guru PAI SMA Negeri 1 Ciampea beliau semua sudah mempunyai posisi di masayrakat. Bapak Zaenal Musthafa menuturkan beliau dipercaya oleh masyarakat sebagai ketua DKM Dewan Kemakmuran Masjid di tempat tinggalnya, banyak kegiatan yang beliau lakukan diantaranya adalah mengisi kajian fiqih setelah maghrib pada malam minggu untuk umum. 28 Begitu juga dengan Bapak Nur Salim, beliau juga mempunyai peran penting di masyarakat yaitu sebagai ketua RT di kampung Pulekan, Tegal Waru, Ciampea. Beliau menjelaskan akhir-akhir ini di tempat tinggalnya banyak musibah yang menimpa masyarakat seperti kehilangan sepeda motor yang sekarang lagi marak terjadi, ataupun masyarakat yang minta bantuan untuk mengurus surat nikah, dan lain sebagainya. 29 Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh masyarakat. Untuk memiliki kemampuan pergaulan, maka ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru diantaranya adalah; pengetahuan tentang hubungan antar manusia, memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan bekerjasama dalam kelompok, menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok, dsb. Dari hasil wawancara terhadap guru PAI, mereka berbaur dengan masyarakat menggunakan pendekatan dengan olahraga, seperti bapak Nur Salim, beliau sering 28 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 29 Wawancara dengan Drs. Nur Salim guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. bermain bad minton dengan para pemuda di tempat tinggalnya. 30 Sama halnya dengan bapak Zaenal Musthafa, beliau pun juga aktif bermain sepak bola futsal. 31 Namun intinya adalah mereka melakukan pendekatan tersebut hanya untuk kedekatan emosional supaya apa yang mereka sampaikan bisa diterima di masyarakat. Peranan guru dalam masyarakat berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi. Di sekolah guru menjadi pengajar, pembimbing serta teladan bagi murid-muridnya. Kemudian di masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat di sekitarnya yang memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di masyarakat. Di dalam masyarakat yang sangat menghargai guru, peranan guru sangat sulit kalau tidak diimbangi dengan kecakapan dan kompetensi dalam bidangnya. Ia akan tersisih dengan sendirinya karena persaingan dengan guru-guru yang lebih mumpuni. Apalagi bila ada guru yang tidak mampu memberikan keteladanan untuk peserta didiknya, pasti ia akan tersisih karena banyak masyarakat yang menjadikanyan sebagai bahan pembicaraaan yang tidak baik. Kedudukan guru sebagai seorang teladan dan fungsi tanggung jawab moral di masyarakat menjadi tugas yang begitu berat. Mengapa? Karena baik secara langsung dan tidak langsung guru bertanggung jawab atas generasi bangsa yang dihasilkannya. Prilaku anak bangsa menjadi salah satu tolak ukur bukti pendidikannya. Namun, bukan berarti ini menjadi tanggung jawab para guru sepenuhnya. Keterlibatan keluarga dan masyarakat di sekitarnya pun memiliki andil prilaku tersebut. Apakah norma dan nilai sosial yang ditanamkan selama pendidikan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Pelaksanaan tanggung jawab tentulah diiringi dengan penghargaan yang berlaku. Penghargaan atas peranan guru dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama yaitu penghargaan sosial. Yakni, penghargaaan atas jasa guru dalam bersikap sosial kepada anggota masyarakat serta penempatan posisi guru dalam stratifikasi 30 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 31 Wawancara dengan Drs. Nur Salim guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. sosial masyarakat yang bersangkutan. Hal ini akan mudah kita temui di masyarakat pedesaan dimana rasa hormat dan santun pada guru sangat ditekankan. Kedua adalah pengharagaan ekonomik, yaitu penghargaan atas peran guru dalam bidang gaji yang diterimanya. Guru adalah bagian dari perangkat komunitas masyarakat yang tidak bisa dipisahkan segala aktifitas kehidupannya sekalipun tugas pokoknya di lingkungan sekolah, sebab ia pergi dan pasti kembali ke tengah masyarakat. Semestinya sebagai guru harus menyadari bahwa ia tidak sekedar menyampaikan teori ilmu pada anak didiknya namun harus mampu mengaplikasikan nilai ilmu itu sendiri. Dengan demikian seorang guru akan menjadi panutan yang baik bagi anak didiknya di sekolah maupun di lingkungan masyarakat dimana ia tinggal. Dan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, maka jasanya akan selalu dikenang walaupun masa tugasnya telah habis bahkan sungguh berbahagia bila ia telah tiada ilmu yang diajarkannya akan menjadi amal jariyah yang tiada putus-putusnya. Dalam hal ini bisa dikatakan seluruh informan mengatakan bahwa guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea sudah bisa dikatakan sebagai guru teladan, seperti yang dikatakan oleh Bapak Irianto yang bertugas sebagai satpam beliau menuturkan bahwa guru PAI sudah patut dikatakan sebagai guru teladan baik untuk sesama guru peserta didik dan bahkan masyarakat sekitar karena prilakunya bagus tidak pernah terlibat kasus dan yang paling saya kagumi adalah guru PAI tidak pernah berkata kasar, itu yang saya ketahui selama 19 tahun bekerja di sini. 32 Bahkan sebagaimana yang telah di sampaikan Ibu Ina Diana dalam wawancaranya mengatakan “guru PAI harus menjadi teladan yang baik karena mereka yang lebih mengetahui masalah agama yang berkaitan dengan budi pekerti, jadi harus lebih baik dari yang lain ”. 33 Tidak dapat dipungkiri siapapun akan menilai bahwa guru itu adalah mereka orang yang berilmu, tapi perlu diingat sebenarnya yang menjadi sorotan masyarakat 32 Wawancara dengan Irianto di pos satpam SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21 Desember 2015. 33 Wawancara dengan Ina Diana di ruang TU. SMA Negeri 1 Ciampea pada Senin 21 Desember 2015. bukanlah tergantung pada kualitas keilmuannya dan kefigurannya, namun yang terpenting bagaimana seorang guru menempatkan dirinya dalam beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya, kepekaannya dengan segala hal dan aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, upaya pihak sekolah dalam melakukan pengembangan kompetensi sosial guru PAI melalui beberapa cara, seperti yang disampaikan oleh Bapak Drs. Nur Salim “upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan kompetensi sosial adalah dengan pendekatan kepada siswa, mengenal beberapa kepribadian guru, kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea ”. 34 Hal yang sama juga dilakukan oleh Bapak Drs. Zaenal Musthafa, dalam wawancaranya beliau mengatakan “Saya sering melakukan silaturrahmi kepada siswa ataupun kepada orang tua siswa, selain itu terkadang saya sengaja mengundang mereka untuk mengadakan pertemuan dengan siswa ataupun dengan masyarakat”. 35 Sedangkan menurut kepala sekolah SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Bapak Drs. Arif Setiawan, MM. “Upaya sekolah untuk meningkatkan kompetensi sosial adalah, guru PAI dilibatkan dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi seperti MGMP, seminar- seminar, dan sebagainya”. 36 34 Wawancara dengan Drs. Nur Salim guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 35 Wawancara dengan Drs. Zaenal Musthafa guru PAI di ruang guru SMA Negeri 1 Ciampea pada Selasa 22 Desember 2015. 36 Wawancara dengan Drs. Arif Setiawan, MM. di ruang kepsek SMA Negeri 1 Ciampea pada Rabu 23 Desember 2015. 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat maka dapat dipahami dan disimpulkan sebagai berikut : 1. Kompetensi sosial guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat dilihat dari berkomunikasi secara lisan, berkomunikasi secara efektif dengan orang tuawali peserta didik, berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat sekitar, berada dalam kategori baik, namun masih kurang dalam komunikasi secara tulisan, oleh karena itu diharapkan kepada para guru agar dapat meningkatkan cara berkomunikasi secara efektif dengan orang tuawali peserta didik sehingga orang tua merasa bertanggungjawab terhadap pendidikan anaknya. 2. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kompetensi sosial guru PAI diantaranya; Mengikuti MGMP, seminar pendidikan di dalam maupun luar sekolah, pendekatan pada siswa, mengenal beberapa kepribadian guru, kunjungan ke rumah siswa, guru dan keluarga besar SMA Negeri 1 Ciampea.

B. Saran

1. Disarankan kepada PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat agar dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. 2. Dianjurkan kepada guru PAI untuk lebih aktif dalam mengikuti pelatihan- pelatihan, diklat atau seminar yang berkaitan dengan pengembangan komunikasi secara tulis, agar penyampaian ilmu tidak monoton dengan menggunakan lisan, karena saat ini zaman sudah canggih, rata-rata semua sudah menggunakan elektronik, jadi lewat tulisan guru bisa menyampaikan ilmu yang dimilikinya. 3. Diharapkan kepada para guru PAI di SMA Negeri 1 Ciampea Bogor Jawa Barat agar dapat mempertahankan cara berkomunikasi secara efektif dengan sesama pendidik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Bogor. 4. Mempertahankan komunikasi dengan masyarakat yang sudah terjalin cukup baik kemudian memperbanyak lagi kegiatan-kegiatan kemasayrakatan, sehingga bisa menyampaikan tujuan dari sabda Nabi Muhammad SAW. Yang artinya “sampaikanlah apa-apa dariku walaupun satu ayat”. Karena mengajar tidak harus di dalam kelas di luar kelas pun bisa menyampaikan pelajaran. 79 DAFTAR PUSTAKA Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. II, 2015. Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, Cet. I, 2011. Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers, Cet. II, 2005. Arifin, Zaenal. Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011. B. Uno, Hamzah. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. III, 2008. Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Bahruddin, Kompetensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Guru Pendidikan Agama Islam. diakses 29 Juni 2015, www.disdikbud.sultengprov.go.id Bukhori, Imam. Shahih Bukhori. Jakarta: Wijaya, Cet XIII, 1992. Buku Profil Sekolah SMA Negeri 1 Ciampea, 2015. Chatib, Munif. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa, Cet. XII, 2013. Danim, Sudarwan. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media, Cet. II, 2012. --------. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, Cet. III, 2013. Darajat, Zakiyah. dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1995. Departemen Agama RI., Al- Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Forum Pelayanan al- Qur’an, Cet. I, 2013. Fauziyah, Pengembangan Kompetensi Guru Sekolah Smart Ekselensia Indonesia Parung Bogor. Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2014. Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1995. Hawi, Akmal. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Hidayat, Riyan. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh Guru Sosiologi dalam Menyampaikan Materi Pembelajaran di Kelas. diakses 17 Juni 2015, www.compasiana.com. http:www.apb.or.id?p=188kompetensisosialgurupdt.RubinAdiAbraham, diakses senin, 30 Maret 2015. http:www.apb.or.id?p=188kompetensisosialguruPdt.RubinAdiAbraham. Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, Cet. III, 2007. Kompetensi Sosial Guru dalam www.gamadidaktika.com Kunandar. Guru Profesional; Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011. Maleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Dokumen yang terkait

Pengaruh kompetensi sosial guru PAI terhadap akhlak sosial siswa di sekolah: penelitian di SMP-IT Al-Qomar Kelas VIII Tegal Alur Jakarta Barat

1 12 108

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG Pengaruh Implementasi Kompetensi Kepribadian Dan Sosial Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 16

PENGARUH IMPLEMENTASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN SOSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMA NEGERI 1 KEMBANG Pengaruh Implementasi Kompetensi Kepribadian Dan Sosial Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Kembang Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 11

PENDAHULUAN Kompetensi Sosial Guru PAI Sebagai Pelaku Dakwah (Studi Kasus Di SMA Negeri 3 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 2 15

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO Pengelolaan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

0 0 15

PENGELOLAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMA NEGERI 1 SUKODONO Pengelolaan Kompetensi Profesional Guru Di SMA Negeri 1 Sukodono Kabupaten Sragen.

0 0 17

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN DI SMA NEGERI 1 SRAGEN Profesionalisme Guru Ditinjau Dari Kompetensi Pedagogik Dan Kompetensi KepribadianDi SMA Negeri 1 Sragen.

0 0 14

KOMPETENSI SOSIAL GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG Kompetensi Sosial Guru Di Sekolah Dasar Negeri 1 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 2 14

KOMPETENSI SOSIAL GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG Kompetensi Sosial Guru Di Sekolah Dasar Negeri 1 Mojoagung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan.

0 1 21

PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

0 0 109