52
BAB IV PERNIKAHAN MELANGKAHI KAKAK KANDUNG DI DESA LEGOK
A. Definisi Pernikahan Melangkahi Kakak Kandung
Pernikahan melangkahi kakak memiliki beberapa suku kata yang masing-masingnya memiliki arti. Untuk mengartikan pernikahan melangkahi
kakak kandung, penulis menguraikan satu persatu dari suku kata tersebut. Pertama, arti kata pernikahan, pernikahan memiliki asal kata nkah yaitu
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami isteri dengan resmi. Pada kata pernikahan, asal kata nikah ditambahi imbuhan per
– an sehingga menjadi kata pernikahan yang artinya hal perbuatan nikah.
45
Kedua, arti melangkahi. Melangkahi memiliki arti asal kata langkah yaitu gerakan kaki ke depan, ke belakang, ke kiri, ke kanan. Pada kata
melangkahi asal kata langkah ditambahi dengan imbuhan me – I sehingga
menjadi kata melangkahi yang artinya melewati, melalui, menyalahi, melanggar, mendahului kawin, memperoleh sesuatu, dsb, melewatkan tidak
mengikutsertakan.
46
Ketiga, arti kata kakak. Kakak artinya saudara tua menurut silsilah, panggilan kepada orang yang dianggap lebih tua, panggilan kepada suami.
47
45
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h., 614.
46
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h., 494-495.
47
Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h., 378.
53
Dari suku kata tersebut dapat penulis definisikan bahwa pernikahan melangkahi kakak kandung yaitu perbuatan nikah yang mendahului saudara
yang lebih tua menurut silsilah. Maksudnya adalah pernikahan yang
dilakukan seseorang dengan mendahului kakak kandungnya
Dalam masyarakat sering terjadi penggunaan suatu adat istiadat di suatu daerah-daerah, hal ini tidak terlepas dari pengaruh atau doktrin dari para
sesepuh atau orang yang dihormati didaerah tersebut, selain mereka sendiri juga meyakini bahwa mereka memang patut untuk melaksankanan adat
istiadat tersebut. Di beberapa daerah di Indonesia ada sebagian masyarakat yang mempunyai etnis atau budaya yang menandakan identitas budaya atau
suku mereka sendiri. Kaitannya dengan pernikahan adalah bahwa budaya tersebut ikut
masuk kedalam pernikahan yang merupakan adat istiadat yang wajib dilaksanakan oleh para pengikutnya atau para kerabatnya, ini ditunjukan agar
bertujuan untuk melestarikan adat istiadat dari kelompok mereka sendiri atau budaya-budaya yang mereka yakini.
48
Di dalam pernikahan masyarakat adat yang dikaitkan dengan pengaruh hukum agama, ada tiga macam yang memungkinkan sah atau
tidaknya suatu pernikahan tersebut antara lain sebagai berikut : 1.
Di dalam penikahan masyarakat adat, hukum perkawinan atau pernikahan islam menjadi penentu untuk sah atau tidaknya suatu
48
Imam Sudiyat, Hukum Adat : Sketsa Asas Yogyakarta:Liberty Yogyakarta, 1981 cet. 2, h., 107
54
pernikahan, bahkan menolak segala hal yang berhubungan dengan ketentuan hukum adat, termasuk didalamnya upcara-upacara nikah.
2. Suatu perkawinan atau pernikahan dapat dianggap sah apabila dalam
akad nikahnya sudah dilakukan menurut hukum islam. Walaupun sebelumnya atau sedudahnya tetap dilakukan upacara adat.
3. Suatu perkawinan atau pernikahan belum diangap sah apabila perayaan
upacara perkawinan secara adat belum dilakukan walaupun sebelumnya sudah dilakukan akad nikah secara islam. Hal seperti ini sering terjadi di
daerah pamingir Lampung, Tapanuli, dan Minangkabau.
49
B. Melangkahi Dilihat Dari Sudut Pandang Adat dan Hukum Islam