Penyedap rasa kg 0,000179
0,000179 0,000179
Susu Skim kg 0,00055
0,00055 0,00055
Sumber: Data UKM Cireng Cageur Grup diolah Penetapan standar jam kerja Cireng Cageur Grup ditetapkan oleh
pemilik selama 7 jam kerja setiap hari. Tarif upah standar Cireng Cageur Grup setiap hari sebesar Rp. 30.000 per orang sehingga tarif upah standar
per jam sebesar Rp. 4.286. Penetapan standar biaya overhead pabrik ditentukan oleh pemilik berdasarkan kebutuhan yang diperlukan selama
proses produksi cireng.
4.6. Analisis Varians
4.6.1 Analisis Varians Bahan Baku Langsung
Analisis varians bahan baku langsung terdiri dari varians harga dan varians efisiensi pemakaian.
a. Analisis varians harga bahan baku langsung
Analisis varians harga bahan baku langsung rata-rata disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis varians rata-rata harga bahan baku langsung Cireng Cageur Grup bulan November 2011
Bahan Baku Analisis Varians Rata-Rata Harga Bahan Baku Rp
Standar Harga
SP Realisasi
Harga AP
Kuantitas Aktual
AQ Analisis
Varians MPV
UF Varians Tepung terigu kg
7.583 5.673
0,00593 -11,33
F 25,19
Kornet Sapi kg 8.750
7.917 0,01261
-10,50 F
9,52 Ayam Fillet kg
37.333 36.467
0,00493 -4,27
F 2,32
Cabe Rawit Merah kg 17.875
17.467 0,00205
-0,84 F
2,28 Garam kg
500 474
0,000118 -0,003
F 5,20
Keju kg 55.833
52.750 0,00909
-28,02 F
5,52 Minyak Goreng lt
11.833 11.750
0,00014 -0,01
F 0,70
Bumbu penyedap kg 350
308 0,000018
-0,001 F
12,00 Pengembang kg
39.333 40.000
0,000029 0,02
U -1,70
Sagu kg 10.500
10.140 0,01206
-4,34 F
3,43 Penyedap rasa kg
23.500 21.500
0,000178 -0,36
F 8,51
Susu Skim kg 20.750
20.000 0,00058
-0,44 F
3,61
Lanjutan Tabel 5.
1. Tepung Terigu
Bahan baku tepung terigu selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 7.583 per kg dan
rataan realisasi harga sebesar Rp. 5.673 per kg. Varians yang terjadi antara harga tepung terigu standar dengan harga aktual
bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 11,33 dengan rataan persentase varians 25,19. Varians yang terjadi
disebabkan karena bahan baku tepung terigu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan
dengan pembelian tepung terigu dalam kemasan kecil. 2.
Kornet Sapi Bahan baku kornet sapi selama bulan November 2011
mempunyai rataan standar harga sebesar Rp.8.750 per kaleng dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 7.917 per kaleng. Varians yang
terjadi antara harga kornet sapi standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 10,50 dengan
rataan persentase varians 9,52. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian kornet sapi dibeli dalam kuantitas yang lebih
besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil.
3. Ayam Fillet
Bahan baku ayam fillet selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 37.333 per kg dan
rataan realisasi harga sebesar Rp. 36.467 per kg. Varians yang terjadi antara harga ayam fillet standar dengan harga aktual bersifat
favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 4,27 dengan rataan persentase varians 2,32. Varians yang terjadi disebabkan
karena pembelian ayam fillet dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan
kios bahan baku lainnya.
4. Cabe Rawit Merah
Bahan baku cabe rawit merah selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 17.875 per bungkus
dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 17.467 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga standar cabe rawit merah dengan harga
aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,84 dengan rataan persentase varians 2,28. Varians yang
terjadi disebabkan karena pembelian cabe rawit merah dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah
dibandingkan dengan kios bahan baku lainnya. 5.
Garam Bahan baku garam selama bulan November 2011 mempunyai
rataan standar harga sebesar Rp. 500 per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 474 per bungkus. Varians yang terjadi
antara harga garam standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,003 dengan rataan
persentase varians 5,20. Varians yang terjadi karena garam dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah
dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. 6.
Keju Bahan baku keju selama bulan November 2011 mempunyai
rataan standar harga sebesar Rp. 55.833 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 52.750 per kg. Varians yang terjadi antara harga
keju standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 28,02 dengan rataan persentase
varians 5,52. Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian keju dilakukan di toko bahan baku langganan dengan harga yang
lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku kue lainnya. 7.
Minyak Goreng Bahan baku minyak goreng selama bulan November 2011
mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 11.833 per lt dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 11.750 per lt. Varians yang
terjadi antara harga minyak goreng standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,01
dengan rataan persentase varians 0,70. Varians yang terjadi disebabkan karena minyak goreng dibeli dalam jumlah yang
banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan kilo.
8. Bumbu Penyedap Masakan
Bahan baku bumbu penyedap masakan selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 350
per bungkus dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 308 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga bumbu penyedap
masakan standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan persentase
varians 12. Varians yang terjadi disebabkan karena bumbu penyedap masakan dibeli dalam jumlah yang banyak sehingga
harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan per bungkus.
9. Pengembang
Bahan baku pengembang selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 39.333 per bungkus
dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 40.000 per bungkus. Varians yang terjadi antara harga pengembang standar dengan harga aktual
bersifat unfavorable U atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,02 dengan rataan persentase varians 1,70. Varians ini
terjadi karena pembelian dilakukan di toko bahan baku yang menjual pengembang dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dengan toko bahan baku lainnya. 10.
Sagu Bahan baku sagu selama bulan November 2011 mempunyai
rataan standar harga sebesar Rp. 10.500 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 10.140 per kg. Varians yang terjadi antara harga
sagu standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 3,93 dengan rataan persentase varians 3,43. Varians yang terjadi disebabkan karena bahan baku
sagu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian tepung dalam
kemasan kecil. 11.
Penyedap Rasa Bahan baku penyedap rasa selama bulan November 2011
mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 23.500 per kg dan rataan realisasi harga sebesar Rp. 21.500 per kg. Varians yang
terjadi antara harga penyedap rasa standar dengan harga aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,36
dengan rataan persentase varians 8,51. Varians yang terjadi karena penyedap rasa dibeli dalam kuantitas yang lebih besar
sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu harga penyedap rasa lebih murah karena
pembeliannya dilakukan di toko bahan baku langganan dibandingkan toko bahan baku lainnya.
12. Susu Skim
Bahan baku susu bubuk selama bulan November 2011 mempunyai rataan standar harga sebesar Rp. 20.750 per kg dan
rataan realisasi harga sebesar Rp. 20.000 per kg. Varians yang terjadi antara harga susu bubuk standar dengan harga aktual
bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,44 dengan rataan persentase varians 3,61. Varians yang terjadi
disebabkan karena pembelian susu bubuk dilakukan di toko bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan
dengan toko bahan baku lainnya. b.
Analisis varians efisiensi bahan baku langsung Analisis varians rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung
disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Analisis varian rata-rata efisiensi pemakaian bahan baku langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011.
Bahan Baku Analisis Varians Rata-Rata Kuantitas Bahan Baku Rp
Standar Kuantitas
SQ Realisasi
Kuantitas AQ
Standar Harga
SP Analisis
Varians MUV
UF Varians Tepung terigu kg
0,00594 0,00593
7.583 -0,08
F 0,17
Kornet Sapi kg 0,01360
0,01261 8.750
-8,66 F
7,28 Ayam Fillet kg
0,00500 0,00493
37.333 -2,61
F 1,40
Cabe Rawit Merah kg 0,00200
0,00205 17.875
0,89 U
-2,50 Garam kg
0,000120 0,000118
500 F
1,67 Keju kg
0,00920 0,00909
55.833 -6,14
F 1,20
Minyak Goreng lt 0,00015
0,00014 11.833
-0,12 F
6,67 Bumbu penyedap kg
0,000020 0,000018
350 -0,001
F 10,00
Pengembang kg 0,000030
0,000029 39.333
-0,04 F
3,33 Sagu kg
0,01203 0,01206
10.500 0,31
U -0,25
Penyedap rasa kg 0,000179
0,000178 23.500
-0,02 F
0,56 Susu Skim kg
0,00055 0,00058
20.750 0,62
U -5,45
1. Tepung Terigu
Bahan baku tepung terigu mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0.00594 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0.00593 kg
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,08 dengan rataan persentase varians 0,17. Varians yang terjadi disebabkan karena sering
terjadi pengurangan pemakaian bahan baku tepung agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat.
2. Kornet Sapi
Bahan baku kornet sapi mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,01360 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,01261 kg
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 8,66 dengan rataan persentase varians 7,28 . Kornet sapi merupakan bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi cireng rasa kornet sehingga
varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu
seringkali terjadi pengurangan penggunaan kornet sapi untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.
3. Ayam Fillet
Bahan baku ayam fillet mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00500 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00493 kg
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 2,61 dengan rataan persentase varians 1,40 . Ayam fillet merupakan bahan baku yang
digunakan dalam proses produksi cireng rasa ayam pedas sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat
ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan ayam fillet untuk
mengantisipasi kelebihan produksi yang ada. 4.
Cabe Rawit Merah Bahan baku cabe rawit merah mempunyai rataan standar
efisiensi sebesar 0,00200 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00205 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi
antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable U atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,89 dengan rataan
persentase varians 2,50 . Cabe rawit merah merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi penambahan isian
cireng rasa ayam dan cireng rasa kornet. Varians ini terjadi karena sering terjadi penambahan bahan baku cabe rawit merah untuk
mendapatkan rasa cireng yang lebih tajam dan banyak disukai pembeli.
5. Garam
Bahan baku garam mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000120 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000118 kg
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya
standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan persentase
varians 1,67 . Varians ini terjadi karena penggunaan garam dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok
garam yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya. 6.
Keju Bahan baku keju mempunyai rataan standar efisiensi sebesar
0,00920 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00909 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 6,14 dengan rataan persentase varians 1,20 .
Keju merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan
karena terjadi pengurangan pemakaian keju pada isi cireng. Keju merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar
pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan keju untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.
7. Minyak Goreng
Bahan baku minyak goreng mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00015 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar
0,00014 kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,12 dengan rataan persentase varians 6,67 . Varians ini terjadi karena penggunaan minyak
goreng disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang akan dijadikan isian cireng.
8. Bumbu Penyedap Masakan
Bahan baku bumbu penyedap masakan mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000020 kg dan rataan realisasi efisiensi
sebesar 0,000018 kg selama bulan November 2011. Varians yang
terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,001 dengan rataan
persentase varians 10,00. Varians ini terjadi karena penggunaan bumbu penyedap masakan dilakukan secukupnya maka oleh sebab
itu terjadi kelebihan stok bumbu penyedap masakan yang dapat digunakan kembali untuk proses produksi selanjutnya.
9. Pengembang
Bahan baku pengembang mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000030 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000029
kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,04 dengan rataan persentase varians 3,33 . Varians ini terjadi karena jumlah pemakaian
pengembang hanya digunakan secukupnya untuk dapat membuat hasil tekstur adonan kulit cireng yang tepat.
10. Sagu
Bahan baku sagu mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,01203 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,01206 kg selama
bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable U atau tidak
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,31 dengan rataan persentase varians 0,25 . Varians ini sering terjadi karena penambahan
bahan baku sagu untuk mendapatkan adonan kulit cireng yang tepat..
11. Penyedap Rasa
Bahan baku penyedap rasa mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,000179 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,000178
kg selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,02 dengan rataan persentase varians 0,56 . Varians ini terjadi karena penggunaan penyedap
rasa dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan
stok penyedap rasa yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya.
12. Susu Skim
Bahan baku susu skim mempunyai rataan standar efisiensi sebesar 0,00055 kg dan rataan realisasi efisiensi sebesar 0,00058 kg
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable U atau tidak
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,62 dengan rataan persentase varians 5,45 . Varians yang terjadi disebabkan karena sering
terjadi penambahan pemakaian bahan baku susu skim agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat dan lembut.
c. Analisis varians total bahan baku langsung
Analisis varians total bahan baku langsung merupakan gabungan antara varians rata-rata harga bahan baku langsung dan varians rata-rata
efisiensi pemakaian bahan baku langsung. Analisis varians total bahan baku langsung Cireng Cageur Grup disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Analisis varians total rata-rata bahan baku langsung UKM Cireng Cageur Grup bulan November 2011
Bahan Baku Biaya Standar
SP x SQ Biaya Aktual
AP x AQ Analisis
Varians UF Varians
Tepung terigu kg 45,04
33,64 -11,40
F 25,31
Kornet Sapi kg 119
99,83 -19,17
F 16,11
Ayam Fillet kg 186,67
179,78 -6,88
F 3,69
Cabe Rawit Merah kg 35,75
35,81 0,06
U -0,17
Garam kg 0,060
0,056 -0,004
F 6,78
Keju kg 513,6636
479,50 -34,17
F 6,65
Minyak Goreng lt 1,77
1,65 -0,13
F 7,32
Bumbu penyedap kg 0,007
0,006 -0,001
F 20,80
Pengembang kg 1,18
1,16 -0,02
F 1,69
Sagu kg 126,32
122,29 -4,03
F 3,19
Penyedap rasa kg 4,21
3,83 -0,38
F 9,02
Susu Skim kg 11,41
11,60 0,19
U -1,64
1. Tepung Terigu
Bahan baku tepung mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 45,04 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 33,64 selama bulan
November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu
sebesar Rp. 11,40 dengan rataan persentase varians 25,31 . Varians ini terjadi karena pembelian bahan baku tepung terigu
dilakukan dalam kemasan yang lebih besar sehingga harga belinya lebih murah. Selain itu pembelian tepung terigu dilakukan pada
toko yang harganya lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku lainnya. Dan juga dalam proses produksi sering terjadi
pengurangan pemakaian bahan baku tepung agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat
2. Kornet Sapi
Bahan baku kornet sapi mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 119 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 99,83 selama
bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan,
yaitu sebesar Rp. 19,17 dengan rataan persentase varians 16,11 .
Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian kornet sapi dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih
murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu kornet sapi merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi cireng rasa kornet sehingga varians yang terjadi disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna
mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan kornet sapi untuk mengantisipasi
kelebihan produksi yang ada. 3.
Ayam Fillet Bahan baku ayam fillet mempunyai biaya standar rata-rata
sebesar Rp. 186,67 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 179,78 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya
standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.
6,88 dengan rataan persentase varians 3,69 . Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian
ayam fillet dilakukan di kios bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan kios bahan baku lainnya.
Ayam fillet merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa ayam pedas sehingga varians yang terjadi
disebabkan karena belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi
pengurangan penggunaan ayam fillet untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada.
4. Cabe Rawit Merah
Bahan baku cabe rawit merah mempunyai biaya standar rata- rata sebesar Rp. 35,75 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 35,81
selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable U atau tidak
menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,06 dengan rataan persentase varians 0,17 . Varians ini terjadi karena sering terjadi
penambahan bahan baku cabe rawit merah untuk mendapatkan rasa cireng yang lebih tajam dan banyak disukai pembeli.
5. Garam
Bahan baku garam mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 0,060 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 0,056 selama bulan
November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu
sebesar Rp.0,004 dengan rataan persentase varians 6,78 .Varians yang terjadi karena garam dibeli dalam kuantitas yang lebih besar
sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan pembelian kuantitas kecil. Varians ini terjadi karena penggunaan garam
dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok garam yang dapat digunakan kembali untuk produksi selanjutnya.
6. Keju
Bahan baku keju mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 513,66 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 479,50 selama
bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.
34,17 dengan rataan persentase varians 6,65 . Varians yang terjadi disebabkan karena pembelian keju dilakukan
di toko bahan baku langganan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan toko bahan baku kue lainnya dan juga Keju
merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses produksi cireng rasa keju sehingga varians yang terjadi disebabkan karena
belum adanya standar alat ukur yang pas guna mengetahui standar pasti, oleh sebab itu seringkali terjadi pengurangan penggunaan
keju untuk mengantisipasi kelebihan produksi yang ada. 7.
Minyak Goreng Bahan baku minyak goreng mempunyai biaya standar rata-rata
sebesar Rp. 1,77 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 1,65 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.
0,13 dengan rataan persentase varians 7,32 . Varians yang terjadi disebabkan karena minyak goreng dibeli
dalam jumlah yang banyak sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan kilo serta apabila dilihat dari
kuantitasnya. Varians ini terjadi karena penggunaan minyak goreng disesuaikan dengan jumlah bahan baku yang akan dijadikan isian
cireng. 8.
Bumbu Penyedap Masakan Bahan baku bumbu penyedap masakan mempunyai biaya
standar rata-rata sebesar Rp. 0,007 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 0,006 selama bulan November 2011. Varians yang
terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.0,001 dengan rataan
persentase varians 20,80. Varians yang terjadi disebabkan karena bumbu penyedap masakan dibeli dalam jumlah yang banyak
sehingga harganya lebih murah dibandingkan dengan harga satuan per bungkus serta karena penggunaan bumbu penyedap masakan
dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok bumbu penyedap masakan yang dapat digunakan kembali untuk
proses produksi selanjutnya. 9.
Pengembang Bahan baku pengembang mempunyai biaya standar rata-rata
sebesar Rp. 1,18 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 1,16 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp.
0,02 dengan rataan persentase varians 1,69 . Varians ini terjadi karena jumlah pemakaian pengembang hanya
digunakan secukupnya untuk dapat membuat hasil tekstur adonan kulit cireng yang tepat.
10. Sagu
Bahan baku sagu mempunyai biaya standar rata-rata sebesar Rp. 126,32 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 122,29 selama
bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan,
yaitu sebesar Rp. 4,03 dengan rataan persentase varians 3,19 .
Varians yang terjadi disebabkan karena bahan baku sagu dibeli dalam kemasan yang lebih besar sehingga harganya lebih murah
dibandingkan dengan pembelian tepung dalam kemasan kecil juga disertai dengan sering terjadinya pengurangan pemakaian bahan
baku sagu agar mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat. 11.
Penyedap Rasa Bahan baku penyedap rasa mempunyai biaya standar rata-rata
sebesar Rp. 4,21 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 3,83 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual bersifat favorable F atau menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,38 dengan rataan persentase varians 9,02 .
Varians yang terjadi karena penyedap rasa dibeli dalam kuantitas yang lebih besar sehingga harganya lebih murah dibandingkan
dengan pembelian kuantitas kecil. Selain itu harga penyedap rasa
lebih murah karena pembeliannya dilakukan di toko bahan baku langganan dibandingkan toko bahan baku lainnya serta penggunaan
penyedap rasa dilakukan secukupnya maka oleh sebab itu terjadi kelebihan stok penyedap rasa yang dapat digunakan kembali untuk
produksi selanjutnya. 12.
Susu Skim Bahan baku susu skim mempunyai biaya standar rata-rata
sebesar Rp. 11,41 dan biaya aktual rata-rata sebesar Rp. 11,60 selama bulan November 2011. Varians yang terjadi antara biaya
standar dengan biaya aktual bersifat unfavorable U atau tidak menguntungkan, yaitu sebesar Rp. 0,19 dengan rataan persentase
varians 1,64 . Varians yang terjadi disebabkan karena sering terjadi penambahan pemakaian bahan baku susu skim agar
mendapatkan tekstur adonan kulit cireng yang tepat dan lembut.
4.6.2 Analisis Varians Tenaga Kerja Langsung