45
4.4.2 Analisis Deskriptif
Anaisis deskriptif digunakan ungtuk menggambarkan persepsi masyarakat Kelurahan Kariangau. Persepsi masyarakat yang diinterpretasikan berupa persepsi
masyarakat terhadap keberadaan hutan serta pemahaman masyarakat terhadap manfaat ekonomi dan ekologi hutan. Analisis deskriptif yang digunakan meliputi
teknik analisis untuk menghitung frekuensi dan mentabulasikan dalam bentuk diagram.
4.4.3 Metode Nilai Pasar
Metode ini digunakan untuk menhitung manfaat atau hasil hutan yang memiliki harga pasar, dalam penelitian ini manfaat hasil hutan yang dihitung
adalah nilai air. Penilaian ekonomi manfaat langsung dihitung dengan mengalikan antara jumlah komoditas yang dihasilkan setiap tahun dengan harga pasar masing-
masing komoditas. Persamaan yang digunakan adalah:
AH = C x N x P Keterangan:
NDU : Nilai ekonomi manfaat langsung Rupiahhatahun
AH : Nilai air hutan Rpm
3
tahun C
: Konsumsi air per kapita per tahun m
3
tahun N
: Jumlah populasi jiwa P
: Harga air Rpm
3
46
4.4.4 Analisis WTP
Regresi linear berganda digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen umur, pendapatan, pendidikan, dan persepsi masyarakat
terhadap keindahan terhadap variabel dependen WTP. Model regresi berganda untuk manfaat keberadaan adalah sebagai berikut:
WTP Warisan = β + β
1
LnX1 + β
2
Ln X2 + β
3
LnX
3
+ β
4
LnX
4
+ β
5
LnX
5
+ μ
i
Keterangan: WTP
: Keinginan membayar masyarakat atas manfaat keberadaan β
: Intersep β
, β
1
,. β
n
: Koefisien regresi X
1
: Umur tahun X
2
: Jumlah tanggungan orang X
3
: Pendidikan tahun X
4
: Pendapatan rupiah X
5
: Persepsi responden terhadap keindahan μ
i
: Error gangguan Sedangkan model regresi untuk manfaat warisan adalah:
WTP Warisan = β + β
1
LnX1 + β
2
Ln X2 + β
3
LnX
3
+ β
4
LnX
4
+ β
5
LnX
5
+ μ
i
Keterangan : WTP
: Keinginan membayar masyarakat atas manfaat warisan β
: Intersep β
, β
1
,. β
n
: Koefisien regresi X
1
: Umur tahun X
2
: Jumlah tanggungan orang
47 X
3
: Pendidikan tahun X
4
: Pendapatan rupiah X
5
: Persepsi responden terhadap keindahan hutan μ
i
: Error gangguan
48
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1
Profil Kota Balikpapan
Kota Balikpapan memiliki luas wilayah daratan sebesar 503,3 km
2
dan luas pengelolaan laut mencapai 160,10 km
2
dan terletak pada posisi 116,5° Bujur Timur dan 117,0° Bujur Timur serta di antara 1,0° Lintang Selatan dan
1,5°Lintang Selatan. Kota ini terdiri atas lima kecamatan dan 27 kelurahan. Lima kecamatan tersebut adalah Balikpapan Selatan, Balikpapan Timur, Balikpapan
Utara, Balikpapan Tengah dan Balikpapan Barat. Kota Balikpapan di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara, di sebelah barat dengan
Kabupaten Penajam Paser Utara PPU, sedangkan di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Selat Makassar. Dilihat dari topografinya, kemiringan dan
ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut sangat beragam. Mulai yang terendah dari wilayah pantai dengan ketinggian 0 meter sampai dengan wilayah
berbukit dengan ketinggian 100 meter dari permukaan laut d.p.l. Dominasi wilayah berbukit membuat sebagian besar wilayah, yaitu 42,33 persen
mempunyai kelas kemiringan antara 15 persen sampai dengan 40 persen yang rawan tanah longsor.
5.2 Luas Geografis dan Luas Wilayah Kelurahan Kariangau
Kelurahan Kariangau secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Luas
wilayah Kelurahan Kariangau adalah 9.316,50 Ha yang terdiri dari 12 RT. Batas- batas wilayah Kelurahan Kariangau adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Mentawir Kabupaten Penajam Paser Utara