27
5 Menjumlahkan Data Agregating Data
Penjumlahan data merupakan proses nilai penawaran yang telah didapat lalu dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksudkan. Nilai WTA masyarakat
diperoleh setelah menduga nilai tengah WTA. Rumus Nilai total WTA :
keterangan : TWTA = total nilai WTA
WTAi = WTA individu ke-i ni
= jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA i
= responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi 6
Mengevaluasi Penggunaan CVM Evaluating the CVM Exercise Penggunaan CVM perlu dievaluasi untuk menilai penerapan CVM telah
berhasil dilakukan dengan melihat nilai R-adjusted square dari model regresi linear berganda WTA.
4.4.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Dana Kompensasi
Willingness to Accept
Analisis fungsi WTA bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTA masyarakat. Alat analisis yang digunakan adalah model
regresi linear berganda. Fungsi persamaan : mid WTA
i
= β + β
1
UR + β
2
PNDK + β
3
PNDP + β
4
SKR dummy + β
5
LTG + β
6
JTS + β
7
KAB + β
8
KBS dummy + β
9
JTK + β
10
PNS dummy +
β
11
BRH dummy + β
12
WRS dummy + β
13
PSW dummy +
β
14
SPR dummy + e keterangan :
mid WTA
i
= nilai WTA responden β
= konstanta β
1
,,, β
10
= koefisien regresi i
= responden ke i i = 1,2,.,5 UR
= usia responden tahun PNDK
= pendidikan tahun PNDP
= pendapatan Rp SKR dummy = status kepemilikan rumah 1=milik sendiri; 0=bukan milik
sendiri KAB
= kenyamanan akibat bising deskriptif
28
KBS dummy = kualitas bising 1=bising; 0=tidak bising LTG
= lama tinggal tahun JTS
= jarak tempat tinggal ke sumber bising meter JTK
= jumlah tanggungan keluarga orang PNS dummy = dummy pekerjaan pegawai negeri sipil 1=PNS; 0=bukan PNS
PSW dummy = dummy pekerjaan pegawai swasta 1=PSW; 0=bukan PSW WRS dummy = dummy pekerjaan wiraswasta 1=WRS; 0=bukan WRS
BRH dummy = dummy pekerjaan buruh 1=BRH; 0=bukan BRH SPR dummy = dummy pekerjaan supirojek 1=SPR; 0=bukan SPR
e
= error Variabel yang diduga berpengaruh positif pada nilai WTA adalah usia
responden, pendidikan, status kepemilikan rumah, kualitas bising, lama tinggal, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan buruh dan supirojek. Variabel usia
responden diduga berpengaruh positif karena semakin tua usia responden menginginkan nilai WTA yang semakin tinggi untuk uang tambahan. Tingginya
tingkat pendidikan mencerminkan pengetahuan yang dimiliki responden terhadap kebisingan maka mengharapkan nilai WTA lebih besar. Status kepemilikan rumah
berpengaruh positif. Jika rumah yang ditempati adalah milik sendiri, maka dana kompensasi yang diinginkan juga lebih tinggi. Kualitas bising juga diduga
berpengaruh positif karena jika responden merasakan bising maka cenderung untuk menginginkan nilai WTA yang semakin besar.
Variabel lama tinggal diduga berpengaruh positif karena semakin lama seseorang tinggal di dekat rel kereta api maka dampak yang dirasakan lebih besar
dibandingkan yang tinggal lebih singkat sehingga menginginkan nilai WTA yang tinggi. Jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga yang harus
menanggung dampak kebisingan kereta api. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka semakin tinggi dana kompensasi yang diinginkan. Pekerjaan
buruh, supirojek diduga menginginkan nilai kompensasi yang tinggi untuk uang tambahan.
Variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA adalah pendapatan, jarak tempat tinggal ke sumber bising, kenyamanan akibat bising, dan
jenis pekerjaan pegawai negeri swasta, wiraswasta, dan pegawai swasta. Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin kecil nilai WTA yang
diinginkan orang tersebut karena kemampuan finansial orang tersebut untuk
29
menanggulangi dampak. Variabel jarak tempat tinggal ke sumber bising diduga juga berpengaruh negatif yang disebabkan oleh semakin jauh dengan sumber
bising, dampak yang dirasakan semakin kecil sehingga nilai dana kompensasi yang diinginkan lebih kecil. Variabel kenyamanan akibat bising diduga
berpengaruh negatif karena semakin baik tingkat kenyamanan maka kerugian yang dirasakan lebih sedikit sehingga nilai WTA diduga menjadi kecil. Pekerjaan
pegawai negeri sipil, wiraswasta, dan pegawai swasta diduga akan menginginkan nilai kompensasi yang lebih rendah. Pegawai negeri sipil dan
pegawai swasta memiliki askesjamsostek untuk kebutuhan jika mereka sakit sehingga lebih memudahkan untuk keperluan kesehatan mereka, maka nilai WTA
yang diinginkan lebih kecil. Tabel 7 merupakan tabel indikator pengukuran faktor yang mempengaruhi nilai WTA.
30
Tabel 7 Indikator pengukuran faktor yang mempengaruhi WTA akibat kebisingan kereta api
No. Variabel
Indikator yang Berpengaruh 1.
WTA Bersediakah BapakIbuSaudarai untuk ikut berpartisipasi
menerima dana kompensasi akibat kebisingan kereta api dan berapa besar dana kompensasi yang bersedia
diterima? Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :
a. Rp 65.000 b. Rp 70.000
c. Rp 75.000 d. Rp 80.000
e. Rp 85.000 f. Rp 90.000
g. Rp 95.000 2.
Usia Responden UR tahun
Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu : a. 23-29 tahun
b. 30-37 tahun c. 38-44 tahun
d. 45-51 tahun e. 52 - 58 tahun
f. 59 - 65 tahun g. 66 - 72 tahun
3. Pendidikan PNDK
tahun Dibedakan menjadi lima kelas yaitu :
a. Tidak sekolah b. Sekolah Dasar
c. Sekolah Menengah PertamaSederajat d. Sekolah Menengah AtasSederajat
e. Perguruan Tinggi 4.
Pendapatan PNDP Rp Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :
a. Rp 800 000 - 1 700 000 b. Rp 1 700 001 - 2 600 000
c. Rp 2 600 001 - 3 500 000 d. Rp 3 500 001 - 4 400 000
e. Rp 4 400 001 - 5 300 000 f. Rp 5 300 001 - 6 200 000
g. Rp 6 200 001 - 7 100 000
5. Status Kepemilikan
rumah SKR dummy Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi
“1=milik sendiri; 0=bukan milik sendiri” 6.
Lama Tinggal LT tahun
Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu : a. 0.1 - 10 tahun
b. 11 - 21 tahun c. 22 - 32 tahun
31
d. 33 - 43 tahun e. 44 - 54 tahun
f. 55 - 65 tahun g. 66 - 76 tahun
7. Jarak Tempat Tinggal ke
Sumber Bising JTS meter
Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu : a. 5 - 11 meter
b. 12 - 18 meter c. 19 - 25 meter
d. 26 - 32 meter e. 33 - 39 meter
f. 40 - 46 meter g. 47 - 53 meter
8. Kenyamanan Akibat
Bising KAB Dibedakan menjadi lima kelas yaitu:
a. sangat mengganggu pendengaran, mengganggu
istirahat, dan mengganggu aktivitas b.
mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat, dan mengganggu aktivitas
c. mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,
dan tidak mengganggu aktivitas d.
sedikit mengganggu
pendengaran, tidak
mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu aktivitas
e. tidak
mengganggu pendengaran,
tidak mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu
aktivitas 9.
Kualitas Bising KBS dummy
Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi “1=bising; 0=tidak bising”
10. Jumlah Tanggungan
Keluarga JTK orang Dibedakan menjadi lima kelas yaitu :
a. ≤ 1 orang b. 2 orang
c. 3 orang d. 4 orang
e. ≥ 5 orang 11.
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil PNS
dummy Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi
“1=PNS; 0=bukan PNS” 12.
Pekerjaan Buruh BRH dummy
Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi “1=BRH; 0=bukan BRH”
13. Pekerjaan Supirojek
SPR dummy Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi
“1=SPR; 0=bukan SPR” 14.
Pekerjaan Wiraswasta WRS dummy
Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi “1=wiraswasta; 0=bukan wiraswasta”
15. Pekerjaan Pegawai
Swasta PSW dummy Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi
“1=pegawai swasta; 0=pegawai swasta”
32
Berdasarkan Tabel 7 indikator pengukuran nilai WTA terdapat 14 variabel pengukuran indikator yang berpengaruh, yaitu usia responden, pendidikan,
pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama tinggal, jarak tempat tinggal ke sumber bising, kenyamanan akibat bising, kualitas bising, status kepemilikan
rumah, pekerjaan pegawai negeri sipil, buruh, supirojek, wiraswasta, dan pegawai swasta. Indikator yang berpengaruh tersebut merupakan indikator yang
menunjukkan besar kecilnya nilai WTA. Pembagian kelas dalam indikator pengukuran berdasarkan rumus distribusi frekuensi. Rumus distribusi frekuensi
Atmaja 2009 :
Keterangan : Ci
= interval Range = nilai tertinggi
– nilai terendah N
= 1 + 3.322 log n n
= jumlah sampel
4.5 Pengujian Parameter Regresi