Bahan pengisi filler Jamur Tiram

commit to user 7

4. Bumbu

Bumbu seperti bawang putih dan pala dapat meningkatkan dan memodifikasi flavour. Formulasi bumbu yang berbeda akan menghasilkan produk daging olahan dengan flavour yang berbeda Soeparno, 2005. Bumbu biasanya dalam bentuk giling atau di ekstraksi. Bumbu giling lebih dapat terdispersi dibandingkan dalam bentuk utuh Judge et al., 1989 cit. Soeparno, 2005. Bumbu-bumbu adalah bahan yang sengaja ditambahkan gunanya untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, serta untuk memantapkan bentuk dan rupa produk Winarno et al., 1980. Rempah-rempah bermanfaat untuk meningkatkan cita rasa bakso. Rempah-rempah juga berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mengurangi ketengikan dan sebagai anti mikroba yang dapat memperpanjang umur simpan bakso.

C. Bahan pengisi filler

Bahan pengisi didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan kedalam suatu produk pangan selain garam, air dan bumbu-bumbu. Bahan pengisi berfungsi memperbaiki atau menstabilkan emulsi, meningkatkan daya ikat air, memperkecil penyusutan, menambah berat produk dan dapat menekan biaya produksi. Bahan pengisi yang umum digunakan adalah tepung tapioka. Tepung tapioka mengandung karbohidrat 86,55, air 13,12, protein 0,13, lemak 0,04 dan abu 0,16. Kandungan pati yang tinggi pada tepung membuat bahan pengisi mampu mengikat air tetapi tidak dapat mengemulsi lemak Anonim, 2009. Bahan pengisi merupakan bahan yang ditambahkan dalam adonan daging yang kemudian dibentuk menjadi adonan bakso. Bahan pengisi yang memiliki kandungan pati tinggi antara lain tepung terigu dan tapioka. Selain itu juga tepung maizena, sagu, pati garut, ganyongan dan bahan lain yang banyak mengandung hidrat arang Marpaung, 1971. commit to user 8 Bahan pengisi dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas air, memperbaiki tekstur dan meningkatkan nilai ekonomi serta sebagai bahan pengisi karena sifatnya dapat membentuk gel bila dipanaskan. Pada saat pemanasan protein daging mengalami pengerutan dan molekul-molekul pati mengisi rongga-rongga diantara benang-benang protein dan granula pati apabila dimasukkan ke dalam air dingin akan menyerap air dan membengkak Naruki dan Kanoni, 1992.

D. Jamur Tiram

Budidaya Jamur tiram putih Pleurotus ostreatus sp. dimulai pada tahun 1900 Gunawan, 2000, untuk memproduksi jamur tiram sebagai bahan makanan manusia, salah satu faktor yang perlu diperhatikan yaitu tersedianya substrat sederhana dan murah Parlindungan, 2003. Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian adalah protein rata-rata 3,5 sampai 4 dari berat basah. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenil alanin. Jamur tiram mengandung 72 asam lemak tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi serta baik untuk yang menderita kelebihan kolesterol hiperkolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. Jamur tiram memiliki asam lemak jenuh sebesar 28 serta polisakarida kitin yang diduga menimbulkan rasa enak Sumarmi, 2006. Jamur tiram termasuk tumbuhan hasil pertanian organik yang tidak mengandung koleserol. Jamur memiliki kandungan protein yaitu 20 sampai 30 protein kasar persen berat kering jamur. Kandungan protein jamur yang tinggi sangat ideal sebagai sumber makanan karena mengandung semua asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Jamur merupakan makanan penting sebagai sumber asam amino, namun demikian disarankan tidak hanya mengkonsumsi protein jamur karena nutrisinya tidak mencukupi. Kandungan mineral utama commit to user 9 tertinggi dalam jamur tiram adalah kalium, fosfor, natrium dan magnesium Sumarmi, 2006.

E. Uji Kualitas Kimia 1. Kadar Karbohidrat Tidak Tecerna

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Berbagai Media Serbuk Kayu Dan Pemberian Pupuk NPK

5 81 121

PENGARUH PERLAKUAN AWAL TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TEPUNG JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)

8 33 60

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK NUGGET JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

2 15 58

PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KEKERASAN DAN DAYA TERIMA BAKSO IKAN LELE Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 4 19

PENDAHULUAN Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 3 6

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SUBSTITUSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) TERHADAP Pengaruh Substitusi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Terhadap Kekerasan Dan Daya Terima Bakso Ikan Lele.

0 3 12

KANDUNGAN KALSIUM DAN KARBOHIDRAT BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp) Kandungan Kalsium Dan Karbohidrat Bakso Daging Sapi Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus sp).

0 1 14

KANDUNGAN KALSIUM DAN KARBOHIDRAT BAKSO DAGING SAPI DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp) Kandungan Kalsium Dan Karbohidrat Bakso Daging Sapi Dengan Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus sp).

0 1 15

PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PENGARUH PENAMBAHAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus PADA MEDIA SERBUK KAYU.

0 1 14

PENGARUH PENAMBAHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KUALITAS DAN NILAI ORGANOLEPTIK ABON DAGING BURUNG PUYUH AFKIR (Coturnix coturnix Japonica).

0 0 5