Mengoptimalkan Kepuasan Pelanggan Pada Produk Springbed Dengan Menggunakan QFD-ANP dan Goal Programming

(1)

MENGOPTIMALKAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK SPRINGBED DENGAN MENGGUNAKAN QFD-ANP DAN GOAL

PROGRAMMING

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh SADIKIN HALIM

0 9 0 4 0 3 0 6 2

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Mengoptimalkan Kepuasan Pelanggan Pada Produk Springbed

Dengan Menggunakan QFD-ANP dan Goal Programming”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Februari 2014


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing I, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan kepada penulis.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT. selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Martin selaku Pembimbing Lapangan PT. Ocean Centra Furnindo yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian di perusahaan.

4. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.


(6)

5. Ayah, Ibu, dan Saudara-saudara penulis yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

6. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Hady, Nickxon, Niko, Johan, Andry, Naqashya, Maysarah, Febi, Lia, Nadya, Laulia, Dara, Rifqi,

8. Teman-teman rekan kerja di Laboratorium Sistem Produksi (Arsyad, Alfin, Ridho, Andy, Suryadi, Arie, Ayu, Novri, Utomo, Fina, Cici) yang mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2014


(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-5 1.3 Tujuan dan Manfaat ... I-5 1.4 Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1 2.2 Ruang Lingkup Usaha ... II-2 2.3 Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1 Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3 2.3.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-10 2.3 Spesifikasi Produk Spring Bed Ocean ... II-12

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1

3.1 Desain Industri ... III-1 3.2 SpringBed ... III-3 3.3 Metode Sampling... III-4 3.3.1 Populasi, Elemen dan Sampel ... III-5 3.3.2 Probability Sampling ... III-6 3.3.3 Non-Probability Sampling ... III-8 3.4 Penentuan Jumlah Sampel ... III-10 3.5 Kuesioner ... III-10 3.6 Validitas Data ... III-11 3.7 Reliabilitas Data ... III-12


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.8 Quality Function Deployment ... III-14 3.9 House of Quality (HOQ) ... III-15 3.10 Analytic Network Process (ANP) ... III-18 3.11 Goal Programming ... III-20

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3 Objek Penelitian... IV-4 4.4 Variabel Penelitian ... IV-4 4.5 Definisi Operasional ... IV-6 4.6 Instumen Penelitian ... IV-7 4.7 Populasi ... IV-10 4.8 Teknik Sampling ... IV-10 4.9 Ukuran Sampel ... IV-10 4.10 Pengolahan Data ... IV-13 4.11 Analisis dan Pembahasan Hasil ... IV-14 4.12 Kesimpulan dan Saran ... IV-15


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... V-1

5.1 Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1 Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2 Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-1 5.1.3 Rekapitulasi Kuisioner Tertutup ... V-4 5.1.4 Rekapitulasi Kuisioner ANP ... V-6 5.2 Pengolahan Data ... V-11 5.2.1 Method of Successive Interval (MSI) ... V-11 5.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-13 5.2.2.1 Uji Validitas Data ... V-13 5.2.2.2 Uji Reliabilitas Data ... V-14 5.2.3 Membangun Matriks House of Quality (HOQ)... V-16 5.2.3.1 Identifikasi Customer Requirement (CR) ... V-16 5.2.3.2 Penentuan Customer Importance (CI) ... V-16 5.2.3.3 Penentuan Karakteristik Teknis ... V-17 5.2.3.4 Penetapan Hubungan Antara Technical

Requirement (TR) ... V-17 5.2.3.5 Penyusunan Normalisasi Kepentingan


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.6 Penetapan Hubungan Antara Karakteristik Teknis ... V-19 5.2.3.7 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) .... V-29 5.2.4 Optimisasi QFD ... V-31 5.2.4.1 Model Goal Programming ... V-33 5.2.4.2 Penyelesaian Model Optimasi dengan Software LINGO .. V-36

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1

6.1 Analisis Atribut Kebutuhan Konsumen ... VI-1 6.2 Analisis Customer Importance (CI) dan Normalisasi CI ... VI-1 6.3 Analisis Pembobotan ANP ... VI-3 6.4 Analisis Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis ... VI-4 6.5 Analisis Optimasi QFD ... VI-6

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1 Kesimpulan ... VI-1 7.2 Saran... VI-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Jumlah Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara 2008-2012 ... I-2 1.2. Daftar Perusahaan Spring Bed ... I-2 1.3. Jumlah Penjualan Spring Bed Merek Ocean ... I-3 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Ocean Centra Furnindo ... II-10 3.1. Skala Fundamental ANP dan AHP ... III-19 4.1. Defenisi Operasional Penelitian ... IV-6 5.1. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup... V-4 5.3. Rekapitulasi Kuesioner ANP ... V-8 5.4. Rekapitulasi Kuesioner ANP antar Prioritas ... V-10 5.5. Tabulasi Kuesioner Tertutup... V-11 5.6. Proporsi dan nilai Z Setiap Skala ... V-12 5.7. Nilai Skala Interval ... V-13 5.8. Hasil Perhitungan Validitas ... V-14 5.9. Perhitungan Varians Tiap Butir ... V-15 5.10. Hasil Identifikasi Customer Requirement ... V-16 5.11. Customer Importance (CI) ... V-17 5.12. Karakteristik Teknis Spring Bed Ocean ... V-17 5.13. Hasil Perhitungan Normalisasi CI untuk Setiap Variabel ... V-19 5.14. Random Consistency Index ... V-21


(13)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.15. Pembobotan Setiap Elemen ... V-23 5.16. Pembobotan Elemen Prioritas ... V-27 5.17. Supermatrix ... V-27 5.18. Limiting Supermatrix ... V-28 5.19. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis ... V-30 5.20. Penentuan Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan

Derajat Kepentingan ... V-31 5.21. Optimisasi Goal Programming ... V-38 6.1. Nilai CI dan Normalisasi CI ... VI-2 6.2. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis ... VI-4 6.3. Hasil Optimasi QFD ... VI-6 6.4. Perbandingan ANP+QFD dengan ANP+QFD+GP... VI-7


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo. ... II-3 2.2. Duo Sensation. ... II-12 2.3. Tender Master. ... II-13 2.4. Magic Wonder. ... II-13 2.5. Smart Tufting. ... II-14 2.6. New Passion ... II-14 2.7. Classic ... II-15 3.1. Matras Spring Bed ... III-3 3.2. Komponen Matras ... III-4 3.3. Sandaran Spring Bed ... III-4 3.4. Divan Spring Bed ... III-4 3.5. House of Quality ... III-16 3.6. (a) Linear (b) Non Linear Hierarki ... III-18 4.1. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-3 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-6 4.3. Model Analytic Network Process ... IV-13 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-14 5.1. Hubungan Antar Karakteristik ... V-18 5.2. Matriks Antara CR dengan TR... V-29 5.3. House of Quality ... V-32


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL HALAMAN

1. Kuesioner Wawancara ... L-1 2. Kuesioner Terbuka ... L-2 3. Kuesioner Tertutup ... L-3 4. Kuesioner ANP ... L-4 5. Kuesioner Wawancara Karakteristik Teknis ... L-5 6. Kuesioner Penentuan Hubungan Karakteristik Teknis Produk ... L-6 7. Tabel R Product Moment ... L-7 8. Form Tugas Akhir ... L-8 9. Surat Penjajakan ... L-9 10. Surat Balasan ... L-10 11. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-11 12. Lembar Asistensi ... L-12


(16)

ABSTRAK

Perusahaan-perusahaan sejenis yang semakin banyak dan perjanjian perdagangan regional sampai internasional membuat persaingan bisnis dan pasar yang semakin besar. Perkembangan globalisasi inilah yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dalam memproduksi produk sehingga dapat bersaing bahkan menang dalam kompetisi di pasar. Kualitas yang tinggi tentu saja akan memakan biaya yang tinggi pula sehingga pada saat ini kualitas haruslah berorientasi pada pelanggan. Peningkatan kualitas yang sesuai dengan harapan pelanggan akan meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal dengan biaya yang minimal. PT. Ocean Centra Furnindo adalah perushaan yang bergerak di bidang spring bed. Penelitian ini ditujukan pada produk spring bed dengan merek Ocean. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan usulan rancangan perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen diterjemahkan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD) menjadi karakteristik teknis yang dapat diintervensi oleh perusahaan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) dan akhirnya dioptimalkan berdasarkan ukuran kinerja QFD dengan menggunakan Goal Programming untuk mencari biaya minimum untuk mencapai sasaran perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.


(17)

ABSTRAK

Perusahaan-perusahaan sejenis yang semakin banyak dan perjanjian perdagangan regional sampai internasional membuat persaingan bisnis dan pasar yang semakin besar. Perkembangan globalisasi inilah yang menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya dalam memproduksi produk sehingga dapat bersaing bahkan menang dalam kompetisi di pasar. Kualitas yang tinggi tentu saja akan memakan biaya yang tinggi pula sehingga pada saat ini kualitas haruslah berorientasi pada pelanggan. Peningkatan kualitas yang sesuai dengan harapan pelanggan akan meningkatkan kepuasan pelanggan secara maksimal dengan biaya yang minimal. PT. Ocean Centra Furnindo adalah perushaan yang bergerak di bidang spring bed. Penelitian ini ditujukan pada produk spring bed dengan merek Ocean. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan usulan rancangan perbaikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen diterjemahkan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD) menjadi karakteristik teknis yang dapat diintervensi oleh perusahaan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan Analytic Network Process (ANP) dan akhirnya dioptimalkan berdasarkan ukuran kinerja QFD dengan menggunakan Goal Programming untuk mencari biaya minimum untuk mencapai sasaran perusahaan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri manufaktur baik yang menghasilkan produk maupun jasa saling berkompetisi satu sama lain baik secara global, nasional maupun ragional demi mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Perjanjian perdagangan bebas seperti APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation), AFTA (ASEAN Free Trade Area), ACFTA (ASEAN China Free Trade Area), dan AANZFTA (

ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area) telah mendorong peningkatan

persaingan di Indonesia. Persaingan di dalam pasar memiliki beberapa orientasi bisnis yang dianut oleh perusahaan seperti orientasi pada produk, orientasi produksi, orientasi penjualan, dan orientasi konsumen/pasar. Perusahaan banyak menganut orientasi produksi maupun orientasi penjualan dengan alasan produk yang berkualitas tinggi pasti akan dibeli oleh masyarakat maupun penjualan yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang maksimal. Pandangan-pandangan tersebut sangat bersifat subjektif dari perusahaan sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.

Produk yang dihasilkan akan dijual dan kemudian akan dibeli oleh konsumen sesuai dengan kebutuhan dan harga yang dikehendaki oleh konsumen. Produk yang berkualitas tinggi akan memakan biaya yang tinggi pula dan belum tentu konsumen membutuhkan produk yang kualitasnya terlalu tinggi. Pandangan inilah yang membuat perusahaan harus berorientasi pada kebutuhan konsumen


(19)

sehingga dapat memberikan produk sesuai dengan keinginan konsumen dan harga yang murah.

Jumlah rumah tangga di Indonesia khususnya di Sumatera Utara mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penduduk dan jumlah rumah tangga yang meningkat ini turut mendorong meningkatknya kebutuhan masyarakat terhadap spring bed. Jumlah rumah tangga yang terus meningkat menjadi alasan bertambahnya perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk guna memenuhi kebutuhan rumah tangga dimana salah satunya adalah perusahaan spring bed.

Jumlah rumah tangga di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.1. Jumlah Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara 2008-2012

Tahun Rumah Tangga

2008 2.980.434

2009 3.027.500

2010 3.037.716

2011 3.083.199

2012 3.131.600

Sumber: http://sumut.bps.go.id (diakses 27-12-2013)

Industri yang bergerak dalam bidang pembuatan spring bed sudah mulai banyak bermunculan dengan menghasilkan spring bed yang bermutu dengan harga yang bervariatif. Perusahaan-perusahaan yang bergerak pada pembuatan

spring bed di Indonesia khususnya di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.2. Daftar Perusahaan Spring Bed

No Perusahaan

1 PT. Ocean Centra Furnindo

2 PT. Karya Furindo Modern

3 PT. Cahaya Bintang Selatan

4 PT. Power Indo Foam


(20)

Tabel 1.2. Daftar Perusahaan Spring Bed (Lanjutan)

No Perusahaan

6 PT. Budi Raya Perkasa

7 PT. Ivana Mery Lestari

8 PT. Anugrah SuryaAlam

9 PT. Cahaya Kawi Ultra Polyntraco

10 PT. Maju Busa Indah

Sumber: http://id.yellowpages.co.id (diakses 14-07-2013)

PT. Ocean Centra Furnindo merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan spring bed. Merk spring bed yang diproduksi PT. Ocean Centra Furnindo antara lain Ocean, Angel, dan Helux yang masing-masing

merk mempunyai beberapa ukuran dan jenis dimana perbedaan ini dibuat untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen. Penjualan produk spring bed

merek Ocean dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Jumlah Penjualan Spring Bed Merek Ocean Periode Penjualan

Juli 2012 2630

Agustus 2012 3125

September 2012 3334

Oktober 2012 2833

November 2012 2732

Desember 2012 2389

Januari 2013 3249

Februari 2013 2423

Maret 2013 2232

April 2013 2692

Mei 2013 2532

Juni 2013 2436

Juli 2013 2387

Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo

Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu alat berorientasi


(21)

bentuk karakteristik teknis sehingga dihasilkan produk yang diinginkan konsumen dengan biaya serendah mungkin. QFD digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara kebutuhan konsumen dengan karakteristik teknis sehingga dapat dilakukan perbaikan pada bagian paling penting.

QFD merupakan suatu alat yang populer dan banyak dipakai baik dalam perancangan produk maupun proses dikarenakan kemudahan dan hasilnya yang memuaskan. QFD mempunyai sifat subjektifitas peneliti yang tinggi sehingga tidak jarang hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga perlu diintegrasikan dengan Analytic Networking Process (ANP) yang bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan dan hubungan antara tujuan, kriteria maupun subkriteria dan kemudian dioptimisasikan dengan menggunakan metode

goal programming.

Penelitian terdahulu melaporkan keberhasilan penggunaan QFD ANP, dan

goal programming. E.E. Karsak et al (2002) merancang perbaikan pensil untuk meningkatkan kepuasan konsumen. QFD digunakan untuk diperoleh 5 atribut penting yang diinginkan konsumen dan 7 karakteristik teknis yang merepresentasikan kelima atribut tersebut. ANP digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan dan hubungan antara atribut penting dan karakteristik teknis yang kemudian dioptimisasikan dengan menggunakan goal programming

berdasarkan biaya, pengembangan, dan kemudahan manufaktur. Integrasi metode ini berhasil mendapatkan solusi yang lebih layak dan konsisten.1

1


(22)

1.2. Perumusan Permasalahan

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan kepuasan konsumen.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama penelitian ini adalah memilih alternatif peningkatan karakteristik teknis sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan pertimbangan tingkat kepuasan, perkiraan biaya, dan kepuasan konsumen.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pembelian produk spring bed

2. Mengidentifikasi tingkat kepentingan kebutuhan konsumen

3. Menentukan derajat kepentingan karakteristik teknis dengan menggunakan ANP

4. Menentukan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknis dengan menggunakan QFD

5. Mengoptimalkan pemilihan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan dengan menggunakan Goal Programming

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kompetensi mahasiswa mengobservasi, menganalisis dan evaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan displin ilmu


(23)

khususnya ilmu teknik industri di dalam perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang ada.

2. Manfaat bagi perusahaan

a. Memberikan pandangan persepsi konsumen terhadap produk perusahaan b. Memberikan alternatif perbaikan guna meningkatkan daya saing

perusahaan

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, USU.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Konsumen yang dimintai keterangan berada di wilayah Medan 2. Produk yang diteliti berupa produk spring bed

3. Metode yang digunakan adalah QFD phase I dan ANP untuk mengidentifikasi dan variabel-variabel yang terkait mengenai kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis yang kemudian hasilnya dioptimisasi dengan menggunakan

Goal Programming

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Responden memiliki gaya hidup menengah ke bawah yang sesuai dengan target pasar spring bed merek Ocean


(24)

3. Tidak ada perubahan yang signifikan baik dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan selama penelitian berlangsung

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup perusahaan, struktur organisasi dan manajemen.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai teknik sampling, pendekatan

Quality Function Deployment, Analytic Network Process dan Goal Programming.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, rancangan penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi operasional, instrumen penelitian, populasi dan teknik sampling, ukuran sampel, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data kuesioner dan pengolahan data yaitu validitas dan reliabilitas data, membangun matriks HOQ, menentukan hubungan di dalam matriks dengan ANP, menentukan


(25)

prioritas karakteristik teknis, menentukan batasan dan fungsi tujuan, mengoptimalkan kepuasan konsumen dengan goal programming.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan data kuesioner, analisis pengolahan matriks House of Quality, analisis pengolahan ANP, serta analisis pengolahan goal programming.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah, dan saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Ocean Centra Furnindo adalah perusahaan yang bergerak pada bidang

spring bed dan busa. PT. Ocean Centra Furnindo dibangun pada tahun 1971 oleh

bapak Ahmad Jamin di Jl. Soekarno Hatta No. 549 Medan Binjai Km. 14,5, Sumatera Utara. PT. Ocean Centra Furnindo pada awalnya hanya memproduksi busa dengan nama Ocean Foam.

PT. Ocean Centra Furnindo mulai mengidentifikasi keinginan konsumen dan peluang yang ada di pasar dan PT. Ocean Centra Furnindo mulai terdorong untuk berinvestasi pada mesin yang lebih canggih pada tahun 1991. PT. Ocean Centra Furnindo mulai bersaing di pasar spring bed dengan menggunakan sistem semi otomatis pada tahun 1994 dimana mesin tersebut diganti dengan mesin sistem otomatis pada tahun 2005. Mesin otomatis yang digunakan oleh PT. Ocean Centra Furnindo ini merupakan mesin pertama di luar pulau Jawa yang dapat menghasilkan busa polimer berkualitas tinggi dengan tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi.

PT. Ocean Centra Furnindo tidak hanya berfokus pada keinginan pasar lokal saja. PT. Ocean Centra Furnindo berekspansi ke Pekan Baru pada tahun 2001 dengan nama PT. Trimitra Sejahtera SRC. PT. Ocean Centra Furnindo berekspansi lebih jauh lagi di Palembang dengan nama PT. Sinar Musi Cemerlang pada Oktober 2008. PT. Ocean Centra Furnindo membuat beraneka jenis tipe dari


(27)

setiap jenis produk yang dihasilkan yang bertujuan untuk merangkul seluruh golongan masyarakat.

2.2. Ruang Lingkup Usaha

PT. Ocean Centra Furnindo memiliki kantor pusat dan pabrik di Medan dan memiliki daerah pemasaran mulai dari regional sampai internasional. Produk yang ditawarkan oleh PT. Ocean Centra Furnindo adalah sofa (Titov), matras (Ocean Foam), dan spring bed (Helux, Ocean, Angel). PT. Ocean Centra Furnindo menyediakan 3 merek dagang spring bed yang masing-masing memiliki pangsa pasar yang berbeda-beda.Spring bed merek Helux memiliki pangsa pasar menengah ke atas dimana daerah penjualan ditujukan mulai dari regional sampai internasional. Spring bed merek Ocean ditujukan pada kelas menengah ke bawah.

Spring bed merek Angel diproduksi dan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan merek Ocean dan ditujukan pada kelas yang lebih rendah.

2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi

Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dan saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut. Organisasi memiliki hierarki masing-masing personel untuk mencapai tujuanya. Hierarki tersebut ditunjukkan oleh struktur organisasi perusahaan.

PT. Ocean Centra Furnindo memiliki struktur organisasi berupa garis dan fungsional dimana terdapat beberapa bidang pekerjaan yang disetiap bidangnya


(28)

terdapat satu garis wewenang antara pimpinan dengan bawahannya. Struktur organisasi PT. Ocean Centra Furnindo dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Ocean Centra Furnindo

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab setiap anggota dalam struktur organisasi PT. Ocean Centra Furnindo adalah sebagai berikut:

1. Direktur

Direktur merupakan pimpinan puncak dari PT. Ocean Centra Furnindo yang bertugas :

a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas para manager bagian. b. Mengarahkan dan meneliti kegiatan perusahaan.


(29)

c. Menyebarkan dan menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan produksi serta mengawasi pelaksanaannya.

d. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi perusahaan.

e. Melaksanakan kontrak-kontrak perusahaan dengan pihak luar. Direktur memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Atas hasil kerja perusahaan secara keseluruhan b. Atas kebijakan perusahaan yang ditetapkan 2. Manager Produksi

Manager produksi dalam melaksanakan tugasnya, membawahi kepala bagian produksi. Tugas-tugas dari manager produksi adalah sebagai berikut :

a. Merencanakan dan mengatur produksi perusahaan agar sesuai dengan spesifkasi dan standart mutu yang telah ditentukan.

b. Membuat laporan produksi secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

c. Merencanakan dan meneliti metoda kerja dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja.

d. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan. Manager produksi memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Atas kelancaran kegiatan produksi. b. Atas laporan kegiatan produksi c. Atas penjadwalan kegiatan produksi


(30)

d. Atas pelaksanaan instruksi direktur 3. Manager Keuangan

Manager keuangan mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari keuangan perusahaan.

b. Membantu direktur dalam melaksanakan anggaran perusahaan. c. Memastikan bahwa transaksi keuangan dilakukan dengan benar.

d. Memeriksa dan menganalisa data dan laporan aliran dana dan biaya perusahaan.

Manager keuangan memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas aliran kas perusahaan

b. Atas dana dokumen-dokumen penting yang disimpan dalam perusahaan c. Atas pelaksanaan instruksi direktur

4. Manager Pemasaran

Manager pemasaran memiliki tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan dibidang pemasaran.

b. Merencanakan kegiatan penelitian pasar guna mendapatkan data tentang tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan, sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target market.

c. Menentukan kebijaksanaan serta strategi pemasaran perusahaan yang mencakup jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian dan promosi.


(31)

d. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran.

e. Mengkoordinir tenaga ahli yang memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat.

Manager pemasaran memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas hasil penjualan perusahaan

b. Atas penerimaan feedback dari konsumen c. Atas strategi pemasaran perusahaan d. Atas pelaksanaan instruksi direktur 5. Manager Personalia

Manager personalia mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Merencanakan dan menerapkan sistem penerimaan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Mengadakan penelitian kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, evaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

c. Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.

Manager personalia memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas kualitas pegawai baru

b. Atas pelaksanaan pelatihan pegawai. c. Atas keharmonisan lingkungan kerja d. Atas pelaksanaan instruksi direktur


(32)

6. Manager Pembelian

Manager pembelian memiliki tugas sebagai berikut: a. Melakukan pemilihan dan evaluasi atas supplier. b. Melaporkan setiap kegiatan pembelian kepada direktur. c. Mengeluarkan Purchasing Order (PO).

Manager pembelian memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Atas pemenuhan bahan dan peralatan yang diperlukan secara tepat waktu dan tepat jumlah

b. Atas hubungan perusahaan dengan supplier

c. Atas pelaksanaan instruksi direktur 7. Kepala bagian Produksi

Kepala bagian produksi memiliki tugas sebagai berikut:

a. Mengkoordinir dan mengawasi bagian produksi dan pengolahannya agar pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan rencana.

b. Memeriksa kualitas produk sehingga sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan

c. Memberikan laporan kegiatan produksi secara rutin kepada manager produksi.

Kepala bagian produksi memiliki tanggung jawab sebagai berikut: a. Atas kualitas produk yang dihasilkan

b. Atas kinerja pekerja di lantai produksi


(33)

8. Kasir/Accounting

Kasir bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat biaya yang dikeluarkan perusahaan.

b. Menyusun laporan pengeluaran harian, bulanan maupun tahunan untuk dipertanggung jawabkan kepada manager keuangan.

c. Memastikan bahwa semua transaksi keuangan dilakukan dengan benar. Kasir memiliki tanggung jawab sebagai berikut :

a. Atas dokumen-dokumen pengeluaran dana yang disimpan dalam perusahaan.

b. Atas aliran kas perusahaan

c. Atas instruksi dari manager keuangan

9. Salesman/Counter Sales

Salesman memiliki tugas sebagai berikut:

a. Menjual produk ke konsumen sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. b. Menerangkan kelebihan produk yang akan dijual

c. Mencari rekan bisnis yang berminat membeli produk

Salesman memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Atas instruksi manager pemasaran

b. Atas hubungan dengan rekan bisnis perusahaan c. Atas produk yang dijual


(34)

10. Staf Personalia

Staf personalia memiliki tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan perekrutan pegawai yang dibutuhkan oleh perusahaan.

b. Mengawasi kepegawaian seperti masalah pengembangan organisasi perusahaan, mengevaluasi kerja, gaji dan upah karyawan.

c. Menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur mengenai persediaan dan pemanfaatan fasilitas seperti komunikasi, perumahan dan transportasi perusahaan.

Staf personalia memiliki tanggung jawab sebagai berikut : a. Atas pelaksanaan training pegawai.

b. Atas perekrutan pegawai baru c. Atas instruksi manager personalia 11. Kepala Gudang

Kepala gudang memiliki tugas sebagai berikut: a. Mengawasi gudang pabrik.

b. Mengatur penyimpanan di pabrik.

c. Mengirimkan bahan maupun produk sesuai dengan instruksi Kepala gudang memiliki tanggung jawab sebagai berikut:

a. Atas barang yang berada di dalam gudang b. Atas instruksi manager pembelian


(35)

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

PT. Ocean Centra Furnindo mempekerjakan pegawai sebanyak 139 orang dengan masing-masing jabaatan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja di PT. Ocean Centra Furnindo

Sumber: PT. Ocean Centra Furnindo

PT. Ocean Centra Furnindo memiliki ketentuan jam kerja yang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu jam kerja pegawai perkantoran dan jam kerja karyawan yang langsung berhubungan dengan proses produksi. PT. Ocean Centra Furnindo mengatur jam kerja di perusahaannya sebagai berikut :

a. Karyawan bagian Kantor - Untuk hari Senin – Kamis

No. Jabatan Jumlah

1 Direktur 1

2 Manager produksi 1

3 Manager keuangan 1

4 Manager pemasaran 1

5 Manager personalia 1

6 Manager pembelian 1

7 Ka. Bagian produksi 1

8 Kasir/Accounting 4

9 Counter sales 5

10 Salesman 15

11 Staf personalia 4

12 Ka. Gudang bahan 1

13 Tenaga kerja bagian produksi 57

14 Tenaga kerja bagian keuangan 2

15 Tenaga kerja bagian pemasaran 8 16 Tenaga kerja bagian personalia 5 17 Tenaga kerja bagian pembelian 5

18 Engineering 1

19 Supir 20

20 Security 5


(36)

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Jum’at

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 14.00 Wib Istirahat Pukul 14.00 – 16.30 Wib Kerja aktif - Untuk hari Sabtu

Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif

b. Karyawan bagian Produksi (khusus untuk divisi spring coil) - Shift I Pukul 07.00 – 12.00 Wib Kerja aktif

Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 15.00 Wib Kerja aktif

- Shift II Pukul 15.00 – 18.30 Wib Kerja aktif Pukul 18.30 – 19.30 Wib Istirahat

Pukul 19.30 – 23.00 Wib Kerja aktif

- Shift III Pukul 23.00 – 04.00 Wib Kerja aktif Pukul 04.00 – 05.00 Wib Istirahat

Pukul 05.00 – 07.00 Wib Kerja aktif

c. Karyawan bagian produksi (untuk divisi yang lainnya) - Shift I Pukul 08.30 – 12.00 Wib Kerja aktif


(37)

Pukul 12.00 – 13.00 Wib Istirahat Pukul 13.00 – 16.30 Wib Kerja aktif

- Shift II Pukul 16.30 – 20.00 Wib Kerja aktif Pukul 20.00 – 21.00 Wib Istirahat

Pukul 21.00 – 23.30 Wib Kerja aktif

Hari Minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur. Pabrik terkadan beroperasi pada hari libur untuk mencapai pesanan yang berlebihan. Pelaksanaan kerja pada hari libur dan di luar ketentuan di atas dikategorikan ke dalam jam kerja lembur. Kerja lembur dilakukan bila permintaan dari konsumen cukup besar dan harus dikirim dalam jangka waktu yang relatif singkat.

2.4. Spesifikasi Produk Spring Bed Ocean

PT. Ocean Centra Furnindo memproduksi 6 jenis spring bed dengan merek Ocean yaitu dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Duo Sensation

Merupakan spring bed dengan kain yang tidak terasa terlalu lembut dengan warna matras putih dengan tebal 32 cm dan divan berwarna hitam. Gambar

spring bed duo sensation dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(38)

2. Tender Master

Merupakan spring bed dengan kombinasi latex alami dan system pocket

pegas. Spring bed ini memiliki matras berwarna putih dengan tebal 28 cm dan divan berwarna coklat. Gambar spring bed tender master dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Tender Master

3. Magic Wonder

Merupakan spring bed dengan ketebalan matras yang tebal dengan warna matras putih dengan tebal 35 cm dan divan berwarna hitam-cream. Gambar

spring bed magic wonder dapat dilihat pada Gambar 2.4.


(39)

4. Smart Tufting

Merupakan spring bed yang didesain untuk menghadirkan distribusi beban selama waktu tidur di malam hari. Spring bed ini memiliki warna matras putih dengan tebal 33 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed

smart tufting dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Smart Tufting

5. New Passion

Merupakan spring bed yang memiliki daya sokong tubuh yang bagus dan terdapat aliran udara dengan warna matras coklat dengan tebal 24 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed new passion dapat dilihat pada Gambar 2.6.


(40)

6. Classic

Merupakan spring bed yang mengkombinasikan seni dan kenyamanan dalam menjaga kesehatan dengan warna matras putih dengan tebal 24 cm dan divan berwarna cream. Gambar spring bed new passion dapat dilihat pada Gambar 2.7.


(41)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Desain Industri1

Industrial Designers Society of America (IDSA) mendefinisikan desain industri sebagai “sebuah layanan profesional yang menciptakan serta mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan tampilan produk maupun sistem demi keuntungan bersama bagi pihak pengguna dan produsen”. Dreyfuss (1967) menyatakan terdapat 5 tujuan kritis pada perancang teknik demi membantu pencapaian dalam pengembangan produk baru:

1. Utility

Penggunaan produk harus aman, mudah digunakan dan intuitif.

2. Appearance

Bentuk, batasan, proporsi, dan warna digunakan untuk mengintegrasikan produk menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi pengguna

3. Ease of Maintenance

Produk harus didesain untuk mengkomunikasikan bagaimana mereka akan dirawat dan diperbaiki

4. Low Costs

Bentuk dan fitur mempunyai dampak yang besar pada permesinan dan biaya produksi, oleh karena itu hal ini harus diperhitungkan oleh tim

1


(42)

5. Communication

Desain produk harus mengkomunikasikan filosofi dan misi rancangan perusahaan melalui kulitas visual dari produk.

Produk-produk yang berada di pasar dapat dikembangkan sedemikian rupa oleh sebuah rancangan industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, dan dilihat oleh masyarakat sangat bergantung pada rancangan industri untuk keberhasilan komersialnya.

Rancangan industri dapat dinilai kepentingannya dengan mengkarakteristikan kepentingan konsumen ke dalam dua dimensi yaitu:

1. Ergonomics Needs

Ergonomic needs ini mencakup seluruh aspek produk yang berkaitan

dengan antarmuka pengguna. Pertanyaan yang digunakan untuk menilai seberapa penting karakteristik ini adalah sebagai berikut:

a. Seberapa penting kenyamanan dalam pemakaian? b. Seberapa penting kemudahan dalam perawatan?

c. Berapa banyak interaksi pengguna yang diperlukan pada fungsi produk? d. Seberapa sering interaksi yang diperlukan?

e. Apa masalah dalam keamanan?

2. Aesthetic Needs

Aesthetic needs ini mencakup daya tarik emosional bagi pengguna.

Pertanyaan yang digunakan untuk menilai seberapa penting karakteristik ini adalah sebagai berikut:


(43)

a. Apakah perbedaan tampilan produk diperlukan?

b. Seberapa penting kebanggaan kepemilikan, kesan, dan model? c. Akankah estetika produk memotivasi tim?

3.2. Spring Bed

Spring bed merupakan tempat tidur yang paling banyak digunakan saat ini

dibandingkan dengan produk lain seperti kasur, matras, tilam, karpet dan lain sebagainya. Spring bed biasanya terdiri dari matras (biasanya terdiri dari busa, kain, dan pegas), sandaran, dan divan. Matras merupakan bagian utama dari

spring bed akan tetapi sandaran dan divan juga berkontribusi dalam pilihan akhir

konsumen. Gambar matras, komponen matras, sandaran, dan divan spring bed

dapat dilihat pada Gambar 3.1., Gambar 3.2, dan Gambar 3.3. Gambar 3.4.2

Gambar 3.1. Matras Spring Bed


(44)

Gambar 3.2. Komponen Matras

Gambar 3.3. Sandaran Spring Bed

Gambar 3.4. Divan Spring Bed

3.3. Metode Sampling3

Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena

memanfaatkannya yang demikian besar dalam penghematan sumberdaya waktu

3


(45)

dan biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawankan dengan sensus yaitu metode pengumpulan data secara menyeluruh yaitu seluruh sumber data ditelusuri dan setiap elemen data yang dibutuhkan diambil. Metode sensus memang menghasilkan data lebih lengkap tetapi tidak sedikit kendala yang dihadapi dengan menggunakan metode ini.

3.3.1 Populasi, Elemen dan Sampel

Objek penelitian dapat bermacam-macam baik berbentuk fisik seperti manusia secara keseluruhan, manusia dalam kelomok tertentu, perusahaan pelanggan, tanaman, dan lain-lain maupun non-fisik seperti perilaku, kepemimpinan, peristiwa dan lain-lain. Karena penelitian harus mengungkap masalah yang dihadapi oleh objek tersebut maka perlu diketahui batasan (boundary) dari objek tersebut. Objek penelitian adalah sebuah perusahaan yang sedang bermasalah dalam hal produktivitas karyawannya dan boundary dari objek penelitian tersebut adalah keseluruhan karyawan yang terkena masalah produktivitas. Boundary dari objek ini disebut populasi. Populasi ialah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti.

Elemen adalah setiap anggota dari populasi dimana seluruh elemen yang membentuk satu kesatuan karakteristik adalah populasi dan setiap unit dari populasi tersebut adalah elemen dari populasi. Sampel adalah sebuah subset dari populasi. Subset terdiri dari sejumlah elemen dari populasi ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu dengan tujuan tertentu. Elemen yang ditarik dari


(46)

populasi disebut sebagai sebuah sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh gabungan dari seluruh elemen-elemen yang ditarik tersebut merepresentasikan karakteristik dari populasi.

Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme

tertentu melalui mana karakteristik populasi dapat diketahui dan didekati. Kata mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik mapun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel yang diperoleh mampu merepresentasikan karakteristik populasi dari mana sampel tersebut diambil atau ditarik.

3.3.2 Probability Sampling4

Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap elemen dari populasi diberi kesempatan yang untuk ditarik menjadi anggota dari sampel. Rancangan atau metode propability sampling ini digunakan apabila faktor keterwakilan (representiveness) oleh sampel terhadap populasi sangant dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digeneralisasi secara lebih luas. Pemilihan atas lima metode penarikan samel yang telah disebutkan di atas tergantung pada banyak faktor, antara lain yang utama ialah luasnya cakupan generalisasi yang diinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan tujuan penelitian (tipe masalah yang ingin dicari jawabannya).

4


(47)

Teknik sampling yang berada dalam lingkup probabilistik sampling adalah sebagai berikut:

1. Simple Random Sampling

Simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted probability sampling, setiap elemen dari populasi memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Simple random sampling

dikatakan tidak terbatas (unrestricted) karena semua elemen diperlakukan sama dalam arti semuanya mempunyai kesempatan terpilih yang sama walaupun karakteristik masing-masing anggota mungkin tidak sama. Simple

random sampling memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan

kemampuan generalisasi yang tinggi. Penggunaan metode ini terbatas pada kondisi populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik atau property

yang tidak berfluktuasi besar.

2. Systematic Sampling

Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke-n dari populasi mulai dari urutan yang dipilih secara acak diantara nomor 1 hingga n. Metode Systematic sampling

pada umumnya digunakan dalam pemeriksaan mutu proses atau produk dalam industri manufaktur yang bersifat continue dan flow process seperti industri penyulingan minyak, industri semen, pupuk dan lain-lain sejenisnya.

3. Stratified Random Sampling

Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random


(48)

sampling. Strata elemen dalam populasi mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Strata dalam populasi dibagi sesuai dengan sasaran penelitian.

4. Cluster Sampling

Populasi pada kebanyakan kasus berada dalam keadaan seperti terkotak-kotak menunjukkan karakteristik yang berbeda. Misalnya suatu wilayah dihuni oleh penduduk yang bersifat multi-kultur.

5. Area Sampling

Area sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling.

Area sampling memiliki perbedaan dengan cluster sampling yaitu cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis dari populasi.

3.3.3 Non-Probability Sampling5

Non-probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap elemen populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik khusus masing-masing elemen. Model dari metode sampling yang non-probabilistik ini adalah convinience sampling dan purposive sampling.

1. Convinience Sampling

Convinience sampling adalah suatu metode sampling dimana para

respondennya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri (conviniencely avaiable) dengan alasan masing-masing.

5


(49)

2. Purposive Sampling

Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang

menggunakan orang-orang tertentu (specific target-group) sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu atau kelompok khusus ini langsung dicatat namanya sebagai reponden tanpa melalui proses seleksi secara random.

Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe pertama dari

purposive sampling, responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu misalnya karena kemampuannya atau kelebihannya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti.

Quota Sampling adalah tipe kedua purposive sampling dimana

kelompok-kelompok tertentu dijadikan reponden (sumber data/informasi) untuk memenuhi kuota yang telah ditetapkan.


(50)

3.4. Penentuan Jumlah Sampel6

Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan estimasi proporsi digunakan dengan cara menentukan tingkat kepercayaan dan ketelitian yang diinginkan dengan rumus:

� ≥(��/2)

2

�2

Di mana:

n = ukuran sampel e = tingkat ketelitian

Zα/2 = nilai distribusi normal pada tingkat kepercayaan p = perkiraan proporsi populasi yang diterima

q = proporsi yang tidak sah/ditolak = 1-p

Nilai proporsi ditentukan melalui studi pendahuluan ataupun penilaian peneliti. Nilai proporsi adalah 0,5 apabila tidak dilakukan studi pendahuluan. Asumsi penggunaan rumus ini adalah jumlah populasi tidak diketahui atau tidak terdapat suatu kerangka sampel yang dapat menentukan jumlah populasi.

3.5. Kuesioner 7

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dirancanga dengan tujuan untuk memperoleh

6

C.R. Kothari, Research Methodology: Methods and Techniques, (New Delhi: New Age International, 2004), h 178-179

7


(51)

informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Syarat utama pengisian kuesioner adalah pertanyaan yang jelas dan mengarah ke tujuan.

Empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu:

1. Kuesioner memiliki subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian.

2. Kuesioner memiliki ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta mengisi secara aktif dan objektif pertayaan maupun pernyataan yang tersedia. 3. Kuesioner memiliki petunjuk pengiisian kuesioner, dimana petunjuk yang

tersedia harus mudah dimengerti.

4. Kuesioner memiliki pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat pengisian jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, maupun terbuka.

8

Perancangan kuesioner yang baik perlu dipahami prinsip-prinsip yang terkait dengan cara penulisan pertanyaan (wording of quetions), cara pengukuran yaitu mengkatagorikan, membuat skala dan mengkodekan (catagorized, scaled

and coded) jawaban dari responden dan kerapian (general appearance) kuesioner

tersebut.

3.6. Validitas Data9

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Literatur membedakan validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas

8


(52)

eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alat/instrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi dari mana data penelitian diambil.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan melalui analisis korelasi

(correlational analysis). Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut:

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y

3.7. Reliabilitas Data10

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Dua ukuran yang umum digunakan untuk

10


(53)

mengetahui derajat reliabilitas atau kehandalan instrumen pengumpulan data, yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen.

Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut artinya jika instrumen tersebut digunakan dalam pengukuran variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama makan dikatakan stabilitas instrumen tersebut cukup baik. Konsistensi internal instrumen memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara bersama-sama menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang berarti terhadap keseluruhan.

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian terhadap kedua karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode. Untuk pengujian stabilitas instrumen terdapat dua macam uji yaitu test-retest reliability dan parallel-form reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interitem consistency reliability dan split-half reliability. Salah satu alat test yang sering digunakan dalam pengujian konsistensi internal instrumen ialah Koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah :


(54)

r = dimana,

k = jumlah butir pertanyaan 2yi = varians butir pertanyaan 2x = varians total butir pertanyaan

3.8. Quality Function Deployment11

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada

tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What) dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan (How).

11


(55)

3.9. House of Quality (HOQ)12

The house of quality adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function Deployment

(QFD). (Cohen,L.,1995)

The House of Quality memperlihatkan struktur untuk mendesain dan

membentuk suatu siklus, dan bentuknya menyerupai sebuah rumah. Kunci dalam membangun HOQ adalah difokuskan kepada kebutuhan pelanggan, sehingga proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan daripada teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang lebih penting dari pelanggan. Adapun komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat dilihat pada Gambar 3.5.

12


(56)

Addison-A

Customer Needs and Benefits

D

Relationships

- What do the customer requirement mean to the manufaktur

- Where are the interactions between relationships

F Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets

B Planning Matrix

- Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance - Goal

- Improvement Ratio - Sales Point - Raw Weight

- Normalized Raw Weight C

Technical Response (Technical Requirement)

E Technical Correlations

Gambar 3.5. House of Quality Sumber : Lou Cohen (1937)

Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut (Lou Cohen, 1995) :

1. Customer need

Customer need berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner.


(57)

2. Planning matrix

Planning matrix merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data

kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai.

3. Technical response

Technical response merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran

bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of developer).

4. Relationship

Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya.

5. Technical corelation

Technical corelation menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya.

6. Technical matrix

Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmark


(58)

3.10. Analytic Network Process (ANP)13

Pengambil keputusan telah mencari solusi untuk melakukan pengukuran terhadap hal yang bersifat fisik maupun psikologi. Hal yang bersifat fisik dinyatakan sebagai hal yang berwujud nyata yang dapat diukur secara objektif. Hal yang bersifat psikologi dinyatakan sebagai penilaian yang digunakan dalam mengambil keputusan yang terdiri dari ide subjektif, perasaan, dan kepercayaan baik individu maupun kelompok pengambil keputusan. Analytic Network Process

(AHP) merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengukur baik dimensi fisik maupun psikologi.

Analytic Network Process (ANP) adalah generalisasi dari AHP dimana beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan

dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan

kesimpulan sintesis. Gambar Struktur Hierarki ANP dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. (a) Linear (b) Non Linear Hierarki Sumber : Thomas L. Saaty (2006)

13

Saaty, T. L and Luis G. Vargas. Decisions Making With The Analytic Network Process. (Pittsburgh, PA: RWS Publications, 2006), h 2-8


(59)

Skala mendasar yang digunakan untuk menentukan intesitas dari penilaian ditunjukkan pada Tabel 3.1. Skala ini didasarkan pada teori stimulus respon dan divalidasi atas keefektifannya, tidak hanya pada banyak aplikasi oleh banyak orang, tetapi juga melalui pembenaran teoritikal mengenai skala yang mesti digunakan dalam perbandingan homogen antar elemen.

Tabel 3.1. Skala Fundamental ANP dan AHP Intensitas

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Equal Importance Dua elemen menyumbangnya sama

besar pada sifat itu

2 Weak

3 Moderate Importance Pengalaman dan pertimbangan sedikit

menyokong satu elemen atas lainnya

4 Moderate Plus

5 Strong Importance

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya

6 Strong Plus

7 Very Strong or Demonstrated

Importance

Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek

8 Very, Very Strong

9 Extr\eme Importance

Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai kebalikannya bila dibandingkan dengan i

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan berdekatan

Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan


(60)

3.11. Goal Programming

Goal programming dapat berupa model linier, integer, maupun non-linier.

Komponen goal programming adalah sebagai berikut: 1. Variabel keputusan

2. Variabel tujuan atau deviasi 3. Fungsi pembatas

4. Fungsi objektif

Goal programming memiliki beberapa tujuan numerik yang spesifik yang

dibangun untuk setiap pembatas, dan solusi didapatkan dengan meminimisasi bobot penjumlahan simpangan dari fungsi tujuan sesuai denga tujuannya masing-masing. 14

Goal programming memperlakukan terget sebagai tujuan yang akan

berusaha dipenuhi dan bukan merupakan kendala mutlak. Goal programming

kemudian berusaha untuk mendapatkan solusi optimal sesuai dengan target berdasarkan prioritasnya masing-masing. Model umum goal programming dapat dinyatakan sebagai berikut15:

� � �� ∶ ( ++ −)

=1

� � : ��=1 + −− + untuk semua i

xj, dj-, dj+ ≥ 0 untuk semua i dan j

14

Ruhul A. Sarker and Charles S. Newton, Optimization modelling:a practical introduction,

(USA: Taylor & Francis, 2008), h :47-48

15

Ravindran A, dkk, Operations Research: principles and practice, (USA: John Wiley & Sons, 1987), h: 199


(61)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. Ocean Centra Furnindo yang bergerak di bidang produksi spring bed. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Soekarno Hatta No. 549 Medan Binjai Km. 14,5, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan mulai dari awal September 2013.

4.2. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survey research). Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk mendapatkan kebenaran (Sukaria, 2013).

Tahapan yang dilakukan dalam rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan berupa studi lapangan dan literatur dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan, informasi pendukung dan metode pemecahan yang dapat digunakan berdasarkan teori-teori yang ada


(62)

2. Identifikasi Masalah

Peneliti mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat di perusahaan yaitu perbedaan antara kondisi yang diharapkan oleh perusahaan dengan kondisi yang terjadi di lapangan saat penelitian berlangsung

3. Perumusan masalah

Masalah yang telah diidentifikasi kemudian dirumuskan sehingga dapat ditentukan arah penelitian.

4. Penetapan Tujuan

Tujuan penelitian ditentukan berdasarkan perumusan masalah 5. Pengumpulan Data

Peneliti mengumpulkan data yang diperlukan baik secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder).

6. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan diolah berdasarkan studi literatur. 7. Analisis Pemecahan Masalah

Data yang telah diolah dianalisis untuk diperoleh informasi yang dibutuhkan 8. Kesimpulan dan Saran

Hasil analisis dirangkum sesuai dengan tujuan penelitian dan pemberian saran kepada perusahaan


(63)

Identifikasi Masalah -Peningkatan persaingan

-Penurunan penjualan

Perumusan Masalah

Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan kemampuan perusahaan

Penetapan Tujuan Meningkatkan Kepuasan

Konsumen

Pengumpulan Data Pengumpulan data Primer dan

data Sekunder

Pengolahan Data

-Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis produk -Menentukan hubungan antar faktor di dalam house of quality

-Menentukan tingkat prioritas kebutuhan pelanggan dengan menggunakan model ANP -Memasukan hasil ANP ke dalam HOQ

-Menentukan tingkat prioritas karakteristik teknis dengan Goal Programming

Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran Mulai

Selesai Studi Lapangan

1. Gambaran umum perusahaan 2. Keluhan konsumen 3. Kondisi pabrik

Studi Literatur

1. Teori Buku

2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah penyelesaian


(64)

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah responden yang berada di wilayah kota Medan dengan syarat mengetahui ataupun pernah menggunakan spring bed.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel ini didasarkan atas literatur buku.

a. Aesthetic Needs

Aesthetic needs merupakan kebutuhan konsumen yang berhubungan

dengan daya tarik produk dari segi visual. Dalam penelitian ini, aesthetic needs terbagi atas 4 yaitu warna matras, warna divan, bentuk sandaran, dan motif matras.

b. Ergonomic Needs

Ergonomic needs merupakan kebutuhan konsumen yang berhubungan

dengan penggunaan produk. Dalam penelitian ini, ergonomic needs

terbagi atas 4 yaitu kenyamanan busa, kenyamanan kain, kenyamanan pegas, dan perawatan.


(65)

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan varibel yang nilainya dipengaruhi oleh nilai variabel lainnya.

a. Karakteristik Teknis

Karakteristik teknis merupakan bentuk kebutuhan secara teknis yang harus dipenuhi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen

b. Fungsi Pembatas

Fungsi pembatas merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam perancangan produk

c. Karakteristik Produk

Karakteristik produk merupakan ciri-ciri springbed yang dibutuhkan oleh konsumen secara keseluruhan

d. Prioritas Ukuran Kinerja

Prioritas ukuran kinerakjas merupakan tingkat kepentingan tolok ukur kinerja karakteristik teknis

e. Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan tingkat kesesuaian antara harapan konsumen dengan kualitas produk


(66)

Aesthetic Needs

1. Warna Matras 2. Warna Divan 3. Bentuk Sandaran 4. Motif Matras

Ergonomic Needs

1. Kenyamanan Busa 2. Kenyamanan Kain 3. Kenyamanan Pegas 4. Perawatan Karakteristik Produk Karakteristik Teknis Fungsi Pembatas Kepuasan Konsumen Prioritas Ukuran Kinerja

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Defenisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Alat Ukur

1 Aesthetic Needs Karakteristik teknis didefinisikan

sebagai kebutuhan konsumen pada produk springbed yang

berhubungan terhadap daya tarik produk secara visual

a. Kuesioner b. Wawancara

dengan konsumen

2 Ergonomic

Needs

Ergonomic Needs didefinisikan

sebagai kebutuhan konsumen pada produk springbed yang

berhubungan terhadap penggunaan produk oleh konsumen

a. Kuesioner b. Wawancara

dengan konsumen

3 Karakteristik produk

Karakteristik produk didefinisikan sebagai atribut-atribut dari spring bed yang diinginkan konsumen dimana terdiri dari kebutuhan ergonomis dan estetika

a. Kuesioner b. Wawancara

dengan konsumen

4 Karakteristik Teknis

Karakteristik teknis didefinisikan sebagai respon teknis yang harus dilakukan oleh perusahaan berdasarkan atribut-atribut dari produk spring bed merek Ocean

Wawancara kepala pabrik


(67)

Tabel 4.1. Defenisi Operasional Penelitian (Lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur

5 Fungsi Pembatas

Fungsi pembatas didefinisikan sebagai suatu batasan yang harus dipenuhi dalam pengoptimalan kepuasan konsumen

a. Kuesioner b. Wawancara

dengan kepala pabrik

6 Prioritas

Ukuran Kinerja

Prioritas ukuran kinerja didefinisikan sebagai tingkat kepentingan tolok ukur kinerja karakteristik teknis

a. Kuesioner ANP

4.6. Instrumen Penelitian

Instrumen peneltian memiliki beberapa variabel yang akan diukur melalui pembagian kuesioner kepada konsumen. Variabel-variabel yang akan dipertanyakan kepada konsumen dibuat berdasarkan studi literatur antara lain:

1. Aesthatic Needs

a. Warna matras b. Warna divan c. Bentuk sandaran d. Motif matras

2. Ergonomic Needs

a. Kenyamanan busa b. Kenyamanan kain c. Kenyamanan pegas d. Perawatan


(68)

Variabel tersebut selanjutnya akan dimasukkan menjadi atribut pertanyaan yang akan dibuat pada kuesioner

1. Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada responden yang memiliki pengetahuan atau pengalaman terhadap produk springbed

a. Kuesioner wawancara merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan pertanyaan kuesioner terbuka yang lebih tepat untuk digunakan.

b. Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang digunakan sebagai studi pendahuluan untuk membantu memahami penentuan atribut keinginan konsumen. Berdasarkan studi literatur, kuesioner pendahuluan akan dibagikan kepada responden

c. Kuesioner tertutup merupakan kelanjutan dari kuesioner terbuka yang mana akan memberikan penilaian terhadap tingkat kepentingan setiap kebutuhan konsumen. Penilaian pada kuesioner tertutup menggunakan skala Likert, dimana jawaban dibagi atas lima tingkatan yaitu sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4), sangat setuju (5).

d. Kuesioner karakteristik teknis merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan karakteristik teknis yang merupakan terjemahan suara konsumen ke dalam aspek yang lebih teknis. Kuesioner ini diberikan kepada asisten kepala pabrik.


(69)

e. Kuesioner hubungan karakteristik teknis merupakan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan hubungan antar karakteristik teknis. Kuesioner ini diberikan kepada asisten kepala pabrik.

f. Kuesioner ANP merupakan kuesioner yang digunakan untuk membandingkan tingkat kepentingan antara karakteristik teknis dan karakteristik produk. Kuesioner ini terdiri dari 9 skala yang digunakan untuk menentukan tingkat kepentingan mulai dari sama penting (1) sampai paling penting (9).

2. Interview

Wawancara dilakukan kepada perusahaan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, karakteristik teknis produk dan korelasi antar variabel.

3. Observasi

Pengamatan langsung di objek penelitian untuk menggali segala informasi atau data yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Jenis observasi yang dilakukan peneliti merupakan obeservasi non-partisipatoris dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dengan tim kerja tetapi hanya melakukan observasi dari luar.

4. Studi Kepustakaan

Mempelajari teori-teori tentang hal-hal yang berhubungan dengan cara pemecahan masalah sehingga mendukung dalam pengerjaan tugas akhir ini.


(70)

4.7. Populasi

Populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti (Sukaria Sinulingga, 2011,P167). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna atau calon pengguna spring bed

gaya hidup menengah ke bawah di wilayah Medan.

4.8. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dimana penentuan sampel didasarkan atas kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

4.9. Ukuran Sampel

Ukuran sampel pada setiap jenis kuesioner berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

1. Kuesioner Wawancara

Kuesioner wawancara digunakan untuk mendapatkan pertanyaan kuesioner terbuka yang lebih tepat untuk digunakan. Kuesioner ini diberikan kepada pemilik toko untuk dikaji kembali.

2. Kuesioner Terbuka

Kuesioner terbuka ditujukan sebagai survei pendahuluan untuk mengetahui indikator-indikator yang berkaitan dengan kebutuhan konsumen akan spring bed, yang kemudian akan dijadikan butir pertanyaan dalam kuesioner


(71)

tertutup. Jumlah sampel keusioner terbuka adalah sebanyak 30 orang. Hal ini sesuai dengan pendapat Urban dan Hauser (1993) yang menyatakan bahwa secara empiris jumlah responden yang digunakan dalam survei pendahuluan untuk mengetahui dengan pasti keinginan konsumen adalah 20 atau 30 responden. Hal ini juga didukung oleh pendapat Lou Cohen (1995) yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan gambaran awal tentang permasalahan dapat digunakan penelitian pendahuluan kepada 30 objek yang dijadikan sebagai sumber informasi.

3. Kuesioner Tertutup

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan proporsi binominal

(binominal proportion) tujuannya adalah untuk mempermudah peneliti

menentukan jumlah sampel minimum, dimana jumlah populasi tidak diketahui:

� ≥(��/2)

2

�2

Di mana:

n = ukuran sampel

e = tingkat ketelitian (0.1)

Zα/2 = nilai distribusi normal pada tingkat kepercayaan 95% = 1.96 p = perkiraan proporsi populasi yang diterima

q = proporsi yang tidak sah/ditolak = 1-p

Maka dengan derajat kepercayaan (α = 0,05) dan limit error (d=0,1) dapat

dihitung jumlah sampel minimum, yaitu: Zα/2 = 1,96


(72)

p = q = 0,5 97 04 , 96 1 , 0 5 , 0 . 5 , 0 . 96 , 1 2 2    n orang

4. Kuesioner ANP

Kuesioner ANP digunakan untuk menentukan bobot nilai antara karakteristik produk dengan kebutuhan konsumen (customer needs) yang ada pada House Of Quality (HOQ). Kuesioner ini diisi oleh asisten kepala pabrik yang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mendalam mengenai produksi

spring bed Ocean.

5. Kuesioner Karakteristik Teknis

Kuesioner karakteristik teknis digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik teknis sesuai dengan suara konsumen dan hubungan antar karakteristik teknis. Kuesioner ini diisi oleh asisten kepala pabrik yang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mendalam mengenai produksi spring bed

Ocean.

6. Kuesioner Hubungan Karakteristik Teknis

Kuesioner hubungan karakteristik teknis digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antar karakteristik teknis. Kuesioner ini diisi oleh asisten kepala pabrik yang dinilai memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mendalam mengenai produksi spring bed Ocean


(73)

4.10. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tabulasi data kuesioner terbuka

2. Method of Successive Interval

Hasil kuesioner tertutup yang merupakan skala ordinal diubah menjadi skala interval

3. Pengujian validitas dan reliabilitas

Hasil kuesioner tertutup yang telah diubah menjadi skala ordinal diuji validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk pengujian reliabilitas data akan digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach

4. Penentuan karakteristik teknis

Karakteristik produk yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa teknis ditentukan. Setelah langkah ini selesai, kuesioner ANP dapat dibuat dan dibagikan kepada asisten kepala pabrik

5. Pengujian konsistensi dan pembobotan nilai atribut

Hasil kuesioner ANP diuji konsistensinya berdasarkan jaringan ANP yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

6. Pembuatan House of Quality

Matrix HOQ dibuat berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara 7. Optimisasi

Solusi terbaik dicari dengan menggunakan goal programming


(74)

4.11. Analisis dan Pembahasan Hasil

Analisis dan pembahasan hasil dapat dilakukan dengan menganalisis beberapa hal diantaranya:

1. Menganalisis atribut kebutuhan konsumen

2. Menganalisis matriks tingkat kepentingan konsumen terhadap variabel kebutuhan spring bed

3. Menganalisis tingkat konsistensi dan bobot kuesioner ANP. 4. Menganalisis ukuran kinerja karakteristik teknis

5. Menganalisis hasil optimisasi goal programming

4.12. Kesimpulan dan Saran

Informasi yang telah dianalisis guna memecahkan masalah yang dihadapi dirangkum sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Selain itu, peneliti juga memberikan saran untuk perbaikan perusahaan ke depan.


(1)

PT. Ocean Centra Furnindo memproduksi 6 jenis spring bed dengan merek Ocean dimana masing-masing didasarkan atas trend di pasar pada waktu lampau. Keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk spring bed yang terus berkembang membuat PT. Ocean Centra Furnindo harus menghasilkan spring bed yang lebh inovatif dan dibutuhkan oleh konsumen dengan harga yang lebih kompetitif dimana berdasarkan 6 karakteristik teknis yang mempengaruhi kebutuhan konsumen, dipilih 5 karakteristik teknis yang dianggap layak untuk diteliti dan dikembangkan yaitu kecerahan warna matras, kecerahan warna divan, kehalusan permukaan matras, ketebalan matras, dan ukuran pegas.


(2)

Tabel 6.4. Perbandingan ANP+QFD dengan ANP+QFD+GP

Variabel

ANP+QFD ANP+QFD+GP

Value

Simpangan

Value Simpangan

Perkiraan Biaya Derajat Kepentingan Perkiraan Biaya Derajat Kepentingan

0,3333 0,6667 0,3333 0,6667

Kecerahan Warna Matras 1 0,1667 0,2033 1 0,1667 0,2033

Kecerahan Warna Divan 0 1 0,0556 0,1007

Kehalusan Permukaan Matras 0 1 0,1667 0,1177

Ketebalan Matras 1 0,1667 0,2383 1 0,1667 0,2383

Ukuran Pegas 1 0,1667 0,2342 1 0,1667 0,2342

Laju Pendinginan 0 0

Total 3 0,3828 5 0,3113

Sumber: Hasil pengolahan data


(3)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan, analisis data dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Atribut yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap pembelian produk spring bed terdiri dari 8 variabel yaitu kecerahan warna matras, kecerahan warna divan, bentuk sandaran minimalis, motif matras bunga, kriteria busa padat, kriteria kain dingin, kriteria pegas kuat, dan kemudahan perawatan matras.

2. Kebutuhan konsumen dengan urutan kepentingan dari yang tertinggi sampai terendah berdasarkan kuesioner tertutup adalah kriteria busa padat, kriteria pegas kuat, kriteria kain dingin, kemudahan perawatan matras, kecerahan warna matras, kecerahan warna divan, bentuk sandaran minimalis, dan motif matras bunga.

3. Karakteristik teknis yang memiliki derajat kepentingan berdasarkan ANP memiliki urutan dari yang tertinggi sampai terendah yaitu ketebalan matras, ukuran pegas, kecerahan warna matras, kehalusan permukaan matras, laju pendinginan, dan kecerahan warna divan.

4. Karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan dan perkiraan biaya dari yang paling mahal sampai paling murah adalah laju pendinginan, kecerahan


(4)

warna matras, ketebalan busa, ukuran pegas, kehalusan permukaan matras, dan kecerahan warna divan

5. Karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan berdasarkan hasil optimasi adalah kecerahan warna matras, kecerahan warna divan, ketebalan matras, dan ukuran pegas dengan penurunan penyimpangan sebesar 18,68% dibandingkan hanya menggunakan QFD saja.

7.2. Saran

Saran yang dapat diusulkan setelah diselesaikan penelitian ini adalah: 1. Penelitian selanjutnya disarankan agar melanjutkan QFD ke fase-fase

selanjutnya untuk dapat menghasilkan usulan rancangan desain yang lebih detail.

2. Perusahaan sebaiknya dapat menentukan anggaran biaya yang dapat dialokasikan oleh perusahaan terhadap perancangan perbaikan produk.

3. Perusahaan sebaiknya memfokuskan perbaikan pada kecerahan warna matras, kecerahan warna divan,kehalusan permukaan matras, ketebalan matras, dan ukuran pegas pada rancangan produk baru


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment:How to Make QFd Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. Wisconsin : ASQC Quality Press.

E, Ronald Walpole. 1998. Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ertugrul, E Karsak dkk. 2002. Product Planning in Quality Function Deployment Using a Combined Analytic Network Process and Goal Programming Approach. Turkey: Galatasaray University

Ginting, Rosnani. 2009. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Jamali, Morteza Paghaleh. 2011. An Efficient ANP-BGP Model for Software Production by QFD. Iran: Islamic Azad University

L, Thomas Saaty. 1999. Fundamentals of The Analytic Network Process. USA: University of Pittsburgh

L, Thomas Saaty. 2005. Theory and Applications of the Analytic Network Process. Pittsburgh, PA: RWS Publications

L, Thomas Saaty dan G Luis Vargas. 2006. Decision Making with the Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs and Risks. USA: Springer


(6)

R, C Kothari. 2004. Research Methodology: Methods and Techniques. New Delhi: New Age Publisher

Sarker, Ruhul A. 2008. Optimization Modelling: a Practical Introduction. USA: CRC Press.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan : USU Press.

T, Karl Ulrich dan D Steven Eppinger. 2008. Product Design and Development. Singapore: Mc-Graw-Hill