penghasilan. Jaminan sosial juga memberikan pelayanan medis, tunjangan keluarga dan anak atau jaminan keuangan atau konsekuensi ekonomi dari suatu
peristiwa. Pada sisi lain, konvensi ILO No. 102 tahun 1952, mendefinisikan jaminan
sosial sebagai usaha pemerintah untuk melindungi masyarakat atau sebahagian anggota masyarakat dari tekanan ekonomi yang dapat menghilangnya penghasilan
karena sakit, mengganggur, cacat, hari tua dan kematian. Jaminan sosial juga menyediakan dana bagi masyarakat serta memberikan bantuan kepada keluarga
dalam pemeliharaan anak. Dari rumusan pengertian tentang jaminan sosial itu terlihat bahwa esensi
dari jaminan sosial adalah semacam pemberian kompensasi atas suatu peristiwa tertentu yang berakibat berkurangnya atau hilangnya penghasilan, Merupakan
definisi dari jaminan sosial kepada tenaga kerja, namun dari sisi lain jaminan sosial harus meliputi seluruh elemen masyarakat di Indonesia yang memberikan
kesejahteraan bagi mereka guna esensi tujuan dari Negara kesejahteraan. Drs. Andi Usman RM, dalam Jurnal Kiprah Jamsostek Pada MIllenium Ketiga,
1999 : 51.
2.4.1 Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek
Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu
yang penyelenggarannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Filosofi JAMSOSTEK dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi
resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun
Universitas Sumatera Utara
keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan
manfaatnya optimal, pelaksanaan program JAMSOSTEK dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit
dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah. Pengertian jaminan sosial tenaga kerja menurut Prof. Iman Supomo, SH
adalah: Jaminan sosial tenaga kerja adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal buruh itu diluar kesehatannya tidak melakukan pekerjaan, jadi
menjamin kepastian pendapatan dalam hal buruh kehilangan
pendapatannyaupahnya karena alasan diluar kehendak. Jaminan sosial tenaga kerja merupakan jaminan yang diadakan dengan
suka rela oleh majikan atau karena kewajiban untuk keperluan atau kepentingan buruh yang ditujukan terhadap kebutuhan pada umumnya yang tidak dapat
dicukupi upah serta tidak mempunyai hubungan kerja. PT Jamsostek Persero terbentuk setelah mengalami proses yang cukup panjang, dimulai dari :
1. Pembentukan Undang-Undang No. 33 Tahun 1947 dan Undang-Undang No. 2
Tahun 1951 Tentang Kecelakaan Kerja; 2.
Peraturan Menteri Perburuhan PMP No. 48 Tahun 1952 dan Peraturan Menteri Perburuhan No. 8 Tahun 1956 Tentang Pengaturan Bantuan Untuk
Usaha Penyelenggaraan Kesehatan Buruh; 3.
Peraturan Menteri Perburuhan No. 15 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Yayasan Sosial Buruh;
4. Peraturan Menteri Perburuhan No. 5 Tahun 1964 Tentang Pembentukan
Yayasan Dana Jaminan Sosial YDJS; dan
Universitas Sumatera Utara
5. Pemberlakuan Undang-Undang No.14 Tahun 1969 Tentang Pokok-pokok
Tenaga Kerja. Terbentuknya peraturan-peraturan tersebut merupakan kronologis dari
proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja yang semakin transparan, dan setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik terhadap landasan hukum, bentuk
perlindungan serta cara penyelenggaraan, maka pada tahun 1977 dikeluarkan Peraturan Pemerintah PP No. 33 Tahun 1977 Tentang pelaksanaan program
asuransi sosial tenaga kerja ASTEK, yang mewajibkan setiap pemberi kerja atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP
No. 34 Tahun 1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Pada Tahun 1992 lahirlah Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek. PP No. 36 Tahun 1995 maka PT
Jamsostek ditetapkan sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek ini memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.
2.4.2 Ruang lingkup Jamsostek