BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Rincian Tahun
Distribusi penderita sirosis hati berdasarkan rincian tahun yang dirawat inap di rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6.1. Gambar Diagram Garis Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Rincian Tahun di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Berdasarkan gamabar 6.1. dapat dilihat bahwa penderita sirosis hati pada tahun 2006-2010 paling tinggi adalah pada tahun 2010 yaitu 52 orang dengan proporsi 43,4 dan
paling rendah pada tahun 2006 yaitu 10 orang dengan proporsi 8,3. Kecenderungan penderita sirosis hati yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan berdasarkan
tahun 2006-2010 menunjukkan peningkatan dengan persamaan garis y = 8,7x-2,1, frekuensi
10 19
17 22
52 y = 8,7x-2,1
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55
2006 2007
2008 2009
2010
F re
k u
e n
si
Tahun
Universitas Sumatera Utara
kasus meningkat sebanyak 42 kasus dengan simple ratio peningkatan 5,2 kali,serta persentase peningkatan kasus sebesar 420.
6.2. Angka Kesakitan Sirosis Hati
Distribusi proporsi penderita sirosis hati yang dirawat inap di Rumah sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar berikut ini
Gambar 6.2. Gambar Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Angka Kesakitan di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Berdasarkan gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi jumlah penderita sirosis hati pada tahun 2006-2010 yang dirawat inap di Rumah Sakit Martha Friska Medan yang paling
tinggi pada tahun 2010 yaitu 43,4 dan yang paling rendah pada tahun 2006 8,3 .
6.3. Sosiodemografi Penderita Sirosis Hati
8,3 15,8
14,2 18,3
43,4
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
2006 2007
2008 2009
2010
P ro
p o
rs i
Tahun
Angka Kesakitan
Universitas Sumatera Utara
6.3.1. Umur Dan Jenis Kelamin
Distribusi proporsi penderita sirosis hati yang dirawat inap di Rumah sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.3. Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-
2010
Dari gambar 6.3. di atas dapat diketahui bahwa proporsi umur penderita sirosis hati tertinggi untuk jenis kelamin laki-laki terdapat pada kelompok umur 49-55
tahun 30,2 tahun sedangkan pada jenis kelamin perempuan proporsi tertinggi pada kelompok umur 63-69 tahun 20,6.
Dari gambar diatas juga dapat dilihat bahwa proporsi penderita sirosis hati berdasarkan jenis kelamin tertingggi adalah jenis kelamin laki-laki.
3.5 3.5
16.2 30.2
29.1 12.8
3.5 1.2
5,8 14,7
5,9 17,5
20,6 17,5
-40 -30
-20 -10
10 20
30 40
28-34 35-41
42-48 49-55
56-62 63-69
70-76 77-83
Proporsi U
m u
r t
a h
u n
Umur Dan Jenis Kelamin
Perempuan Laki-laki
Universitas Sumatera Utara
6.3.2. Suku Distribusi proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan suku
di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.4. Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Suku yang Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Dari gambar 6.4. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan suku yaitu suku Batak 50,8. Kemudian suku Jawa 40,
Aceh 5, Tionghoa 3,4 dan Melayu 0,8. Hal ini bukan berarti orang yang bersuku Batak lebih berisiko untuk
menderita sirosis hati namun hanya menunjukkan bahwa masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit tersebut mayoritas bersuku Batak. Pada penelitian ini suku
50,8 40.0
5.0 3,4
0,8 10
20 30
40 50
60
Batak Jawa
Aceh Tionghoa
Melayu
P ro
p o
rs i
Suku
Suku
Universitas Sumatera Utara
batak adalah penggabungan dari Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Pak-pak.
6.3.3. Agama
Proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan agama di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.5. Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Agama yang Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Dari gambar 6.4. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan agama yaitu agama Islam 56,7. Kemudian proporsi agama Kristen
Protestan 39,2, Budha 3,3 dan Kristen Katolik 0,8.
56,7
39,2
3,3 0,8
10 20
30 40
50 60
Islam Kristen Protestan
Budha Kristen Katolik
P ro
p o
rs i
Agama
Agama
Universitas Sumatera Utara
Hal ini bukan berarti penganut agama Islam lebih berisiko untuk menderita sirosis hati namun hanya menunjukkan bahwa masyarakat yang datang berobat ke rumah sakit
tersebut mayoritas beragama Islam.
6.3.4. Pendidikan
Proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan pendidikan di Rumah
Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 6.6. Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Pendidikan yang Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Dari gambar 6.6. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan pendidikan adalah SLTA 50,8. Kemudian AkademikPT 42,5, SD dan
SLTP masing-masing 2,5 dan Tidak tamat SD 1,7. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aisyah 2007 di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan tahun 2002-2006 didapati proporsi penderita sirosis hati berdasarkan pendidikan
50,8 42,5
2,5 2,5
1,7 10
20 30
40 50
60
SMA AkademiPT
SD SLTP
Tidak Tamat SD
P ro
p o
rs i
Pendidikan
Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
tertinggi adalah SMA 46,6
42
dan penelitian Nurhasni 2007 di RS Haji Medan tahun 2002-2007 yang menemukan Proporsi tertingggi penderita sirosis hati bedasarkan
pendidikan adalah SMU dengan proporsi 44,50.
43
6.3.5. Pekerjaan
Proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan pekerjaan di Rumah
Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.7. Diagram Bar Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Pekerjaan Yang
Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Dari gambar 6.7. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan pekerjaan adalah PNSPOLRIPensiunan 44,1 dan proporsi terendah adalah
petani 2,5. Hasil penelitian ini sesuai dengan Aisyah 2007 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan
tahun 2002-2006 didapati proporsi penderita sirosis hati berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah PNS 29,1.
42
44,1
23,4 11,7
11,6 6,7
2,5 5
10 15
20 25
30 35
40 45
50
P ro
p o
rs i
Pekerjaan
Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan rumah sakit tersebut menerima Askes sebagai sumber biaya, sehingga yang bekerja sebagai PNSPOLRIPensiunan banyak datang berobat ke rumah sakit
tersebut.
6.3.6. Tempat TinggalAsal Daerah
Proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan tempat tinggalasal daerah di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.8. Diagram Pie Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Tempat TinggalAsal Daerah yang Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun
2006-2010
Dari gambar 6.7. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan tempat tinggalasal daerah yaitu penderita yang tinggal di kota Medan
60,8 dan proporsi terendah yaitu yang tinggal di luar kota Medan. Hal ini disebabkan karena rumah sakit tersebut berada di kota Medan sehingga
pengunjung yang dating berobat sebagian besar berasal dari kota Medan.
60.8 39.2
Tempat Tinggal Asal Daerah
Medan Luar Medan
Universitas Sumatera Utara
6.4. Klasifikasi Sirosis Hati
Proporsi penderita sisrosis hati yang dirawat inap berdasarkan klasifikasi sirosis hati
di Rumah Sakit Martha Friska Medan tahun 2006-2010 dapat dilihat pada gambar berikut ini
Gambar 6.9. Diagram Pie Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Klasifikasi Sirosis Hati Yang Dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2006-2010
Dari gambar 6.9. di atas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan klasifikasi sirosis hati yaitu sirosis hati dekompensanta
90,8 dan proporsi terendah adalah kompensanta 9,2. Gejala klinis sirosis hati dekompensanta sudah jelas sehingga banyak yang
mencari pengobatan, sedangkan pada sirosis hati kompensanta belum ada gejala klinis yang nyata sehingga sedikit yang mencari pengobatan ke rumah sakit.
6.5. Gejala Klinis