Tabel 5.32. menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara suku dengan jumlah gejala dan nilai VAS. Suku Melayu menunjukkan proporsi yang
paling tinggi untuk jumlah gejala dan suku Jawa menunjukkan proposi yang paling tinggi untuk nilai VAS. Perbedaan ini disebabkan karena proporsi sampel
suku yang tidak seimbang sehingga menimbulkan hasil yang bias.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini didapati data bahwa ada hubungan antara lama penggunaan komputer dengan Sindroma Mata Kering. Namun, terdapat beberapa
keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain: 1.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengna metode angket yaitu berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden pada
alat ukur berupa instrumen kuesioner. Metode ini dapat menimbulkan bias dalam pengisian data diantaranya karena responden tidak mengisi kuesioner dengan
sungguh-sungguh dan faktor subjektivitas yang tinggi dalam memberikan pendapat.
2. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional di mana proses
pengambilan data, lama penggunaan komputer dan Sindroma Mata Kering, dilakukan pada satu saat tertentu point time approach secara bersamaan. Studi
jenis cross sectional tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit dari responden.
3. Penelitian ini tidak mengontrol secara ketat faktor-faktor lain yang dapat
turut mempengaruhi faktor yang mempengaruhi SMK saat menggunakan komputer. Beberapa faktor yang turut dapat mempengaruhi terjadinya SMK saat
menggunakan komputer adalah suhu lingkungan kerja, desain meja atau komputer tempat bekerja, beban kerja, faktor genetik, dan masih banyak faktor lain yang
perlu diteliti lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan mengenai hubungan antara lama penggunaan komputer dengan
sindroma mata kering sebagai berikut: 1.
Terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer secara terus-menerus dengan peningkatan gejala Sindroma Mata Kering
dengan tingkat kekuatan kuat r=0,742, p0,001. 2.
Terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer rata-rata dalam satu hari dengan peningkatan gejala Sindroma Mata
Kering dengan tingkat kekuatan kuat r=0,722, p0,001. 3.
Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat lama penggunaan komputer dengan peningkatan gejala Sindroma Mata Kering dengan
tingkat kekuatan rendah r=0,215; p0,0026. 4.
Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks penggunaan komputer secara terus-menerus dengan peningkatan gejala Sindroma Mata Kering
dengan tingkat kekuatan sedang r=0,514; p=0,026. 5.
Terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer secara terus-menerus dengan peningkatan derajat keparahan Sindroma
Mata Kering dengan tingkat kekuatan kuat r=0,754, p0,001. 6.
Terdapat hubungan yang bermakna antara lama penggunaan komputer rata-rata dalam satu hari dengan peningkatan derajat keparahan Sindroma
Mata Kering dengan tingkat kekuatan kuat r=0,754, p0,001. 7.
Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat lama penggunaan komputer dengan peningkatan derajat keparahan Sindroma Mata Kering
dengan tingkat kekuatan rendah r=0,208, p=0,03. 8.
Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks penggunaan komputer dengan peningkatan derajat keparahan Sindroma Mata Kering dengan
tingkat kekuatan sedang r=0,549, p0,001.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara