Pandangan Dunia World View

adalah dengan meningkatkan kesadaran budaya individu secara umum. Individu harus memahami konsep dan ciri-ciri budayanya sebelum ia memperoleh studi tentang aspek-aspek budaya asing Mulyana, 2005: 70. Kita harus dapat berperilaku dengan cara-cara yang diterima budaya lain dan juga diterima oleh budaya kita sendiri.

II.2.4 Pandangan Dunia World View

Menurut Ishii, Cooke, dan Klopf dalam Samovar, dkk cara pandang merupakan orientasi budaya terhadap Tuhan, kemanusiaan, alam, pertanyaan tentang keberadaan sesuatu, alam dan kosmos, kehidupan, moral dan alasan etis, penderitaan, kematian, dan isu filosofis lainnya yang mempengaruhi bagaimana anggotanya memandang dunia. Tujuan cara pandang adalah untuk menuntun orang menentukan gambaran dunia ini dan bagaimana mereka berperan dalam dunia tersebut. Banyak ahli yang setuju bahwa budaya mempengaruhi sebagian besar cara pandang seseorang. Cara pandang menyediakan dasar persepsi dan sifat realitas seperti yang dialami oleh mereka yang berbagi budaya yang umum. Pandangan budaya berfungsi untuk membuat pengalaman hidup yang mungkin menurut orang lain kacau dan tidak berarti menjadi dapat diterima oleh akal sehat. Cara pandang ditentukan oleh pemahaman kolektif sebagai dasar untuk menghakimi suatu tindakan yang memungkinkan kelangsungan hidup dan adaptasi Samovar, dkk, 2010: 117-118. Agama sebagai cara pandang telah ditemukan dalam setiap budaya selama ribuan tahun. Cara pandang erat kaitannya dengan praktik agama dan kepercayaan. Manusia percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari manusia sebagai penentu Universitas Sumatera Utara dan pencipta budaya. Bagi kebanyakan orang di dunia ini, tradisi agama seperti keluarga, suku atau negara menjadi identitas mereka di dunia. Orang Kristen percaya bahwa keselamatan hanya diperoleh lewat Yesus Kristus. Sedangkan kaum Muslim percaya bahwa untuk memperoleh surga adalah keyakinan bahwa Tuhan itu satu dan tanpa sekutu dan bahwa Muhammad adalah utusanNya. Akan tetapi orang-orang yang beragama Hindu dan Budha tidak menganut kepercayaan seperti Kristen dan Islam. Agama Hindu dan Budha percaya bahwa Tuhan tidak dalam otoritas tunggal, tetapi menjelma menjadi banyak tuhan Mulyana, 2004: 35. Hal yang menarik dari agama adalah bahwa hal tersebut mengikat orang bersama-sama dalam dan memelihara cara pandang budaya mereka selama ribuan tahun. Baik melalui ajaran Alkitab, Alquran, Weda, Torah, dan I Ching, manusia selalu merasakan suatu kebutuhan untuk melihat keluar diri mereka sendiri akan nilai- nilai yang mereka gunakan dalam mengatur hidup mereka. Agama menyediakan dan menunjukkan nilai dari fenomena yang tidak dapat dijelaskan. Inti dari agama adalah menyediakan petunjuk mengenai bagaimana untuk memperlakukan orang lain dan memperoleh kedamaian batin Samovar, dkk, 2010: 123-125. Keyakinan kita tidak terbatas, misalnya Tuhan itu Esa atau Adam adalah manusia pertama di bumi. Salah satu fungsi penting dari kepercayaankeyakinan adalah bahwa hal itu membentuk dasar nilai. Nilai adalah komponen evaluatif dari kepercayaan mencakup kegunaan, kebaikan, estetika, dan kepuasan. Jadi nilai bersifat normatif, memberitahu suatu anggota budaya mengenai apa yang baik atau buruk, benar dan salah, apa yang harus diperjuangkan, dan sebagainya. Nilai biasanya Universitas Sumatera Utara bersumber dari isu filosofis yang lebih besar yang merupakan bagian dari lingkungan budaya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah Mulyana, 2007:215-216. Keyakinan dan nilai yang dianut seseorang yang jika dilaksanakan secara terus-menerus akan disebut sikap. Keyakinan dan nilai yang dianut seseorang tidak dapat diamati langsung. Kita hanya bisa menduga bagaimana kepercayaan dan nilai seseorang berdasarkan tindakannya, terutama yang konsisten dari waktu ke waktu sikap. Manusia telah menganut berbagai kepercayaan sejak lahir yang ditanamkan di dalam lingkungannya. Bagaimana cara berbicara, gaya berpakaian, apa yang bisa dicapai, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, semua diterima begitu saja dari lingkungan tanpa banyak mempersoalkannya. Pola budaya merupakan suatu sistem kepercayaan dan nilai yang terintegrasi yang bekerja sama untuk menyediakan suatu model terpadu dan konsisten. Pola tersebut berkontribusi tidak hanya pada cara manusia melihat dan berpikir mengenai dunia ini, namun juga bagaimana manusia hidup di dunia ini Samovar,dkk, 2010: 227. II.3 Akulturasi dalam Pernikahan Campuran II.3.1 Komunikasi dan Akulturasi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Aktivitas Komunikasi dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Aktivitas Komunikasi Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba di Kota Bandung)

5 44 112

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES AKULTURASI WARGA JEPANG DI SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Peran Komunikasi Antarbudaya dalam Proses Akulturasi Warga Jepang di Surakarta)

1 17 181

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 12

PENDAHULUAN Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 2 24

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa Dan Minangkabau (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Pernikahan Jawa dan Minangkabau).

0 3 13

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM MANGAIN MARGA (Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Budaya Dalam Mangain Marga Pada Pernikahan Campuran Suku Batak dan Jawa di Soloraya).

0 0 16

Proses Komunikasi antarbudaya dalam proses

0 0 5

Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan Pribumi di Kota Medan

0 0 15

Proses Penyematan Ulos (Mangulosi) dalam Pernikahan Adat Suku Batak Toba” (Studi Kasus Mangulosi Dalam Perspektif Interaksi Simbolik pada Pernikahan Batak Toba di Gorga Mangampu Tua-Medan) - FISIP Untirta Repository

0 0 117