yang diinfeksi telur cacing Ascaridia galli, disimpulkan bahwa pemberian biji pepaya dengan 1x dan 2x pemberian terhadap perubahan gambaran terhadap histopatologi
hepar ayam tidak berbeda nyata diantara kedua perlakuan. Pemberian biji pepaya dengan tiga kali pemberian mengalami kerusakan degenerasi paling tinggi
dibandingkan dengan pemberian biji pepaya dengan 1x dan 2x pemberian.
Pada biji pepaya terdapat kandungan berupa glucocide caricin dan carpain Wijayakusumah dkk, 1995 dalam Ilham et al., 1999. Diduga zat yang terkandung
dalam biji pepaya yang berperan adalah glucosinolat, yang merupakan bagian dari glucosida. Glucosida adalah zat yang mengandung gugus triterpenoid dan steroid
Trevor, 1995 dalam Ilham et al., 1999.
Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak kental metanol biji pepaya diketahui mengandung senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid, flavonoid, alkaloid,
dan saponin. Secara kualitatif, berdasarkan terbentuknya endapan atau intensitas warna yang dihasilkan dengan pereaksi uji fitokimia, diketahui bahwa kandungan
senyawa metabolit sekunder golongan triterpenoid merupakan komponen utama biji pepaya. Uji fitokimia triterpenoid lebih lanjut terhadap ekstrak kental n-heksana
menggunakan pereaksi Liebermann–Burchard juga menunjukkan adanya senyawa golongan triterpenoid. Hal ini memberi indikasi bahwa pada biji pepaya terkandung
senyawa golongan triterpenoid bebas Sukadana et al., 2008.
2.2 Testosteron Undekanoat
Testosteron Undekanoat merupakan suatu bentuk ester dari testosteron alami. Bentuk aktif testosteron dihasilkan dari hidrolisasi esternya. Efek utama dari testosteron hasil
hidrolisasi TU tersebut terjadi setelah adanya ikatan testosteron terhadap reseptor spesifiknya yang membentuk komplek hormon-reseptor. Komplek hormon-reseptor
tersebut masuk ke dalam inti sel dimana ia akan memodulasi transkripsi gen-gen
tertentu setelah terikat dengan DNA Ilyas, 2008.
Testosteron undekanoat TU yang dikembangkan untuk kontrasepsi pria digunakan dalam bentuk injeksi liquid. Sediaan tersebut diberikan dengan cara
Universitas Sumatera Utara
injeksi secara intramuskular. Ada juga TU dalam bentuk powder yang kadang- kadang dibungkus dengan kapsul. Testosteron undekanoat Gambar 2.2 dihasilkan melalui
esterifikasi testosteron alami pada posisi 17β. TU ini merupakan steroid dengan 19 atom karbon dengan rumus kimia C
19
H
28
O
2
, serta nama kimianya adalah 17 betahydroxyandrost 4-en-3-one Goodman Gilman, 1980.
Gambar 2.2 Rumus Bangun Testosteron Undekanoat TU Goodman Gilman, 1980.
Tujuan utama dari pemberian testosteron adalah mempertahankan tingginya tingkat serum testosteron jangka panjang pada pria yang ikut dalam kontrasepsi pria.
Hal ini bertujuan untuk menekan spermatogenesis sehingga terjadi azoospermia atau oligozoospermia berat yang berlangsung lebih lama namun bersifat aman, efektif,
reversibel, dan aseptibel Ilyas, 2008.
Pada tikus waktu paruh yang tampak setelah pemakaian oral TU diplasma kurang lebih 100 menit. Hal ini memberi kesan adanya suatu asupan obat yang lambat
ke dalam sirkulasi sistemik dan adalah konsisten dengan absorbsi limfatik yang bermakna Noguchi, 1985. Pada manusia sebagai akibat dari perbedaan inter-
individual yang besar, pemakaian oral TU dapat menginduksi kadar serum puncak antara 1-8 jam dengan rata-rata 4 jam Ilyas, 2008.
2.3 Struktur Histologi Ginjal
Ginjal adalah suatu organ yang secara struktural kompleks dan berkembang untuk beberapa fungsi, diantaranya: ekskresi produk sisa metabolisme, pengendalian air dan
garam, pemeliharaan keseimbangan asam dan basa, serta berbagai hormon dan autokoid Cotran et al., 2007; Maulana, 2010. Walaupun mempunyai banyak fungsi,
O
C-CH
2 9
-CH
3
O O
Universitas Sumatera Utara
fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan
ekstraseluler dalam batas-batas normal Wilson, 2005 dalam Maulana, 2010.
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm kurang lebih sebesar kepalan tangan. Setiap
ginjal memiliki berat antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115-155 g pada perempuan. Ginjal terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior
yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan peritoneum rongga
abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di atasnya. Ginjal kanan terletak agak di bawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati pada sisi kanan.
Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat, yaitu Fasia renal, adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini mempertahankan ginjal pada struktur di
sekitarnya dan mempertahankan posisi organ. Lemak perirenal, adalah jaringan adiposa yang terbungkus fasia ginjal. Jaringan ini mempertahankan posisi ginjal.
Kapsul fibrosa ginjal adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas Sloane, 2003.
Ginjal memiliki sisi medial cekung dan permukaan lateral yang cembung. Sisi medial yang cekung, hilum, merupakan tempat masuknya saraf, keluar dan masuk
pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter. Ginjal dapat dibagi menjadi korteks bagian luar dan medula bagian dalam. Pada manusia, medula
ginjal terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau piramid, yaitu piramid medula. Dari dasar setiap piramid medula, terjulur berkas-berkas tubulus yang paralel,
yaitu berkas medula, yang menyusup ke dalam korteks Junqueira Carneiro, 2004.
Struktur internal ginjal terdiri dari 1 Hilus hilum adalah tingkat kecekungan
tepi medial ginjal. 2 Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada
hilus. Sinus ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik. 3 Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal
ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urin pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang
menjadi beberapa 8 sampai 18 kaliks minor. 4 Parenkim ginjal adalah jaringan
Universitas Sumatera Utara
ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi medula
dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari masa-masa triangular yang disebut
piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida, papilla, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urine. Korteks tersusun
dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural dan fungsional ginjal. 5 Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri
dari satu piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya Sloane, 2003.
Gambar 2.3. Struktur Ginjal dan Nefron Noer, 2006;
Hanifah, 2008.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar yakni korpuskel renalis; tubulus
kontortus proksimal; segmen tebal dan tipis ansa Henle; tubulus kontortus distal; dan tubulus dan duktus koligentes Junqueira Carneiro, 2004.
2.3.1 Kapsula Bowman
Korpuskulus ginjal berdiameter sekitar 200- 250 μm dan terdiri atas seberkas kapiler,
yaitu glomerulus, dikelilingi oleh kapsula epitel berdinding ganda yang disebut
Universitas Sumatera Utara
kapsula Bowman. Ruangan dalam kapsula Bowman disebut ruang Bowman ruang urinarius yang menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan
visceral Gartner dan Hiatt, 2007 dalam Maulana, 2010.
Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. Glomerulus dan kapsul bowman bersama-sama
membentuk sebuah korpuskel ginjal Sloane, 2003.
2.3.2 Tubulus Kontortus Proksimal
Panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku Sloane, 2003. Tubulus proksimal memiliki saluran yang selalu terpotong dalam berbagai bidang karena jalannya
berkelok-kelok. Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel
disebelahnya. Sitoplasma berwarna asidofil. Dinding lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai batas sikat brush border Gunawijaya
Kartawiguna, 2007.
Struktur ini merupakan segmen awal nefron berkelok-kelok yang timbul pada kutup urinarius badan ginjal dan selanjutnya menjadi segmen desenden lurus yang
menembus medula dengan dangkal, dilanjutkan dengan bagian nefron yang dinamakan lengkung Henle. Lengkung henle lebih panjang dan lebih lebar daripada
tubulus kontortus distal yang membentuk bagian terminal nefron Junqueira, 1991.
2.3.3 Ansa Henle
Badan-badan ginjal yang lebih banyak terletak dekat dengan medula, glomeruli jukstamedula, menembus lengkung Henle lebih panjang yang menembus lebih jauh ke
dalam medula dari pada badan-badan ginjal yang terletak dekat dengan kapsula yang tidak turun jauh ke dalam medula. Masing-masing lengkung henle berbentuk huruf U
dan mempunyai segmen tipis yang di ikuti oleh segmen yang tebal Junqueira, 1991.
Universitas Sumatera Utara
Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam lekukan, dan
membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa henle Sloane, 2003.
2.3.4 Tubulus Kontortus Distal
Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan
membentuk segmen terakhir nefron Sloane, 2003.
Pada potongan histologis, perbedaan antara tubulus kontortus proksimal dan distal, keduanya terdapat dalam korteks dan mempunyai epitel kubis, didasarkan pada
sifat-sifat berikut: sel-sel tubulus proksimal lebih besar, mempunyai brush border, dan lebih asidofil karena banyak mengandung mitokondria. Lumen tubulus distal lebih
besar, dan karena sel-sel tubulus distal lebih pendek dan lebih kecil dari pada sel-sel tubulus proksimal, pada potongan yang sama dinding tubulus distal terlihat lebih
banyak sel dan lebih banyak inti. Sel-sel tubulus distal kurang asidofil dari pada sel- sel tubulus proksimal, dan tidak menunjukkan brush border atau mikrovili yang
banyak Junqueira, 1991.
2.3.5 Tubulus dan Duktus Pengumpul
Setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubulus pengumpul membentuk tuba
yang lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urin di
alirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih Sloane, 2003.
2.3.6 Fungsi Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah menyingkirkan buangan metabolisme normal, mengekskresi xenobiotik dan metabolitnya dan fungsi non ekskretori. Urin adalah
jalur utama ekskresi toksikan sehingga ginjal mempunyai volume aliran darah yang tinggi, mengkonsentrasikan toksikan pada filtrat, membawa toksikan melalui sel
tubulus Lu, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi-fungsi dasar dari ginjal; 1 regulasi volume, 2 keseimbangan asam- basa, 3 keseimbangan elektrolit, 4 ekskresi produk sampah dan 5 fungsi
endokrin, termasuk pelepasan renin, eritropoetin, dan bentuk aktif dari vitamin D Robbins Kumar, 1995.
Glomerolus berfungsi sebagai filtrasi, merupakan saringan makro melekul yang selektif, sedangkan tubulus proksimal berfungsi untuk menyerap makromolekul,
juga memiliki pompa natrium K-Na-ATPase yang berfungsi untuk transpor aktif ion natrium keluar sel Jonqueira dan Carneiro,1980. Bila tekanan darah menurun,
tekanan hidrostatik pada glomerulus juga menurun sehingga terjadi nekrosis tubulus Hole, 1993 dalam Kartikaningsih, 2010.
Kerusakan pada tubulus dapat terjadi pada sel-sel epitel, antara lain mengalami degenerasi dan atrofi sehingga lumen melebar dan pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian nefron Ressang, 1984 dalam Astuti, 2007. Pemberian senyawa tertentu yang bersifat toksik akan memberikan beban berlebih terhadap kerja ginjal terutama di
daerah kapsul bowman sebagai filter utama. Hal ini sangat mungkin akan menimbulkan efek samping yang tidak di inginkan Gani Munir, 1992.
Penggunaan obat dari bahan alam dapat menimbulkan efek samping. Berdasarkan WHO dalam Widyastuti et al 2008, sampai dengan tahun 1995, telah
dilaporkan lebih dari 5000 dugaan efek samping akibat pemakaian bahan alam. Pengobatan dengan tanaman obat di Cina dilaporkan memiliki efek toksik yang
diakibatkan oleh kelebihan dosis, senyawa lain yang bersifat toksik dan kontaminan yang berbahaya masuk pada produk obat. Kasus lain juga dilaporkan, bahwa bahan
alam yang dikombinasikan dengan obat lain mengakibatkan koagulasi Ernts, 1998 dalam Widyastuti et al, 2008.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai Oktober 2011 di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan Departemen Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan.
3.2 Alat dan Bahan