Kerangka konsepsi. Urgensi Pemberian Bantuan Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Terorisme

10. Hak untu membela diri secara langsung atau lewat Penasehat Hukum atas biaya sendiri atau biaya negara. 11. Hak untuk diadili dengan kehadirannya. 12. Hak untuk menguji pernyataan saksi a charge dihadapan sidang. 13. Hak untuk menghadirkan saksi a de charge dihadapan sidang. 14. Hak untuk meminta penerjemah. 15. Hak untuk tidak dipaksa meminta kesaksian yang memberatkan dirinya atau mengaku bersalah. 16. Hak atas upaya hukum ke Pengadilan yang lebih tinggi. 17. Hak untuk ganti rugi apabila terjadi kesalahan penerapan peradilan. 18. Hak untuk tidak diadili atas perbuatan yang substansi materinya sama. 19. Hak atas non-retroaktif. 20. Hak atas keringanan hukuman manakala terjadi perubahan peraturan yang meringankan.

2. Kerangka konsepsi.

Atas dasar kerangka teori yang dipaparkan diatas, maka dapat diartikan terhadap istikah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu: 1. Urgensi dapat diartikan sebagai keperluan yang sangat penting dan mendesak. 55 2. Pemberian bantuan hukum adalah: jasa hukum yang diberikan Advokat secara Cuma-Cuma kepada klien yang tidak mampu Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. 3. Pelaku adalah: setiap orang yaitu baik orang perseorangan, kelompok orang, baik sipil maupun militer maupun polisi yang bertanggungjawab secara individual atau korporasi yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya 55 Burhani MS dan Hasbi Lawrens, Kamus Ilmiah Populer, Edisi Millenium, Jombang: Lintas Media, 2006, hlm. 668. Universitas Sumatera Utara nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. 4. Advokat adalah: orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam maupun diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. 5. Jasa hukum Adalah: jasa yang diberikan Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum klien Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. 6. Tindak pidana terorisme adalah: tindakan yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional. Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian

Metode penelitian berisi uraian tentang metode atau cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi. Metode penelitian berfungsi sebagai pedoman dan landasan tata cara dalam melakukan operasional penelitian untuk menulis suatu karya ilmiah yang dilakukan. Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan untuk menjawab tujuan penelitian, maka dalam metode penelitian ini langkah-langkah yang dipergunakan sebagai berikut:

1. Spesifikasi Penelitian.