16
secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan lainnya yang bersifat jasmaniah yang sekaligus sebagai tujuan. Melalui
pendidikan jasmani, siswa disosialisasikan kedalam aktifitas jasmani yang termasuk keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan, apabila banyak
pakar yang meyakini dan mengatakan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang menyeluruh, dan sekaligus memiliki potensi yang strategis untuk
mendidik.Adang Suherman,2004:6. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar
mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki kepentingan program yang sama dengan mata pelajaran lain dalam hal ranah pembelajaran,
sama-sama mengembangkan tiga ranah utama yaitu ranah psikomotor, afektif dan kognitif.
Tetapi dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk
mencapai perkembangan individu secara secara menyeluruh serta sosalisasi kedalam aktifitas jasmani yang termasuk keterampilan berolahraga dan memiliki
potensi yang strategis dalam mendidik.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran
Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan kondisi belajar yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan
mengajar. Mengajar diartikan sebagai usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Tujuan belajar ada tiga jenis.
Sardiman,2006:26.
17
1 Untuk mendapatkan pengetahuan.
Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat
mengembangkan kemampuan berpikir tanpa pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.
2 Penanaman konsep dan keterampilan.
Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmani maupun rohani.
Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak atau
penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah
keterampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan
berpikir serta kreatifitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak
kemampuan. 3
Pembentukan sikap. Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya. Untuk ini dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motifasi dan berfikir dengan tidak
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
18
Menurut Hasibuan 2006:5 yang mengutip dari buku Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi-kondisi belajar sistem lingkungan belajar
kedalam kondisi atau sistem lingkungan belajar untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah, 1 keterampilan
intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolistik, strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang
didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah, 3 informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, 4 keterampilan
motorik yang diperoleh disekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya,5 sikap dan nilai, berhubungan dengan
arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang, atau
kejadian. Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah
sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, kemampuan berpikir,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
2.1.3 Manajemen Pembelajaran