60
media ini cenderung memberitakan sisi buruk Jokowi. Hal ini menguatkan pandangan utama dari teknik propaganda card staking bahwa seorang propagandis hanya
menonjolkan sisi baik dirinya saja dan menonjolkan sisi buruk pihak lawan. Jika kita melihat dalam media Obor Rakyat edisi 1 tidak ada berita mengenai Prabowo dan isinya
hanya sisi buruk seorang Jokowi. Kemudian hal ini diperkuat dengan hadirnya Obor Rakyat
edisi 2 isi di dalam salah satu judulnya menunjukkan sisi baik seorang Prabowo. Selebihnya dari itu semua tulisan menjatuhkan nama Jokowi. Fakta-fakta yang digunakan
untuk pemberitaan Jokowi tidak jelas sumbernya dan sudah diseleksi. Publik hanya diberikan kesempatan untuk melihat Jokowi dari satu sisi saja. Banyak fakta yang
dipalsukan contohnya saja menyebut bahwa Jokowi adalah keturunan cina dan beragama non-muslim. Isu mengenai sisi buruk Jokowi inilah yang ditonjolkan dalam media Obor
Rakyat . Hal ini akan dibahas lebih dalam di teknik selanjutnya.
5.2.7 Frustration Scapegot menutupi frustrasi atau kambing hitam
Salah satu cara mudah untuk menciptakan kebencian atau menyalurkan frustrasi adalah menciptakan kambing hitam. Contoh populer propaganda yang diciptakan Hitler
bahwa timbulnya berbagai masalah dalam negeri dan luar negeri Jerman disebabkan perilaku Zionis Yahudi. Bahaya Yahudi disamakan dengan bahaya komunis yang
merongrong pilar-pilar kekuatan Negara. Pemerintah Indonesia sejak dahulu hingga sekarang selalu melemparkan isu Negara Islam Indonesia NII setiap kali ingin
mengalihkan perhatian dari ketidakpastian ekonomi dan politik di dalam negeri. Sebagai contoh dalam media Obor Rakyat mencipatakan isu SARA. Tidak semua
aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu. Dalam media pemilihan isu yang dipakai berhubungan dengan identitas Jokowi. Fakta
Obor Rakyat yang sebenarnya adalah Jokowi berasal dari suku Jawa. Namun terjadi
pemalsuan fakta disini sehingga Jokowi di gambarkan sebagai sosok warga keturunan cina. Yang dijadikan sebagai kambing hitam disini adalah warga keturunan cina. Karena
pada akhirnya terjadi diskriminasi terhadap warga keturunan cina di media ini. Diskrimanasi tidak hanya terjadi pada warga keturunan cina saja namun juga
terhadap warna non muslim. Jokowi digambarkan sebagai sosok pemimpin yang nonmuslim dan mendapat julukan “Juru Selamat yang gagal”. Disebutkan dalam media
Jokowi disebut tidak memiliki tanggung jawab akan masa depan mayoritas muslim,
61
karena yang ada dibenaknya hanya mencapai puncak kekuasaan tertinggi. Alasan ini diungkapkan karena Jokowi selalu mewariskan jabatannya kepada warga nonmuslim
seperti Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo Walikota Solo dan Basuki Tjahaya Purnama Gubernur DKI Jakarta. Selain itu PDIP disebut sebagai “Partai Salib” yang
mengusung nama Jokowi sebagai capres. Partai ini disebut telah dikuasai oleh kelompok non-muslim.
Isu mengenai warga keturunan cina dan nonmuslim digunakan sebagai kambing hitam untuk menciptakan kebencian di benak audiens. Tujuan dari propagandis adalah
menciptakan konflik di masyarakat. Media Obor Rakyat memberikan penanaman nilai bahwa tidak seharusnya warga Indonesia muslim ini hidup berdampingan dengan cina
nonmuslim. Mereka yang memiliki darah keturunan cina dan beragama nonmuslim adalah orang yang patut untuk dibenci.
5.2.8 Bandwagon Technique