45
dijadikan sebagai sumber. Selain itu dikatakan sebuah halaman komunitas Tionghoa lebih suka menulis nama Jokowi dengan sebutan Joko Oey, namun tidak disertakan juga
apa nama media komunitasnya. Media acap kali tidak sepenuhnya atau selalu memenuhi syarat komisi untuk
kebenaran. Banyak media yang sekedar memberitakan suatu peristiwa tanpa berusaha menggali informasi lebih dalam untuk menjawab mengapa peristiwa itu terjadi. Untuk
melengkapi suatu pemberitaan, media acap kali menambahkan aneka komentar dan pendapat yang sulit dibedakan dari beritanya sendiri Rivers, dkk, 2003:106.
5.1.2 Fungsi Media Sebagai Sosialisasi socialization
Seperti fungsi transmisi warisan sosial yang diungkapkan oleh Lasswell, hakekat dari fungsi sosialisasi adalah pendidikan bagi masyarakat luas mengenai, nilai,
keyakinan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan sistem politik. Termasuk didalamnya nilai-nilai yang mendasar seperti kerukunan, patriotisme dan demokrasi
Pawito, 2009:13. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh media diharapkan mampu memberikan informasi dan pengertian terhadap masyarakat dalam hal dunia politik.
Tentunya informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan setiap kebenarannya.
Dalam kegiatan sosialisasi politik dikenal yang namanya agen. Agen inilah yang melakukan kegiatan memberi pengaruh kepada individu. Rush dan Althoff menggariskan
terdapatnya 5 agen sosialisasi politik salah satunya adalah media massa. Sebuah media massa mampu menyita perhatian individu oleh sebab sifatnya yang terkadang menarik
atau cenderung berlebihan. Di dalam proses fungsi sosialisasi ini dapat dilihat bagaimana peran media massa Obor Rakyat sebagai agen sosialisasi politik memberikan pengaruh
terhadap masyarakat. Sebagai agen sosialisasi politik, Obor Rakyat memiliki fungsi mendidik
masyarakat mengenai nilai, keyakinan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan sistem politik. Namun, hadirnya Obor Rakyat yang menjadi polemik di masyarakat menjadi
bukti bahwa media ini melanggar fungsi sosialisasi. Tulisan dari media ini justru
46
sebagian besar isinya mengenai Indoktrinasi Politik yang menjatuhkan atau merendahkan sukuras tertentu. Sedangkan hal tersebut dilarang karena telah diatur dalam Kode Etik
Jurnalistik Pasal 8 bahwa:
“Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani”. Penafsiran
kedua: Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan. Oleh karena itu jika dilihat dari beberapa isi berita yang dimuat dalam media
Obor Rakyat telah terjadi pelanggaran. Penanaman indoktrinasi bahwa Jokowi adalah
keturunan cina dan memiliki banyak hubungan dengan konglomerat cina di Indonesia. Sebutan untuk para konglomerat ini adalah Gang of Nine Sembilan Naga. Mereka
adalah pengusaha Indonesia yang kebanyakan keturunan Cina. Cerita mengenai Jokowi dan Gang of Nine ini ada dalam Obor Rakyat edisi 2 di rubrik Top News dengan judul
“Jokowi Presiden, Sembilan Naga Merajalela”. Etnis cina disebut akan menguasai
perdagangan di Indonesia dan dampaknya akan sangat mengerikan. Cara inilah yang digunakan media Obor Rakyat dalam memberitakan sosok Jokowi.
Setiap paragraf dalam tulisan “Jokowi Presiden, Sembilan Naga Merajalela” menyebutkan ada hubungan terselebung antara Jokowi dan para konglomerat cina
tersebut, mereka biasa disebut sebagai cukong yang bekerja di balik pencapresan Jokowi. Dalam Obor Rakyat terjadi diskrimanasi terhadap warga keturunan cina dan nonmuslim.
Berdasarkan metode penyampaian pesan salah satu jenis dari sosialisasi politik adalah Indoktrinasi Politik yaitu proses sosialisasi yang dilakukan untuk memobilisasi dan
memanipulasi warga masyarakat agar menerima nilai, norma, dan simbol politik. Hal ini biasanya dilakukan secara satu arah dengan menggunakan cara-cara paksaan psikologis
Surbakti, 2010. Secara psikologis masyarakat dipaksa untuk menerima nilai buruk, melalui simbol
dalam bentuk bahasa di media Obor Rakyat bahwa Jokowi adalah keturunan cina.
47
Keberadaan bahasa di media massa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran makna citra mengenai suatu
realitas- realitas media-yang akan muncul dibenak khalayak Hamad, 2004:12. Simbol- simbol bahasa tersebut seperti “capres boneka, juru selamat yang gagal, pion, kacung,
konglomerat besar, konglomerat hitam, konsilidasi, dan cukong”. Semua simbol-simbol dalam bentuk bahasa tersebut tersebar di setiap kalimat yang ada di Obor Rakyat edisi 1
dan 2.
5.1.3 Fungsi Media Sebagai Persuasi persuasion