Reputation Risk Risiko Strategis Risiko Kepatuhan Risiko Transaksi dengan Pihak Berelasi

Panin Sekuritas 2016 Annual Report 125 Corporate Governance Profil Perusahaan

3. Risiko Likuiditas

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas danatau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perusahaan. Terdapat dua tipe risiko likuiditas, yang pertama adalah risiko likuiditas pasar, dimana Perusahaan tidak dapat membeli atau menjual suatu aset pada harga yang wajar, dikarenakan kurangnya likuiditas aset tersebut di pasar. Kedua adalah risiko kehati-hatian likuiditas, dimana Perusahaan tidak dapat memenuhi standar minimum likuiditas, misalnya likuiditas rasio. Namun, Perusahaan telah memenuhi ketentuan Modal Kerja Bersih Disesuaikan MKBD yang dipersyaratkan.

4. Risiko Operasional

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat ketidakcukupan danatau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, danatau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perusahaan. Dari sisi operasional, Perusahaan telah membuat dan menerapkan Standard Operating Procedure SOP. Manajemen risiko selalu mengacu pada peraturan dari regulator OJK dan SRO BEI, KSEI, KPEI.

5. Risiko Hukum

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat tuntutan hukum danatau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan rendahnya pengetahuanpemahaman atas hukum danatau peraturan perundang-undangan, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya perjanjian dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.

6. Risiko Reputasi

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perusahaan.

3. Liquidity Risk

Potential losses occuring due to the inability of the Company to meet its maturing obligations from cash flow funding sources and or from high-quality liquid assets that can be collateralized without disrupting the Company’s activities and financial condition. There are two types of liquidity risk, the first is market liquidity risk, where the Company is not able to buy or sell an asset at a reasonable price, due to the lack of liquidity of the assets in the market. The second is a prudential liquidity risk, where the Company can not meet minimum standards of liquidity, such as liquidity ratio. However, the Company has complied with the requirements of Net Adjusted Working Capital NAWC.

4. Operational Risk

Potential losses occuring due to insufficiency and or internal processes failure, human error, system failure, and or the presence of external events which affect the Company’s operations. From the operational side, the Company has constructed and implemented Standard Operating Procedure SOP. Risk management always refers to the regulations from the regulator OJK and the SRO BEI, KSEI, KPEI.

5. Legal Risk

Potential losses occuring as a result of lawsuits and or jurisdiction weakness. Jurisdictional weakness is due to the lack of knowledge understanding of the laws and or legislations, the absence of the laws and supporting regulations or weakness of legal bond, such as obligations not being fulfilled and imperfect collateral binding agreements.

6. Reputation Risk

Potential losses occuring due to the degradation of stakeholders’ level of confidence rooting from the negative perception of the Company. 126 Laporan Tahunan 2016 Panin Sekuritas

7. Risiko Strategis

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan danatau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

8. Risiko Kepatuhan

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat tidak mematuhi danatau tidak melaksanakan ketentuan dan peraturan perundang-undangan.

9. Risiko Transaksi dengan Pihak Berelasi

Potensi kerugian yang akan terjadi akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam satu konglomerasi keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana danatau tidak diikuti perpindahan dana. Prinsip Mengenal Nasabah Peraturan Bapepam L.K V.D.10, telah diganti dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no. 22, dimana nasabah dikategorikan berdasarkan tingkat risikonya kedalam tiga kategori, yaitu: risiko rendah, risiko sedang dan risiko tinggi. Setiap nasabah wajib melengkapi data-data dan dokumen yang menjadi persyaratan pembukaan rekening efek. Bagi nasabah risiko rendah tidak diwajibkan untuk melakukan tatap muka untuk interview langsung dan wajib melakukan pengkinian data setiap 3 tiga tahun. Nasabah dengan kategori risiko menengah diwajibkan untuk tatap muka saat wawancara dan melakukan pengkinian data setiap tahun sejak pembukaan rekening atau sejak nasabah tersebut termasuk dalam kategori risiko menengah berdasarkan kriteria jumlah setoran, nilai transaksi dan jumlah ekuitas di akhir bulan. Proses pembukaan rekening untuk nasabah risiko tinggi kurang lebih sama dengan nasabah risiko menengah dengan kewajiban pengkinian data setiap 6 enam bulan. Transaksi Efek Perusahaan telah berhasil menerapkan Pemotongan nilai efek haircut di dalam sistem perdagangan yang berpengaruh langsung pada order beli. Penerapan pemotongan nilai efek ini dimaksudkan untuk memitigasi risiko atas pembelian saham- saham risiko tinggi oleh nasabah yang menggunakan fasilitas pendanaan dari Perusahaan sehingga menghindari risiko gagal bayar dari nasabah.

7. Strategic Risk