Berdasarkan tabel dan pie chart di atas, maka dapat diketahui bahwa skor pre-test
keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas eksperimen yang berada pada kategori tinggi sebanyak 6 peserta didik 20,0, kategori
sedang sebanyak 21 peserta didik 70,0, kategori rendah sebanyak 3 peserta didik 10,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecenderungan skor
pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas eksperimen
berada pada kategori sedang 70,0.
b. Skor Data Pre-test Kelas Kontrol
Kelas kontrol merupakan kelas yang diajar dengan menggunakan media konvensional. Pre-test diberikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
sebelum penelitian dimulai. Berdasarkan hasil analisis dengan subjek 30 peserta didik diperoleh skor terendah sebesar 6,00 skor tertinggi sebesar 10,50, median
sebesar 8,50, modus sebesar 8,50, rerata mean sebesar 8,20 dan standar deviasi 1,17.
Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan dengan menentukan jumlah kelas interval, menghitung rentang data, dan menentukan panjang kelas.
Penentuan jumlah dan interval kelas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus H.A Sturges
Sugiyono, 2005: 29 sebagai berikut. Jumlah kelas interval
= 1 + 3,3 log n Panjang kelas = RangeJumlah kelas
Menentukan rentang data dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut. Rentang data range = Xmax
– Xmin Adapun distribusi frekuensi skor pretest keterampilan berbicara bahasa
Jerman pada kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Skor Pre-test Keterampilan Berbicara
Bahasa Jerman Kelas Kontrol
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Sturges menunjukkan bahwa distribusi frekuensi skor pre-test keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta
didik kelas kontrol diperoleh jumlah kelas sebanyak 6 kelas interval dengan panjang kelas 0,7. Berikut gambar diagram dari ditribusi frekuensi skor
keterampilan berbicara bahasa Jerman kelas kontrol pada saat pre-test.
Gambar 5. Histogram Distribusi Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol
5 6
2 12
4 1
2 4
6 8
10 12
14
6-6,7 6,8-7,5
7,6-8,3 8,4-9,1
9,2-9,9 10-10,7
Fr e
ku e
n si
Interval
Pretest Kontrol
No. Interval
F absolut
Presentase
1 10,0 - 10,7
1 3,3
2 9,2 - 9,9
4 13,3
3 8,4 - 9,1
12 40,0
4 7,6 - 8,3
2 6,7
5 6,8 - 7,5
6 20,0
6 6,0 - 6,7
5 16,7
Jumlah 30
100.0
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa peserta didik yang mempunyai keterampilan berbicara bahasa Jerman paling banyak terletak
pada interval 8,4-9,1 dengan frekuensi sebanyak 12 peserta didik atau sebesar 40,0 dan peserta didik yang mempunyai keterampilan berbicara bahasa Jerman
paling sedikit terletak pada interval 10,0-10,7 dengan frekuensi sebanyak 3 peserta didik atau sebesar 3,3. Pengkategorian berdasarkan pada nilai rata-rata
mean dan standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut. Tinggi
: X ≥ M + SD Sedang
: M – SD ≤ X M + SD
Rendah : X M
– Sd Keterangan :
M : Mean
SD : Standar Deviasi Berdasarkan hasil perhitungan, Mean M sebesar 8,20 dan Standar Deviasi
SD sebesar 1,12. Hasil perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam tiga kelas sebagai berikut.
Tabel 13. Kategori Skor Pre-test Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Kelas Kontrol
No Skor
Frekuensi Kategori
Frekuensi 1.
X ≥ 9,33 5
16,7 Tinggi
2. 7,07
≥ X 9,33 19
63,3 Sedang
3. X 7,07
6 20,0
Rendah Total
30 100
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan pie chart seperti berikut.
5 16,75
19 63,3
6 20,0
Pretest_Kontrol
Tinggi Sedang
Rendah
Gambar 6 . Pie Chart Pretest Kontrol
Berdasarkan tabel dan pie chart di atas, maka dapat diketahui bahwa skor pre-test
keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas kontrol yang berada pada kategori tinggi sebanyak 5 peserta didik 16,7, kategori sedang
sebanyak 19 peserta didik 63,3, kategori rendah sebanyak 6 peserta didik 20,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skor pre-test keterampilan
berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas kontrol dikategorikan dalam kategori sedang sebesar 63,3.
c. Skor Data Post-test Kelas Eksperimen