e Kelainan selaput serosa Kelainan selaput serosa seperti pleuritis dan perikarditis sering dijumpai
pada gagal ginjal kronis terutama pada stadium terminal. Kelainan selaput serosa merupakan salah satu indikasi mutlak untuk segera dilakukan dialisis.
f Kelainan neuropsikiatri Beberapa kelainan mental ringan seperti emosi labil, dilusi, insomnia, dan
depresi sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronis. Kelainan mental berat seperti konfusi, dilusi, dan tidak jarang dengan gejala psikosis juga sering
dijumpai pada pasien gagal ginjal kronis. Kelainan mental ringan atau berat ini sering dijumpai pada pasien dengan atau tanpa hemodialisis, dan tergantung dari
dasar kepribadiannya personalitas. g Kelainan kardiovaskular
Patogenesis gagal jantung kongestif GJK pada gagal ginjal kronis sangat kompleks. Beberapa faktor seperti anemia, hipertensi, aterosklerosis, kalsifikasi
sistem vaskular, sering dijumpai pada pasien gagal ginjal kronis terutama pada stadium terminal dan dapat menyebabkan kegagalan faal jantung.
1.4 Hemodialisa
Hemodialisa merupakan sehelai membran simtetik semipermiabel yang digunakan untuk menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai
filter bagi ginjal yang terganggu fungsinya. Hemodialisa adalah suatu proses yang digunakan pada pasien akut yang memerlukan terapi jangka pendek beberapa
hari saja dan terapi jangka panjang atau terapi permanen untuk pasien dengan
penyakit ginjal stadium akhir Smeltzer dan Bare,2004.
Universitas Sumatera Utara
Terapi hemodialisa merupakan terapi teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan sisa metabolisme atau racun tertentu dari
peredaran manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea, kretinin, asam urat, dan zat-zat sisa lain malalui dengan proses difusi, osmosis, daan ultrafiltrasi
Smeltzer dan Bare, 2004.
Hemodialisa dilakukan untuk mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan dialiser yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah
Sudoyo.,et al, 2006. Pada penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian namun tidak menyembuhkan penyakit ginjal yang tidak
mampu mengimbangi hilangnya aktifitas metabolik atau endokrin yang dilaksanakan ginjal Smeltzer dan Bare, 2004.
1.5 Komplikasi Hemodialisa
Komplikasi akut hemodialisa adalah komplikasi yang terjadi selama hemodialisa berlangsung. Komplikasi yang sering terjadi diantaranya adalah
hipotensi, kram otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal demam, dan menggigil. Komplikasi yang jarang terjadi seperti sindrom
disekuilibirium, reaksi dialiser, aritmia, perdarahan intrakranial, kejang, hemolisis, emboli paru, neutropenia, serta aktivasi komplemen akibat dialisis dan hipoksemia
Sudoyo., et al, 2006.
Menurut Al-hilali 2009, walaupun hemodialisa sangat penting untuk mengganti fungsi ginjal yang rusak tetapi hemodialisa juga dapat menyebabkan
komplikasi umum berupa hipertensi 20-30 dari dialisis, kram otot 5-20 dari dialisis, mual dan muntah 5-15 dari dialisis, sakit kepala 5 dari
Universitas Sumatera Utara
dialisis, nyeri dada 2-5 dari dialisis, sakit tulang belakang 2-5 dari dialisis, rasa gatal 5 dari dialisis dan demam pada nak-anak 1 dari
dialisis.
Pada umumnya terapi hemodialisa dilaksanakan pada gagal ginjal kronis dengan laju filtrasi glomerulus kurang dari 5 mLmenit, sehingga dialisis dianggap
baru perlu dimulai bila dijumpai salah satu dari keadaan ini seperti keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata, K serum 6mEqL, ureum darah
200mgDI, pH darah 7,1, anuria berkepanjangan 5 hari, dan fluid overloaded Sudoyo., et al, 2006.
2. Konsep Peran Perawat