Sejarah Pembentukan KELEMBAGAAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

53

BAB III KELEMBAGAAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

2004 INDONESIA Bab ini terbagi dalam empat bagian. Bagian pertama mengulas tentang sejarah pembentukan KPU. Bagian kedua membahas Lingkup Organisasi Komisi Pemilihan Umum 2004 Indonesia. Sedangkan bagian ketiga membahas keanggotaan KPU Pusat berikut Sekretariat Jenderalnya. Pada bagian keempat dibahas tentang Struktur Organisasi pada tingkat pusat.

A. Sejarah Pembentukan

Badan penyelenggara pemilihan umum di Indonesia adalah Komisi Pemilihan Umum KPU. Landasan hukum di Indonesia mengenai administrasi pemilu terdapat di dalam Pasal 22 E ayat 5 Undang-undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemilu diselenggarakan oleh sebuah badan penyelenggara pemilu yang permanen dan mandiri, dan memiliki wewenang untuk menentukan dan menggambarkan prerogatif lembaga ini guna menerapkan undang-undang yang berlaku. Dan pada pemilu 2004 terdapat di dalam Bab IV Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilu Legislatif yang menetapkan sifat, tugas dan wewenang badan penyelenggara pemilu, mulai dari tingkat pusat, propinsi maupun dibawahnya. Selain itu terdapat juga dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden, yang secara langsung merujuk pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 dalam menguraikan tugas badan penyelenggara pemilu dalam kaitannya dengan pemilihan presiden. Universitas Sumatera Utara 54 KPU seharusnya terdiri dari 11 anggota dua anggota mengundurkan diri pada bulan April 2003 dengan hak suara yang sama, termasuk Ketua dan Wakil Ketua. Badan terdahulu yang menyelenggarakan Pemilu Legislatif tahun 1999, juga bernama KPU, terdiri dari lima wakil pemerintah dan satu wakil dari masing- masing 48 partai yang ikut serta dalam pemilu tersebut keseluruhan berjumlah 53 wakil. Pada pemilu legislative 1999 publik melihat jelas bagaimana sangat kuatnya unsur kepentingan mewarnai kegiatan pemilihan umum, hal ini disebabkan karena mayoritas anggota KPU adalah perwakilan parpol dan sebagian lain adalah wakil pemerintah, sehingga menyebabkan seringnya pembahasan keputusan-keputusan KPU harus menghadapi situasi deadlock. Kenyataan ini tentu tidaklah menggembirakan, khususnya dilihat dari sudut pengembangan citra dan perkembangan KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu. Atas dasar pemikiran bahwa, KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu seharusnya bebas dari tekanan kepentingan-kepentingan, serta kuatnya tuntutan dari banyak pihak bahwa lembaga penyelenggara Pemilu harus bersih dari intervensi partai politik dan pemerintah. Karena itu satu tahun setelah penyelenggaraan pemilihan umum tahun 1999, pemerintah bersama DPR mengeluarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 3 Tahun 1999 tentang Pemilu. Pokok isi dari UU No. 42000 adalah adanya perubahan penting, yaitu bahwa penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2004 dilaksanakan oleh sebuah Komisi Pemilihan Umum KPU yang memiliki sebanyak-banyaknya 11 orang anggota yang terdiri dari orang-orang independen dan nonpartisan. 22 22 www.kpu.go.id, Profil KPU Universitas Sumatera Utara 55 Terbitnya undang-undang nomor 4 tahun 2000 pada tanggal 7 Juni 2000 tersebut bertujuan untuk memperbaiki ketentuan-ketentuan tentang KPU seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999. Sifat independen dan nonpartisan KPU saat ini tercermin dari proses seleksi calon anggota KPU. Dari semua calon anggota KPU yang diajukan presiden kepada DPR untuk mendapat persetujuan, tidak satu pun yang berasal dari partai politik. Pada umumnya para calon berasal dari kalangan perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat LSM. Persyaratan untuk menjadi anggota KPU secara lebih rinci adalah sebagai berikut : a. Warga negara Republik Indonesia; b. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945; c. Mempunyai integritas pribadi yang kuat, jujur, dan adil; d. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya demokrasi dan keadilan; e. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, sistem dan proses pelaksanaan Pemilu, sistem perwakilan rakyat, serta memiliki kemampuan kepemimpinan; f. Berhak memilih dan dipilih; g. Berdomisili dalam wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan dengan KTP; h. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari rumah sakit; i. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik; Universitas Sumatera Utara 56 j. Tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih; k. Tidak sedang menduduki jabatan politik, jabatan struktural, dan jabatan fungsional dalam jabatan negeri; l. Bersedia bekerja sepenuh waktu. 23 Pemerintah menyaring sejumlah nama yang dipandang cukup independen dan non-partisan dan kemudian mengusulkan 22 calon kepada DPR untuk diuji kelayakan dan kepatutannya fit and proper test sebagai anggota KPU. Sebelas orang calon yang berhasil lulus fit and proper test itulah yang kemudian diangkat sebagai Anggota KPU oleh Presiden Abdul Rahman Wahid dalam Keputusan Presiden RI Nomor 119M Tahun 2001 tertanggal 9 April 2001. Para Anggota KPU diambil sumpah oleh Presiden pada tanggal 24 April 2001 dalam suatu upacara di Binagraha. Inilah awal terbentuknya KPU dalam format baru, yang kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun 2001 tentang Pembentukan KPU. 24 A.1. Tugas dan Kewenangan KPU Secara umum, dalam melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas dan kewenangan untuk: a. Merencanakan, memimpin dan melaksanakan seluruh tahap kegiatan Pemilihan Umum, sebagaimana ditentukan dalam perundang-undangan yang berlaku; 23 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pasal 18 24 www.kpu.go.id, Hasil Kerja Universitas Sumatera Utara 57 b. Membentuk, memberi arahan dan mengkoordinasikan organisasi pelaksanaan Pemilihan Umum di tingkat Provinsi, dan KabupatenKota, serta Panitia Pemilihan Luar Negeri PPLN; c. Menyusun dan menetapkan tata cara serta tata laksana Pemilihan Umum sebagai penjabaran teknis peraturan perundang-undangan; d. Merencanakan, memimpin, dan menyelenggarakan pengadaan dan pendistribusian logistik pelaksanaan Pemilihan Umum; e. Mengumpulkan, mensistematisasi, mengolah dan mempublikasikan bahan serta data hasil Pemilihan Umum; f. Melakukan penelitian dan pengembangan sistem serta proses pelaksanaan Pemilihan Umum; g. Mengajukan Rencana Anggaran Tahunan kepada Pemerintah dan DPR 25 A.2. Kewajiban KPU Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, secara umum KPU mempunyai kewajiban untuk : a. Melaksanakan seluruh tahap pelaksanaan pemilihan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Merumuskan dan mentaati Kode Etik Pelaksana Pemilihan Umum; c. Menerapkan prinsip transparansi, kompetisi yang jujur dan adil, desentralisasi, dan efisiensi dalam pengadaan dan distribusi logistik pelaksanaan pemilihan umum; d. Menyampaikan informasi tentang kegiatannya kepada masyarakat; 25 Keputusan KPU No. 112 Tahun 2001 tentang Peraturan dan Tata Tertib KPU Pasal 6 Universitas Sumatera Utara 58 e. Menjawab pertanyaan ataupun pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat; f. Melaksanakan akuntabilitas penggunaan anggaran yang diterima dari APBN dan sumber lain yang sah; g. Melaksanakan akuntabilitas seluruh kegiatannya kepada masyarakat; h. Menyampaikan laporan kegiatan kepada Presiden dan DPR . 26

B. Lingkup Organisasi Kelembagaan Penyelenggara Pemilihan Umum 2004