Alternatif Penanganan Sampah Perumahan
Alternatif Penanganan Sampah Perumahan
ertambahan penduduk di perko- mengelola sampah setiap keluarga de- taan memunculkan permasalah-
ngan cara mengambilnya ke rumah seti- an baru. Lahan yang tersedia ti-
Awalnya pengembang menyediakan
tempat pembuangan sampah
ap hari. Sebagai kompensasi setiap KK
dak memiliki daya dukung yang me- dikenai biaya pengelolaan sebesar Rp 10 madai bagi peningkatan jumlah pendu-
sementara di salah satu
ribu/KK/bulan. Dari sisi model penge- duk. Di sisi lain setiap kepala keluarga
lolaan, masyarakat memberikan respon memproduksi sampah. Barang ini tentu
sudut perumahan. Sedikit demi
positif. Tapi masyarakat masih ke- harus dibuang di tempat yang layak,
sedikit sampah menumpuk.
beratan dengan angka nominal yang di- yang tidak mengganggu kesehatan, ke-
Sekali waktu dibakar.
tawarkan BEST. ''Angka itu terlalu ting- indahan, dan kenyamanan. Maka, mau
Tak ada persoalan yang berarti.
Namun seiring pertumbuhan rumah gi, karena masyarakat memiliki beban
tidak mau masalah ini perlu pena- iuran yang lain,'' kata Imam yang kini nganan yang segera.
baru dan pertambahan warga,
tak lagi menjadi RW. Kondisi seperti itu dihadapi oleh
Pembicaraan tak berhenti. Negosiasi warga Perumahan Mustika Tigaraksa,
tumpukan sampah itu
berlanjut. Selama proses berlangsung, Kabupaten Tangerang, Banten, yang
mulai menjadi persoalan.
ada yang sempat menawar setengah dihuni 1.687 kepala keluarga. Mereka
dari angka tersebut dengan kompensasi berada di delapan RW dan 45 RT.
pengambilan sampah dua minggu Awalnya pengembang menyediakan
sekali. Ada yang menawar dengan tempat pembuangan sampah sementara
Kerja Sama dengan LSM
angka lainnya dengan kompensasi yang di salah satu sudut perumahan. Sedikit
Kenyataan itu mau tidak mau meng-
lain pula. Akhirnya, BEST mengajukan demi sedikit sampah menumpuk. Sekali
haruskan para pengurus RW setempat
penawaran Rp 4 ribu per KK dengan waktu dibakar. Tak ada persoalan yang
mencari jalan keluar. Imam Sutopo,
kompensasi penyediaan lokasi, sanksi, berarti. Namun seiring pertumbuhan
salah satu ketua RW yang mengkoordi-
jatah waktu angkut, dan peraturan lain- rumah baru dan pertambahan warga,
nasikan RW-RW lain saat itu, menje-
nya. Setelah digodok, disepakati iuran tumpukan sampah itu mulai menjadi
laskan pihaknya mencoba menghu-
warga sebesar Rp 3.700 per KK. persoalan. Sampah makin menggu-
bungi Bina Ekonomi Sumberdaya Ter-
Semua RT sepakat dengan kerja nung. Belum lagi, warga mulai tak disi-
padu (BEST) Tangerang yang kantornya
sama itu kecuali satu RT yang menolak plin membuang sampah. Sampah asal
tidak terlalu jauh dari perumahan itu.
yakni RT 3/RW 7. Alasannya, mereka dilempar begitu saja. Tidak dibuang
Dia berharap LSM itu bisa membantu
akan membangun sistem pengelolaan tepat di areal yang disediakan. Walhasil
memecahkan problem sampahnya. Ga-
sampah sendiri yakni dengan insinera- sampah berserakan. Bau tak sedap pun
yung pun bersambut karena LSM ini
tor. Kendati dalam pelaksanaannya muncul. Padahal tak jauh dari tempat
memang memiliki pengalaman dan
asap dari insineratornya mencemari RT pembuangan sampah itu ada fasilitas
fokus di bidang persampahan dan sani-
1 dan 2 dari RW itu, pengurus RT tak ibadah, berupa masjid. Bisa dibayang-
tasi.
peduli. Kerja sama itu masih berlang- kan bagaimana kondisinya.
BEST kemudian mengadakan survei
sung hingga kini. Para pengurus RW dan RT memang
kondisi kawasan. Setelah itu LSM ini
mengadakan presentasi mengenai pe-
pernah berinisiatif bekerja sama dengan
ngelolaan sampah yang memungkinkan
Sistem Pengelolaan
Dinas Kebersihan setempat. Mereka
Pengelolaan ini menggunakan sis- meminta Dinas Kebersihan meng-
di perumahan itu di hadapan para ketua
tem jemput langsung ke rumah. BEST angkut sampah tersebut. Kompensa-
RW dan RT serta tokoh-tokoh masya-
menggunakan armada berupa motor sinya, warga membayar Rp. 150 ribu
rakat. ''Ini adalah upaya penjajakan se-
roda tiga-motor yang belakangnya untuk sekali angkut. Sayangnya keda-
kaligus untuk melihat respon masya-
dilengkapi bak. Motor ini berkeliling ke tangan truk pengangkut itu tidak perio-
rakat terhadap proposal yang kami
rumah-rumah warga seminggu dua kali dik seperti yang diharapkan. Akhirnya
tawarkan,'' kata Lubis, aktivis BEST.
untuk mengambil sampah. Warga ting- sampah tetap menjadi masalah.
BEST menawarkan fasilitas dan sis-
tem pengelolaan sampah. BEST siap
gal meletakkan sampahnya di depan
Percik Oktober 2006 Percik Oktober 2006
sihkan dan dikumpulkan. Setiap bulan kemudian dikumpulkan di satu lokasi
setinggi dua meter dan dilengkapi de-
ada pembeli yang datang untuk membe- yang telah disepakati.
ngan pintu gerbang. Bangunan yang
linya. Hasilnya untuk tambahan gaji Sesuai kesepakatan, petugas BEST
didanai oleh BORDA itu berfungsi seba-
karyawan. Sedangkan sampah organik hanya akan mengambil sampah dapur.
gai tempat pengumpulan sampah war-
dibuat kompos. Mereka tidak berkewajiban meng-
ga, pemilahan sampah antara yang or-
Pengomposan dilakukan dengan ca- angkut sampah berupa puing atau
ganik dan non organik, pengolahan
ra memasukkan sampah ke dalam ce- dahan sisa tebangan pohon. Namun
sampah organik menjadi kompos, pe-
takan berupa wadah yang terbuat dari mereka bisa diminta untuk mengurusi
nyimpanan kompos,dan penyimpanan
kayu dengan ukuran 1 x 1 x 1 m3. Tidak sampah itu dengan negosiasi harga ter-
bahan non organik yang akan dijual.
ada perlakukan khusus terhadap tim- lebih dahulu di lapangan.
Fasilitas ini dilengkapi dengan rumah
bunan sampah ini kecuali dibolak-balik Awalnya sampah warga yang ter-
jaga bagi karyawan. Operasionalisasi
saja. Kompos ini siap 'dipanen' dalam kumpul kemudian diangkut truk ke
fasilitas tersebut berasal dari iuran bu-
waktu 40 hari. Sebelum dijual kompos TPS. Namun sistem ini menghadapi
lanan warga.
ini diayak dan dikemas. kendala alam. Seringkali truk sampah
MRF dioperasikan oleh lima orang
Semua sampah yang masuk ke MRF kejeblos karena kondisi tanah di wila-
pekerja yang bekerja antara pukul 8.00-
bernilai ekonomis dan tidak ada yang yah itu yang belum stabil. Akhirnya sis-
16.00 tiap hari. Mereka terdiri atas
terbuang. Selain itu dengan fasilitas ini, tem tersebut dikembangkan menjadi
koordinator dan empat karyawan.
sampah tidak terlihat sebagai benda pengelolaan sampah di tempat dengan
Mereka digaji oleh BEST. Karyawan ini
yang jorok dan bau, tapi terkelola de- menggunakan fasilitas yang diberi
bertugas sebagian berkeliling mengam-
ngan baik untuk menghasilkan sesuatu nama Material Row Fasilities (MRF).
bil sampah, sisanya mengolah sampah
yang sudah terkumpul.
yang baru yang bisa dimanfaatkan.
Sampah yang baru datang dima-
Tentang MRF
sukkan ke dalam keranjang-keranjang
Tanggapan Warga
Secara umum warga menyatakan luas 18 x 27 meter persegi. Bangunan itu
MRF berbentuk bangunan dengan
bambu. Sampah kemudian dipilah.
sangat terbantu dengan sistem pengelo- menggunakan kerangka baja dan atap
Sampah plastik dan non organik lainnya
laan sampah yang baru tersebut. ''Ini seng. Sekelilingnya dibangun tembok
seperti botol, kaleng, dan sebagainya
dipisahkan. Sampah ini nantinya diber-
sangat meringankan. Kita nggak usah
FOTO: BORDA
lagi repot-repot buang sampah ke lapangan (fasum),'' kata Nuryati, salah satu warga. Mereka juga mengaku de- ngan sistem ini kebersihan lebih ter- jamin karena tidak ada lagi tumpukan sampah yang menggunung yang me- nimbulkan bau tak sedap dan banyak lalat. ''Kebersihan jadi bagus,'' kata Ibu Eni warga lainnya.
Kedua warga ini mengaku besarnya kontribusi yang diberikan tidak terlalu mahal. ''Ya, itu termasuk sedang,'' kata Ibu Eni. Kontribusi ini lebih besar di- bandingkan iuran RT yang besarnya Rp.
3 ribu, dan lebih kecil dibandingkan iuran mushala yang Rp. 10 ribu. Kontribusi warga cukup besar, men- capai 90 persen. Kini warga yang ru- mahnya dekat dengan fasilitas MRF pun tak lagi menggantungkan sampahnya diambil petugas. Mereka datang sendiri membawa sampahnya. Walhasil sam- pah di perumahan itu tertangani sekali- gus jadi uang. MJ